Rasdianaisyah

Lepas BAB 26 sudah update, yaaa ....
          	
          	https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-26-701940
          	
          	***
          	
          	Renjana menutup mata perlahan dan ... ia tak ingat apa pun lagi. Hal terakhir yang dilihatnya sebelum terpejam hanya bayang-bayang hitam yang datang dari kejauhan dan makin mendekat.
          	
          	Malaikat. Renjana yakin betul. Ia mengulurkan tangan, siap menyambut, tetapi kedadarannya keburu hilang sebelum tangan sang malaikat berhasil meraihnya.
          	
          	Ya, Renjana mungkin sudah mati.
          	
          	Bukan surga. Renjana tahu. Tuhan tak akan memasukkan hamba tidak tahu diri yang memilih memaksa mati dengan membunuh dirinya sendiri ke dalam surga. Tak akan. Pun tak apa. Bagi Renjana, lebih baik neraka ketimbang harus satu surga dengan anak Argani. Renjana tak akan pernah sanggup menatap mata anak itu.
          	
          	Namun, semoga neraka tidak lebih buruk dari penjara lelaki tersebut. Semoga. Hanya itu pinta Renjana. Semoga kali ini Tuhan mengabulkan.
          	
          	

Rasdianaisyah

Lepas BAB 26 sudah update, yaaa ....
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-26-701940
          
          ***
          
          Renjana menutup mata perlahan dan ... ia tak ingat apa pun lagi. Hal terakhir yang dilihatnya sebelum terpejam hanya bayang-bayang hitam yang datang dari kejauhan dan makin mendekat.
          
          Malaikat. Renjana yakin betul. Ia mengulurkan tangan, siap menyambut, tetapi kedadarannya keburu hilang sebelum tangan sang malaikat berhasil meraihnya.
          
          Ya, Renjana mungkin sudah mati.
          
          Bukan surga. Renjana tahu. Tuhan tak akan memasukkan hamba tidak tahu diri yang memilih memaksa mati dengan membunuh dirinya sendiri ke dalam surga. Tak akan. Pun tak apa. Bagi Renjana, lebih baik neraka ketimbang harus satu surga dengan anak Argani. Renjana tak akan pernah sanggup menatap mata anak itu.
          
          Namun, semoga neraka tidak lebih buruk dari penjara lelaki tersebut. Semoga. Hanya itu pinta Renjana. Semoga kali ini Tuhan mengabulkan.
          
          

Rasdianaisyah

BAB 25 Lepas sudah update, yaaa ....
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-698682
          
          ***
          
          "Kamu benar mencintaiku kan, Ga?" tanya Renjana di sela isak.
          
          Suara desah Dirga terdengar panjang. "Kenapa kamu masih bertanya?"
          
          "Kamu mau menikah sama aku kan?"
          
          "Jan--"
          
          "Tolong jangan pikirkan yang lain. Sepuluh tahun, Ga. Apa artinya sepuluh tahun ini?!"
          
          "Tapi ayah kamu--"
          
          "Papa bahkan tidak peduli dengan perasaanku. Kenapa aku aku harus peduli?"
          
          "Terus mau kamu apa?"
          
          "Kita kawin lari, ya!"
          
          

Rasdianaisyah

Lepas BAB 24 sudah update, yaaa...
          Kuy ke karyakarsa ^^
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-24-695735
          
          ***
          
          "Argani." Renjana mengulang nama itu sekali lagi. Tampaknya ia sudah mulai mengingatnya dilihat dari ekspresi wajah dan tatapannya yang menelisik sang lawan bicara dari ujung kepala sampai kaki. Dia lalu menggeleng pelan. "Argani yang gendut itu?"
          
          Yang gendut itu. Uh, kenyataannya memang demikian, tetapi kenapa Argani tak senang? Ternyata begitu kenangan Argani dalam  pikiran wanita itu. Sama sekali tak berarti.
          
          Argani mengedik, berusaha tak menampakkan rasa tidak senangnya. "Saya diet."
          
          Renjana berdecih. "Jadi kamu yang membuat Papa menarik restunya dari Dirga? Dan kamu pikir, hanya karena sekarang kamu sudah kurus, aku akan mau? Picik sekali!"
          
          

aromapetrikor

@Rasdianaisyah hwaa penasaran bgt sama kelanjutan setelah Renjana bangun, flashbacknya masih banyak kahh? wkwk
Reply

Rasdianaisyah

BAB 23 Lepas sudah update, yaaa ....
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-23-692721
          
          ***
          
          
          "Ikut calon suami itu, Mas." Salah seorang montir yang sedang membetulkan mobilnya berceletuk. "Mbak Renjana sudah ada yang punya, jadi percuma digoda, nggak bakal mempan!"
          
          Hujan sudah reda sejak tadi. Tetapi kenapa Argani merasa ada petir menyambar kepalanya seketika. Sangat keras dan ... terasa menyengat sesuatu di balik dadanya. Sesak sekali.
          
          Renjana sudah punya calon suami.
          
          Calon suami.
          
          Tenggorokan Argani sakit saat iya menyahut, "Oh ya? Karyawan di sini juga kah?"
          
          Renjana tampak malu-malu untuk menjawab. Ada rona merah samar di sepasang pipinya yang terangkat saat tersenyum.
          
          "Calon suami Mbak Jana mah bukan karyawan, tapi pemilik bengkel ini."
          
          "Selamat kalau begitu," ujar Argani dengan nada getir. "Kapan rencana pernikahannya?"
          
          "Mereka terhalang restu." Montir lain ikut nimbrung.
          
          

fafelove_

Kak carita seindah rasa gak dilanjutkan? Walaupun di platform karya karsa ngga masalah kak. Digantung trs gaenak plissss

fafelove_

@ bocahdiemajah  oke kak, terimakasih 
Reply

Rasdianaisyah

@bocahdiemajah itu sudah tamat sejak lama, dan udah beberapa kali republish. Kalau kakak mau baca bisa cari di karyakarsa ya, cari saja di akun profil saya ^
Reply

Rasdianaisyah

Lepas BAB 21 sudah update, yaaa...
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-21-686719
          
          ***
          
          Renjana masih menangis saat Argani masuk. Laki-laki itu tidak mengatakan apa pun. Dia hanya duduk di sisinya tanpa suara, lalu memberikan pelukan. Begitu saja.
          
          Dalam keadaan normal, Renjana pasti memberontak ingin lepas. Tapi saat itu, tidak. Ia butuh ini. Sangat. Pelukan, yang bahkan tidak diberikan oleh orang tuanya. Tangis Renjana pun makin menjadi, memecah sunyi di ruang kamar yang biasa sepi.
          
          Renjana menyandarkan kepalanya di dada bidang Argani, mencari tempat ternyaman sebelum kemudian menjerit tertahan, berusaha melepaskan seluruh rasa sakit yang terpendam sekian lama. Lupa, bahwa yang mendekapnya kini adalah manusia yang paling ia benci di dunia.
          
          Dan untuk kali pertama setelah ingatannya kembali, Renjana merasa pelukan Argani cukup ... hangat.
          
          Entah berapa lama mereka dalam posisi itu. Yang pasti, Renjana jatuh terbuai. Hal terakhir yang diingatnya, Argani memgelus lembut rambut wanita tersebut sambil berbisik, "Kamu pasti lelah. Tidurlah. Aku tidak akan ke mana-mana."
          
          

Rasdianaisyah

BAB 20 Lepas sudah update, yaaa ...
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-20-683463
          
          ***
          
          "Obsesi kamu sudah berlebihan kali ini, Argani. Bagaimana pun aku juga wanita. Sedikit banyak aku paham perasaan Renjana. Seharusnya kamu tidak sampai sejauh ini."
          
          "Dan tidak seharusnya kamu berusaha merayu suami sahabat lamamu sendiri."
          
          Kalimat tersebut berhasil membuat raut wajah Chintya berubah. "Aku sedang tidak merayu!"
          
          "Hanya berusaha mempengaruhiku agar melepaskan Renjana kan? Lantas setelah itu apa? Berpaling padamu?"
          
          "Sialan kamu, Argani!"
          
          "Memang itu yang kamu inginkan, Chintya. Aku tahu. Lalu, apa bedanya kita? Melakukan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dan kamu menyebut perasaanku obsesi? Lucu sekali!"
          
          

Rasdianaisyah

Lepas BAB 18 update, ya ...
          
          https://karyakarsa.com/Rasdianaisyah/bab-18-677242
          
          ***
          
          Renjana hanya ingin menjadi temannya. Teman. Tak lebih dari itu. Selama ini gadis itu hanya merasa kasihan pada Argani yang selalu sendirian.
          
          “Maaf, Argani,” ujar Renjana sekali lagi.
          
          Sial. Kenapa dia harus meminta maaf berulang kali? Hati Argani yang terluka, menjadi mudah kesal. Ia mengedik seraya mengalihkan perhatian ke sembarang arah, tanpa benar-benar fokus pada satu apa pun.
          
          Ini cukup ... memalukan. Tidak, bukan cukup, tapi sangat. Sangat.
          
          “Tak masalah,” sahut Argani dengan nada tenang yang dibuat-buat. “Dan tidak perlu meminta maaf. Seharusnya aku yang melakukan itu. Maaf karena sudah salah kira. Maaf, Renjana.” Lalu pemuda itu pun berbalik dan pergi ke sisi lapangan dengan langkah lunglai, menyeret harga dirinya yang nyaris tak bersisa. Mic yang semula ia pinjam, dikembalikan pada pemandu acara yang juga tampak menahan tawa. Di belakangnya, teriakan ‘Huuuu’ panjang mengiringi.