Bergabungnya Lia menjadi anggota T.G.T.F. menjadi berita dengan sorotan terbanyak di kalangan anak-anak ABB48. Kabar itu terus dibahas dari mulut ke mulut hingga mendapat predikat sebagai supertop trending topic. Pembicaraan itu bertengger di puncak teratas berita paling panas seantero Angkatan 48.
Lia hanya bisa menghela napas pasrah selama di kampus. Semua mata tertuju padanya, semua mulut membicarakannya, entah di mana pun itu. Seharusnya Lia sudah tahu risiko bergabung dengan T.G.T.F. sejak awal. Lia terbuai dengan keramahan mereka hingga melupakan fakta bahwa mereka semua masuk ke dalam jajaran para selebriti kampus. Termasuk ketiga sahabatnya; Aruni, Ayu, dan Prima. Memutuskan untuk menembus circle mereka sama saja menjebak diri di ladang magnet penarik perhatian.
Tapi ada satu yang tetap membuat Lia tersenyum, yaitu teman-temannya, anggota T.G.T.F. itu sendiri. Mereka semua memang populer, para artisnya kampus, tapi mereka tetaplah mereka. Mereka tetaplah perkumpulan anak muda kelebihan humor seperti saat Lia pertama kali mengenal mereka. Tidak ada yang berubah. Satu-satunya yang berubah adalah status pertemanan mereka yang kini jadi sahabat.
Mereka selalu melindungi Lia dari senggolan netizen yang budiman. Mereka tidak sedang pencitraan. Mereka betulan tulus melindungi Lia, dan Lia bisa melihatnya lewat tindakan mereka yang sangat natural tanpa dibuat-buat. Itu membuat Lia tersentuh dan kagum pada saat yang bersamaan. Padahal Lia ini bukan siapa-siapa sebelumnya. Lia hanyalah gadis yang tidak sengaja dikenal di kalangan anak-anak Degaf karena berteman dengan Aruni, Ayu, dan Prima. Hanya itu. Tapi mereka menjaga Lia seolah mereka sudah berkawan dengan akrab sebelumnya.
Khususnya Juna. Entah bagaimana cara Lia menjelaskannya. Mereka menjadi jauh lebih dekat dari sebelumnya. Ditambah mereka sering menghabiskan waktu bersama di perpustakaan utama nyaris setiap harinya. Mengingat keduanya yang sama-sama menjadikan perpustakaan sebagai tempat pelarian. Sebuah kedekatan yang sebelumnya terdengar sangat mustahil tapi sekarang begitu nyata. Jenis mahasiswa pentolan seperti Juna yang selalu mendapat perhatian dari sekitarnya dengan mahasiswa baik-baik seperti Lia yang tidak pernah terbiasa dengan kata 'pusat perhatian'.
Seminggu ini seluruh mahasiswa ABB disibukkan dengan jadwal UAS. Pembelajaran semester pertama akan berakhir sebentar lagi, dan libur panjang segera menanti. Meskipun berupa akademi kesenian yang bertujuan menghasilkan lulusan berkualitas untuk terjun ke dunia seni atau hiburan, hal itu tidak menyurutkan semangat persaingan antarmahasiswa di bidang akademik. Semuanya berlomba-lomba untuk bisa masuk ke seratus besar peringkat paralel seangkatan, atau bahkan seantero kampus. Tingginya tingkat persaingan di ABB membuat para mahasiswanya tidak bisa bermain-main.
Hari terakhir UAS.
Ini sudah sejam sejak selesainya penilaian di hari terakhir UAS. Anggota T.G.T.F. masih berada di area kampus, di kafetaria tepatnya. Mereka sengaja menunggu lorong-lorong sepi, koridor-koridor lengang, menunggu semua mahasiswa sudah pulang. Selain karena itu, mereka juga tengah membahas sesuatu.
"Jadi, kapan kita liburan bareng perdana berdua belas?" Hilmi membuka 'rapat'.
"Mending liburan semester ini aja nggak, sih?" Ayu mencoba memberi saran.
"Gue setuju liburan semester ini. Kalo liburan semester dua selalu barengan sama lebaran. Kasian yang anak-anak rantau juga, kan, harus balik ke rumahnya," sahut Javier.
"Iya liburan semester ini aja. Nyokap gue kalo H-7 lebaran gue belum mudik langsung disamperin ke kostan anjir!" timpal Hanafi.
"Maaf tanya random. Emang di antara kalian yang anak rantau siapa aja?" tanya Lia penasaran.
Felix menunjuk dirinya sendiri, Hanafi, dan Fathan.
"Felix dari Palembang, Hanafi Semarang, Fathan Bandung," jawab Aruni dengan lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABBLS | #3 I.J.U.
Fanfiction⚠ SERIOUS WARNING : KEPADA PARA PLAGIATHOR, PENGANUT BIM, ORANG KUKER YANG BISANYA NGEJULID DOANG, DAN OKNUM 'BOCIL' YANG NGGAK BISA BEDAIN MANA FIKSI MANA REALITA, DILARANG KERAS UNTUK MENDEKAT! • Laskar Arjuna Dewantara, si tampan penyandang gela...