5 - menerka

83 15 10
                                    


"Anak-anak terimakasih atas kerja keras kalian. Ibu bangga sama kalian.

Semoga di proyek selanjutnya kalian bisa mengembangkannya lagi."


Sementara kelas diisi dengan keheningan dan kesedihan.

"Ibu tahu kalian lagi sedih karena kedua teman kalian Erin dan Vina sudah berpamitan terlebih dahulu."

Walaupun sifat mereka agak menjengkelkan,

tetapi keberadaan mereka telah mengisi suasana kelas menjadi lebih hidup.


"Ibu ingin kalian tahu bahwa hidup akan terus berjalan. Kita tidak tahu kapan Maha Kuasa akan memanggil kita..

Maka dari itu mari kita lakukan semua hal yang ada di dalam hidup dengan maksimal."

Tiba-tiba ada salah satu siswa mengangkat tangannya dan bertanya..

"Maaf bu, kalo boleh tanya..
Bagaimana kejadian mereka meninggal?"


"Mmmm..Ibu sebenarnya tidak di kasih tahu oleh keluarganya.
Mereka hanya bilang bahwa tidak akan disebarkan kejadiannya."


Setelah ucapan tersebut mendadak keheningan menyeliputi lagi.


"Yasudah,kita tidak boleh bersedih terus-terusan. Mari kita lanjutkan pelajaran kita."


....


Rico dan Dina seperti biasa duduk di bangku taman belakang sekolah saat istirahat.

Dina yang sedang memakan roti tawarnya ditemani oleh Rico yang sedang memakan cilok.

Tiba-tiba saja Dina membuka suaranya.


"Ric"

"Ya mmmhHmm..?"

"Kira-kira kenapa ya keluarganya Erin sama Vina nggak mau kasih tahu kejadian-"


"UHuk..uhuk..Ekm"

"Eh kamu nggak apa-apa kan?"

"Ekm..ya mungkin itu privasi mereka.Mereka mungkin mau keep sendiri."


"Oo..tapi aku penasaran sih Ric."

"Aku sebenernya juga, cuman yaudah lah ya..."

Mereka berdua penasaran atas kejadian kematian Erin dan Vina.


Kedua insan tersebut menerka-nerka kejadian teman mereka.

𝐃𝐢𝐧𝐚 𝐅𝐢𝐣𝐢 [ENDED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang