Part 3

12 2 0
                                    


Rambut terurai diterpa angin, fajar menyingsing sebagai bel yang menyerukan dimulainya hari baru setelah kemarin. Setiap makhluk hidup mulai melakukan aktivitas layaknya biasa.

Keluarga kecil Lani tengah sibuk menyiapkan dirinya untuk berangkat ke bandara, karena dua hari lagi pelatihan bagi penerima beasiswa ke negeri ginseng akan dimulai. Setelah melengkapi semua keperluannya, Lani siap berangkat.

"Hati-hati di tanah orang Nak, jangan terlalu memaksakan diri. Kami menantimu pulang." pesan ibunya.

"Jangan lupa makan, jaga kesehatan." tambah ayahnya.

"Kakak kapan pulang? Kita belum memanen jagung dari kebun," keluh adik kecil Lani.

Lani mengusap kepala adiknya pelan. Membuat adiknya makin enggan membiarkan kakaknya itu pergi. Si adik memeluk pinggang Lani erat. Kedua orang tua mereka ikut merasa tidak rela membiarkan Lani pergi.

"Ayolah, kakak bukannya tidak bisa pulang sama sekali kan? Saat liburan kakak pasti pulang. Tenang saja." ucap Lani mantap.

Akhirnya mereka berpisah, Lani meyakinkan dirinya bahwa ia harus kembali dengan perolehan baru. Setidaknya ada yang harus berubah dari dirinya. Jadi saat ia kembali, Lani bisa memperlihatkan bahwa perpisahan mereka tidak sia-sia hari ini.

Namun harapan seringkali menjadi angan manis yang menghancurkan pemiliknya. Tak berselang lama dari pindahnya Lani ke kota lain, keluarga kecilnya itu ditimpa musibah. Menyisakan pilu serta rasa sesak, sebab ia tidak bisa menepati janjinya kala pergi.

♤♤♤♤♤

"Wajar saja Sejin-Hyung sangat membanggakan Daehyun di depan PDNim. Rupanya ia sangat berbakat. Dan jurusan kuliahnya tidak terlalu terikat dengan pekerjaannya di sini." komentar Rapmon.

"Ah, dia bisa mahir di bidang ini karena ayahnya. Ayah Daehyun seorang fotografer. Dae sudah mahir memainkan kamera sedari sekolah dulu." imbuh Minje.

Disaat mereka sibuk bercakap, para staf termasuk Lani sudah mulai latihan. Lani menyesuaikan gerakan dengan staf lain sembari mengingat tarian lama yang pernah ia bawakan.

Ketika Lani mulai mengikuti irama musik, Kyuhe menutup bukunya dan mengamatinya. Ia sudah terpukau oleh sosok Lani. Kyuhe ingin merekam Lani saat itu. Namun ia takut dibenci Lani karena mengambil video tanpa izin.

Karena itulah setelah musik pertama usai, Kyuhe menghampiri Lani sambil menyerahkan minuman. Para staf kembali berdeham dan hendak menggoda Lani lagi. Sebelum itu terjadi, Lani menyeret Kyuhe kembali ke sudut.

"Daehyun-ssi, bolehkah saya merekam Anda saat menari nanti?"

"Untuk apa? Saya bukan grup idol."

"Anda tidak harus menjadi idola hanya untuk direkam, Daehyun-ssi." Kyuhe tertawa.

Lani tampak berpikir. Mungkin saja Kyuhe ingin merekam Bangtan namun ia malu dan akhirnya berkata bahwa ia ingin merekam Lani. Itulah pikir gadis berkacamata dengan rambut pendek tersebut. Lani mengusap kepala Kyuhe.

"Tidak apa, jika Anda ingin merekam BTS-nim, saya akan menyampaikannya."

"Bukan, bukan itu. Saya bukan seorang A.R.M.Y dan saya benar-benar hanya ingin merekam Anda."

"Hhaa, daripada merekam saya menari dengan penuh keringat, lebih baik kita foto bersama saja nanti." ajak Lani.

Ini kejadian langka. Seorang Lani dengan sosok Daehyun yang biasa tampil dingin tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang pengertian dan hangat. Kyuhe merasa sangat bersyukur ikut ke sana. Gadis itu mengangguk cepat lalu tersenyum senang.

AN. ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang