Cilok vs Perabot

13 6 0
                                    

Beberapa hari berlalu. Lina yang sudah selesai menyiapkan dagangannya di bawah bersiap untuk berangkat. Saat membuka pintu,secara kebetulan Kim Ryu, si tukang perabot juga keluar dari rusun miliknya.  Tentu saja hal ini membuat Lina girang.

Dia menyempatkan diri untuk mengobrol dengan lelaki itu. Setelah merapikan diri, Lina berjalan beberapa langkah agar lebih dekat dengan Kim Ryu.

"Selamat pagi, Kim...," sapanya dengan logat yang tidak biasa.

Kim Ryu tentu mengenali suara itu. Hampir setiap hari dia mendengarnya, karena Lina sering bernyanyi sesuka hati. Terutama saat mandi dan suaranya jauh dari kata merdu. Kim Ryu kerap tertawa kala mendengarnya.

"Selamat pagi, Kak." balasnya hormat.

"Kamu ini, kalau memanggilku kenapa tidak ada manis-manisnya." protes Lina. Dia tidak suka dengan panggilan itu. Dia merasa beberapa tahun lebih tua hanya karena panggilan.

"Lalu Kakak ingin dipanggil apa?" Bukan Kim Ryu namanya kalau tidak sabar saat menghadapi wanita seperti Lina.

Lelaki itu memaklumi. Dia juga sudah tebiasa dengan banyaknya wanita yang mengejarnya. Wajah yang dimilikinya sekarang seperti kutukan. Kim Ryu merasa hidupnya sangat tidak nyaman.

"Panggil aku, Lina. Lina saja.  Bukankah lebih manis?"  Lina berjalan lebih dekat ke arah lelaki itu. Secara otomatis Kim Ryu lebih memilih untuk mundur beberapa langkah.

"Ba-baik Lina. Kalau begitu, bolehkah aku berangkat sekarang?" Kim Ryu berusaha mengalihkan perhatian Lina tehadapnya.

#Day17
#30DWCjilid27

Rusun Gibah SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang