@ kediamanbiru Lelahnya rutinitas dan ketemu orang dengan beragam gak enaknya, jadi membuat tiap kali aku masak untuk dagangan 'asal jadi aja', 'asal gak nurunin kualitas', 'asal jaga higenis aja', 'asal gaada komplain aja'. Dan tebak apa? Cerita kaka nyentil ke ulu hati.
Ternyata selama aku dagang, aku lebih banyak masak 'gak pakai hati' nya. Dulu memang iya, di awal jualan ramai, aku masih semangat 45 fokus gimana cara nya untuk ningkatin kualitas lagi, gimana biar bumbunya tambah enak, sambil mikirin wajah puas senang pelangganku makan daganganku. Itu yang berbeda dari aku sekarang. Gak pernah terbayang lagi wajah orang-orang itu. Sekarang lebih banyak fokus ke kekhawatiran, letih, cucian piring numpuk dan jenuhnya liat rumah kotor habis masak-masak.
Jadi terima kasih kak, terima kasih banyak banget. Sudah ingetin aku tentang inti masak itu bukan hanya tentang teknik dan bahan aja. Tapi juga perasaan yang dituang ke dalamnya. Aku akan lebih menghargai masakanku dan orang-orang yang memakan masakanku untuk ke depannya.
Gimana kabar kaka hari ini? Semoga baik ya ka. Semoga kaka selalu dalam lindungan Allah, dan semua kebaikan yang kaka tebar seperti debu peri dilipatgandakan lebih banyak di akhirat kelak aamiin. Always wish you the best:)♡
Nb: aku sebenernya sedikit berharap kaka bisa sertain resep masakannya. Terutama chawan mushi(?). Aku baru pertama kali dengar dan keliatannya enak. Jadi pengin recook hehe:D