#1

331 18 2
                                    


Dhara

"Dhara!" teriakan melengking terdengar di sepanjang koridor, diikuti dengan suara derap kaki yang berlari. Berisik.

Tanpa menoleh ke arah datangnya suara, Dhara langsung tahu, siapa yang akan datang. Ia tetap fokus membereskan buku absensi harian, ketika perempuan mungil yang menimbulkan kegaduhan itu berdiri di depannya.

"Kenapa lagi, Pril?" tanya Dhara dengan suaranya yang bosan.

April dengan semangatnya duduk di depan meja Dhara. Wajahnya berseri-seri. Entah gosip apa lagi yang akan disampaikannya kali ini.

"Ganteng banget!" seru April dengan mata penuh khayal. Ia bicara sambil membetulkan rambut bobnya yang berantakan diterpa angin.

"Siapa?"

"Anak baru!"

"Anak baru?"

"Itu lho, yang gue ceritain dua hari lalu."

Oh, murid pindahan itu.

"Tadi gue sama Lisa ikutan yang lain ngintip di ruang Kepsek. Gue lihat sendiri! Badannya tinggi, kakinya jenjang, garis mukanya cowok banget. Keren deh pokoknya, Dhar!"

Dhara hanya menyiritkan dahi mendengar komentar April. "Kakinya jenjang? Dia cewek? Kayak peragawati aja."

April hanya mendelik ke arah Dhara sambil membetulkan poni yang sudah terlekuk rapi. "Yee, orang cowok ganteng kenapa jadi peragawati, sih."

Akan tetapi waktu itu, Dhara sudah tidak menyimak perkataan April. Matanya jatuh pada aktivitas olahraga di luar kelas. Sosok yang ada di sanalah yang mengalihkan pikirannya.

Thomas.

Ketua OSIS yang penuh mengisi hati Dhara akhir-akhir ini. Badan tinggi dengan dada yang bidang membuat membuatnya terlihat lebih jelas di antara kerumunan orang. Thomas sedang tertawa dengan teman laki-lakinya yang lain sambil berlari keliling lapangan. Saat melihat senyum Thomas yang lepas di bawah sinar matahari, Dhara ikut tersenyum juga.

Bagi Dhara, pacaran dengan bintang sekolah rasanya terlalu unreal. Apalagi waktu Thomas mengakui sendiri bahwa ia sudah memperhatikan Dhara sejak lama. Siapa sangka orang seperti Thomas—yang selalu mengedepankan kehidupan akademik dan aktivitas OSIS—ternyata menaruh perhatian pada cewek, terlebih kepada Dhara.

Seakan-akan tahu sedang diperhatikan, Thomas melihat ke atas dan melambaikan tangan pada Dhara.

Tak kuasa menahan senyum, Dhara pun tersipu. Gadis itu menghiraukan April yang dari tadi bercerita panjang lebar tentang calon idola baru di sekolah.

"Woi, dengerin gue nggak, sih?" tanya April kesal.

Dhara yang masih melihat ke arah jendela dengan santainya menjawab, "Nope, nggak sama sekali."

April cuma bisa menatap temannya sambil memutar bola mata. "Geez, love birds..."

Ketika Dhara masih asyik melihat ke luar jendela, ia tidak sadar bahwa Bu Agatha, wali kelasnya, membawa seseorang masuk. Suasana kelas mulai gaduh.

"Tenang semuanya," ucap Bu Agatha. "Kali ini kita kedatangan murid baru, ya."

Kelas semakin gaduh oleh bisikan-bisikan keras. April dengan semangat langsung menarik baju Dhara supaya temannya itu melihat ke depan. Dengan jengkel, Dhara menoleh dan mengikuti arah tatapan April yang berbinar-binar.

Di depan kelas, sudah ada seorang cowok bertubuh jangkung. Secara keseluruhan, cowok itu tampak kurus, tapi siluet tangannya terlihat atletik. Seragamnya terlihat masih sangat baru karena bahan yang masih kaku dan warna keunguan pada kemejanya belum pudar. Name tag pada seragamnya pun belum terpasang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Saga, dalam sangkal kujatuh cintaWhere stories live. Discover now