Wattpad Original
This is the last free part

Bab 5: Ciuman Pertama

8.1K 235 8
                                    


Suki tidak bisa ingat bagaimana dia bisa melewati beberapa hari setelahnya. Dia melewati rangkaian pengaturan pemakaman orang tuanya seperti mesin otomatis, dingin dan tidak berperasaan. Dia mengira mengucapkan selamat tinggal akan sulit. Paling tidak, karena seluruh hidupnya berputar di sekitar mereka. Namun, saat api melahap tubuh mereka dan mengubah mereka menjadi abu, matanya tetap kering. Bahkan fakta bahwa dia benar-benar sendirian—sekarang—tidak mengganggunya.

Kekosongan. Itu satu-satunya hal yang tersisa. Dia tidak memiliki apa pun lagi untuk diberikan.

"Hei, Suki! Apa kamu ada di dalam?"

Sebuah ketukan di pintu membawanya kembali dari pikirannya. Dia tidak sering melihat Devin karena pria itu sering pergi pagi-pagi dan pulang ke rumah saat Suki sudah berada di kamarnya. Di sisi lain, itu hal bagus karena gadis itu tidak dalam perasaan yang ingin berbincang sopan.

"Ya, aku di sini," ujarnya saat membuka pintu menuju ke kamarnya. "Ada apa?"

"Terasa seperti sudah lama sekali aku tidak melihatmu meski kita tinggal di rumah yang sama," ujar Devin dengan cara menggodanya seperti biasa.

"Yah, aku sibuk dan kamu juga, jadi..."

"Itu benar. Apa kamu sudah memindahkan barang-barangmu ke sini?" tanyanya saat ia melihat ke arah ruangan di belakang gadis itu.

Dia membuka pintu dengan lebar dan membalas, "Ya! Aku membawa bajuku dan beberapa barang lainnya. Tidak terlalu banyak, jadi aku harap kamu tidak keberatan jika aku menyimpannya di sana untuk sekarang."

"Tentu, bukan masalah," ujarnya sembari mengambil sesuatu dari saku denimnya dan diserahkan ke arah gadis itu.

"Omong-omong, ini ponsel lamaku. Aku tidak membutuhkannya lagi, jadi itu milikmu," ujar Devin sambil memainkan ponsel itu di tangannya. "Aku sudah menyimpan nomorku, jadi akan lebih mudah untuk mengontak satu sama lain."

Meski ia berkata itu ponsel model lama, dia tahu itu model yang cukup baru.

"Devin, kamu sudah memberi banyak dengan membiarkan aku tinggal di sini. Aku tidak mungkin menerima lebih."

"Tidak apa-apa, sungguh," paksanya sembari meletakkan ponsel di tangan gadis itu. "Aku membutuhkan cara untuk menghubungimu. Untuk jaga-jaga, kautahu? Terlebih lagi, aku tidak memakainya lagi, jadi ambil saja."

Dia mengambil ponselnya dengan ragu, tidak memiliki alasan untuk berargumen. "Oke, terima kasih, tapi aku akan mengembalikan ini setelah lima bulan."

"Omong-omong, kamu sepertinya sibuk dan aku tidak ingin menyita waktumu. Ibuku mengundangku untuk makan malam Sabtu ini. Aku berencana untuk mengenalkanmu padanya, tidak apa-apa?"

Secepat itu? Keringat muncul di telapak tangannya. Dia mengelapnya ke denim miliknya. "Aku... Aku kosong hari Sabtu."

"Bagus." Devin mundur dari pintu dan berjalan menjauh.

"Devin, tunggu!"

Dia berhenti dan berbalik.

"Um... tidakkah kita harus berlatih tentang apa yang akan kita katakan?"

"Apa kamu punya waktu sekarang? Aku belum makan malam, jadi aku berniat untuk menghangatkan makanan dan mendiskusikan detail sambil makan malam. Makanan yang kamu buat sungguh enak."

Ketika dia tersenyum seperti itu, sulit bagi gadis itu untuk tidak membalas senyumnya.

"Terima kasih! Aku senang kamu suka makanannya. Tentu, kita bisa membicarakannya sambil makan malam. Aku sudah makan, tapi aku akan suka secangkir teh."

icon lock

Show your support for Meixia (美夏), and continue reading this story

by Meixia (美夏)
@MeiSummer
Ditendang dari rumah yang penuh dengan kekerasan, Suki berpura-pura m...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 26 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @MeiSummer.
Kamar Untuk Cinta Pura-pura KuWhere stories live. Discover now