50

1.6K 173 12
                                    

Double up.. untuk menemani good reader sebelum memulai hari Senin esok pagi...

.

.

.

Happy Reading, Good reader..

.

.

.

Dilihatnya sang Ayah tengah duduk sembari membaca buku yang dibaca Taehyung sore tadi. Taehyung tersenyum hangat.

"Ayah.."

Sang ayah pun menghentikan kegiatan membacanya dan beralih pada sang anak. Melambai lalu menepuk sisi ranjangnya. Taehyung mengangguk pelan dan membawa kursi rodanya menuju ranjang sang ayah.

"Ayah sudah makan?" tanya Taehyung

"Sudah Tae. Tadi saat kau kembali ke kamar Ibumu sudah menyuapi ayah"

"Baiklah"

"Buku ini sangat bagus Tae. Dimana kau membelinya?"

Sang ayah bertanya cukup antusias pada sang anak.

"Buku itu dari Jungkook. Jika ayah ingin membacanya, akan Taehyung pinjamkan" Sang ayah menggeleng pelan

"Tidak. Ayah hanya terkesan dengan si pemeran utama."

"Tae juga Yah, si pemeran utama itu membuat Taehyung terkesan. Dia benar-benar orang yang hebat namun juga rapuh. Bahkan saat tak ada orang di sekitarnya yang menginginkannya dan membuangnya. Dia masih bisa sekuat dan setegar itu sampai akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang menganggapnya ada. Taehyung benar-benar menyukainya"

Sang ayah yang mendengar Taehyung bercerita panjang lebar tak lupa dengan cengiran cerianya membuat sang kepala keluarga itu ikut tersenyum juga. Anaknya itu benar-benar tau bagaimana caranya tersenyum dengan mata kecil namun tajamnya itu.

"Taehyung bisa menemani ayah tidur? Disini bersama ayah semalaman" Sang ayah menepuk sisi kanan ranjang itu.

"Apa tak apa yah? lalu bagaimana dengan ibu?" tanya Taehyung ragu

"Tak apa Ibumu tak akan dirumah sampai esok pagi"

Terlihat Taehyung masih ragu. Namun pada akhirnya dia mengangguk pelan.

"Kalau begitu mau ayah bantu naik ke ranjang?" Sang ayah sudah hendak turun dari ranjang hendak membantu Taehyung naik.

"Tidak Yah. Tae bisa sendiri. Kata Ibu ayah tak boleh banyak bergerak. Jadi tetap disitu saja."

"Tapi..."

"Tidak apa-apa yah. Taehyung bisa sendiri... sebelum itu, bisa ayah berikan ruang disisi kanan itu lebih lebar?" ucap Taehyung kembali. Dengan segera sang ayah menggeser tubuhnya ke sisi kiri ranjangnya. Bersyukurlah karena ranjang itu berukuran sangat besar.

Dengan perlahan dan susah payah Taehyung menaiki ranjang itu dengan usahanya sendiri. Sang ayah sedikit tertegun melihat perjuangan putranya yang dengan susah payah menaiki ranjang itu. Ingin rasanya dia mengulurkan tangannya untuk membantu Taehyung.

Namun bukan Taehyung namanya jika tidak keras kepala. Dengan keras dia menolak pertolongan sang ayah. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya juga bisa melakukan apapun dengan kekuatannya sendiri.

Akhirnya setelah bersusah payah hingga sedikit peluh di dahinya, Taehyung naik ke ranjang ayahnya. Sang ayah kemudian mengelus surai sang putra dan tersenyum hangat dengan tatapan sendu pada Tehyung.

"Lihat, Taehyung bisa naik sendiri kan yah?" sang ayah mengangguk

"Iya, anak ayah benar-benar hebat. Sekarang ayo tidur. Sudah malam" Taehyung mengangguk pelan lalu memejamkan matanya disamping sang ayah yang masih setia mengelus pucuk kepalanya lembut. Taehyung suka itu. Taehyung sangat-sangat menyukai perlakuan itu.

Tanpa perlu menunggu lama, Taehyung sudah terlelap. Terdengar jelas dengkuran pelan dari dirinya. Sang ayah pun akhirnya sama-sama ikut terlelap disampingnya.

Disamping itu, Jimin yang menengok dari sisi pintu kamar sang ayah juga ikut tersenyum. Meskipun ada sedikit rasa iri menyelimuti hatinya, namun dia menghiraukan itu. Karena demi saudaranya, apapun akan Jimin berikan.

"Selamat malam Yah, Tae."

.

.

.

Tengah malam itu, tiba-tiba pintu kamar sang ayah terbuka. Menampilkan perempuan paruh baya dengan wajah lelahnya. Sempat terkejut melihat pemandangan yang ia rasa sedikit manis itu.

"Mereka ini benar-benar" gerutunya.

Wanita paruh baya yang ternyata adalah sang Ibu pun memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri dan berpiyama.

Terlihat sang suami yang terngah memandangnya diam.

"Auh!. kau mengagetkanku!" ucapnya pada sang suami.

"Maaf. Kupikir kau akan kembali esok pagi. Jadi aku mengajak Taehyung untuk tidur bersamaku" terdengar dengusan pelan dari sang Ibu.

"Tak apa.." ucapnya singkat.

"Masih ada tempat disini. Kau bisa tidur disisi kanan Taehyung" ajaknya

"Tidak."

"Tak apa sayang, sekali-kali kita seperti ini. Lihatlah wajah Taehyung yang sepolos bayi ini. Benar-benar menggemaskan."

Sang Ibu pun memandang lekat wajah Taehyung yang tertidur layaknya seperti bayi itu. Tak bisa dipungkiri memang, 'anaknya' itu memang menggemaskan.

"Sekali ini saja sayang. Ini yang terakhir, hitung-hitung memanjakan Taehyung yang belum sempat kita manjakan" sang Ibu kembali terdiam.

Memang betul apa kata sang suami. Mereka sadar, terutama sang Ibu sendiri yang tak memperlakukan Taehyung seperti layaknya anaknya sendiri. Sejak kecil, Taehyung hanya diasuh oleh pengasuh yang mereka sewa. Karena mengingat Jimin juga seumurannya semasa itu, dan beranggapan jika sang Ibu tak bisa mengasuh sekaligus dua bayi dirumah.

Setelah cukup terdiam lama dan menghela nafas berulang kali. Akhirnya sang ibu mau menuruti permintaan sang suami. Perlahan-lahan dia menaiki ranjang di sisi kanan Taehyung dan ikut berbaring disampingnya.

"Terima kasih banyak sayang. Aku benar-benar mencintaimu"

.

.

.

"Jangan berterima kasih. Tidurlah. Selamat malam"

Mereka bertiga tertidur denga lelapnya dan Taehyung merasa senang. Karena mimpinya malam itu benar-benar indah, entah mengapa.

.

.

.

.

So? (The END)Where stories live. Discover now