𝐞𝐥𝐞𝐯𝐞𝐧 : 𝐡𝐨𝐰 𝐭𝐡𝐞𝐲 𝐰𝐨𝐫𝐤

1K 303 121
                                    

Selamat membaca💅

Beberapa menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit yang lalu ...

"Tab gue ada di mana ya," Haechan berjalan-jalan sepanjang hallway mencari letak tabletnya.

Dia udah jarang banget megang tab. Sekalinya butuh ya gini. Dicari kemana-mana gak ketemu.

"Gue tau, iya gue tau. Gue tau lo sakit ati, 'kan gue anggurin? Lo nyembunyiin diri lo dari jangkauan gue sebagai bentuk rasa kesal lo kan? Supaya nanti gue nyesel nangis-nangis merasa tersakiti kehilangan lo, baru deh lo muncul dengan sombong," Haechan bermonolog seakan-akan sedang berbincang dengan tab-nya.

"Tapi gak gini cara mainnya, tab. Iya gue tau lo sakit hati. Tapi lo sendiri gak mikirin gue apa? Gue juga capek jalan sambil ngomong sendiri gini. Lo gaada niatan apa unjukin diri lo?" lagi, Haechan bermonolog seperti orang gila.

Dia kemudian tiba di ruangan selanjutnya. Iya, dia ngecek semua ruangan buat nyari tab-nya. Bisa diliat rasa cinta dan ketulusan Haechan? It's not a joke. Sekarang ia sudah tiba di reaktor.

Lelaki tersebut pun membuka pintu reaktor seraya bermonolog lagi, "gue tuh gamau--"

Seketika Haechan berhenti bermonolog setelah melihat pemandangan di hadapannya.

Seorang pemuda nampak mengeluarkan lidah panjangnya lalu menebas leher seorang wanita yang ada di hadapannya.

Kepala wanita tersebut pun menggelinding ke arah Haechan, berhenti tepat pada ujung sepatu lelaki tersebut.

Mata Haechan membulat, "S-Seoyeon ...."

Sungguh lidah Haechan kelu. Ia ingin segera berlari namun kakinya enggan bergerak. Urat sarafnya terasa mati.

Sementara pemuda yang keji tadi kembali memasukkan lidah panjangnya lalu memutar kepalanya 180° ke arah Haechan.

"Welcome home, Haechan," ia tersenyum manis seakan-akan tidak ada ketakutan ataupun rasa bersalah sama sekali.

Untuk kedua kalinya Haechan merasa jantungnya ingin jatuh ke bawah setelah melihat siapa monster di hadapannya ini.

"Na Jaemin?" lirih Haechan hampir tidak bersuara.

"Napa tegang banget brou? Sanslah, duduk dulu sini ayo," Jaemin mendaratkan bokongnya pada sebuah kursi lalu menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

"Jaem--lo?" tunggu, otak Haechan sedang mencoba untuk mencerna semuanya.

Dan barulah ia sadar.

"JADI SELAMA INI? ASTAGHFIRULLAH JAEMIN KAMU BERDOSA BANGET," seru Haechan tidak slow lalu segera berlari keluar dari ruangan.

Jaemin tersenyum miring lalu mendesah pelan, "cape anjing showtime lagi."

Lalu pemuda tersebut segera berdiri dan berjalan mengejar Haechan.

[𝐢] 𝐚𝐦𝐨𝐧𝐠 𝐮𝐬; 𝐥𝐚𝐬𝐭 𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝 | 𝟎𝟎𝐥𝐢𝐧𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang