12

14.1K 1.9K 58
                                    

Cuplikan Part :

Jujur saja, seorang Andrean Cudson tidak pernah mengajari atau menemani anaknya belajar sebelumnya. Lea belajar bersama beberapa Guru yang Andrean pekerjakan. Tak jarang sang Ibu menemani. Ia hanya terima beres.

Tidak juga Lea meminta untuk di temani. Anak itu lebih suka jalan-jalan dan bermain. Tidak seperti Cio sekarang, anaknya ini sendiri yang meminta diajari dan di temani ketika belajar.

Ia dengan senang hati mengiyakannya. Cio tidak banyak mau. Hanya sesuatu yang berkaitan dengan buku, dia terima suka rela, kelewat senang bahkan. Sedangkan mainan, Cio tidak akan menerima. Kalau di paksa menerima pun itu untuk adiknya.

"Kau tidak bekerja?"

Andrean yang tengah mengajari Cio dalam berhitung di kejutkan dengan kedatangan Marsha. Nampan berisi dua jus berwarna hijau di tangannya.

"Tidak apa. Aku bisa bekerja di malam hari"

Marsha diam. Ia fokus meletakkan kedua gelas yang ia bawa di meja belajar Cio.

"Aku tidak tahu kesukaanmu. Tapi Cio menyukai jus ini. Aku pikir kau juga suka"

"Terimakasih" jawab lemah Andrean, sejujurnya ia menahan sakit akibat denyutan di kepalanya. Malam kemarin dan tadi malam ia tidak mendapat tidur yang cukup.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya.."

"Kau pucat.."

"Aku.."

"Tidurlah Andrean. Kau butuh tidur" pinta Marsha sesaat setelah ia melihat lingkar hitam di sepasang mata Andrean.

"Tidur , Pa" Cio menatap Andrean. Anak itu mengerti kondisi sang Papa,

"Katanya Cio minta di temani?"

Cio menggeleng, "udah gak. Cio mau main sama Ara dan Izy aja"

"Baiklah, aku akan pulang..."

"Tidak baik berkendara di kondisimu seperti ini. Tidur disini. Itu pun kalau kau masih mau bertemu anak-anak"

Andrean menyunggingkan senyum tipis, ia melihat Cio keluar kamar dengan membawa minuman yang dibuatkan ibunya. "Kau mengancamku?"

"Tidak. Kau menyetir, nantinya kau bisa celaka" jawab Marsha seadanya. Jangan bayangkan keceriaan di wajah itu. Kesedihan masih kentara, walau telah di tutupi sedemikian rupa oleh sang empunya.

"Aku akan tidur disini. Terimakasih sudah perduli, Marsha"

"Aku hanya tidak ingin anak-anak kehilangan Papanya lagi"

Saat itu pula senyum di wajah Andrean hilang.

Pengganti 2 ( Selesai ✓ )Where stories live. Discover now