Kita tidak pernah punya malam minggu untuk diceritakan
Semua malam sama berlalunya, Waktunya berkemas, pulang dan lelah.
Tak ada bianglala untuk menikmati hiruk pikuk pasar malam, karena pikiran kita sudah ramai oleh daftar harga sayur mayur sepuluh tahun mendatang.
Tak ada permen kapas dan es krim, karena kita lebih suka menyesap kopi sambil memandang layar monitor yang tak pernah redup.
Tak ada genggaman dan pelukan mesra menyusuri lampu-lampu kota, karena kita lebih memilih saling memandang sambil bergumam dalam hati,
Malam minggu bukan tanda kesempurnaan kita.
Tetapi 'aku mencintaimu', maka diriku terasa lengkap.
Sidoarjo, 22-02-2020