[19] Panas...

469K 34.8K 4.1K
                                    

Setelah semalam menginap, pagi-pagi Rey dan Bella pulang.

"Bella Bella sini bentar sayang."

"Iya, Ma."

Rey mengernyit melihat mamanya memanggil Bella. Dia berharap mamanya gak ngomong aneh-aneh.

"Kenapa, Ma?"

"Ini mama punya kue buat kamu," mama Rey memberikan paper bag berisi sekotak kue dan botol mineral ukuran kecil.

"Ini kenapa ada air, Ma. Bella punya air apart."

"Air ini ada vitaminnya, nanti malem sebelum tidur diminum ya. Setengah buat kamu, setengah buat Rey."

"Vitamin apa, Ma?"

"Pokoknya vitamin bagus untuk kesehatan, terus jangan ngomong-ngomong sama Rey."

"Kenapa gitu Ma?"

"Gapapa."

"Oke, Ma."

Bella mencium tangan mamanya, pamit, lalu berlari kecil menuju mobil.

"Lama banget sih, ngapain tadi."

"Gak ngapa-ngapain."

Rey tambah curiga, "Itu apa?"

"Gapapa."

"Mau liat."

"Enggak."

"Sini Bella, mau liat," Rey tetap ingin melihat isi paperbag itu. Entah mengapa Rey curiga mamanya memberikan sesuatu yang gak baik.
Bukannya suudzon, tapi kadang pemikiran mamanya itu diluar nalar.

"Enggak, Rey, ih, udah ayo pulang. Tadi katanya ada rapat."

Ah iya Rey hampir lupa. Dia pun melajukan mobilnya menuju ke apartemen. Sepanjang perjalanan Rey masih ngebujuk Bella ingin melihat paper bag itu. Tapi Bella terus saja menolak.

Rey menghentikan mobil di depan apartemen.

"Hati-hati ya, kalau rapatnya udah selesai langsung pulang," Bella mencium punggung tangan Rey.

Saat dia ingin turun, Rey menahan tangannya.

"Kissnya kan belum," Rey mendekatkan wajahnya dan mencium kening Bella. Gadis itu tersenyum. Dia pikir Rey hanya akan mencium keningnya, tapi Rey juga mencium kedua kelopak matanya, mencium hidungnya, cium pipi kanan kiri dan melumat lembut bibirnya.

"Rey udah ah," Bella mendorong Rey menjauh, "Nanti telat loh."

"Kamu sih cantik banget, bikin gak kuat."

"Apaan sih, udah sana."

Setelah Bella keluar dari mobil Rey melaju.


##

Sekitar jam sepuluh malam, Rey sampai di rumah. Mendengar suara pintu terbuka, Bella langsung keluar kamar menyambut kedatangan Rey.

Kemarin mamanya meceramahi ini itu tentang hal-hal yang harus dilakukan istri, contohnya sekarang 'menyambut suami yang baru pulang dengan senyuman manis'.

Bella pun mencoba mempraktekan semua saran mamanya.

Rey senang melihat Bella menyambutnya, "Nih aku beliin ayam kesukaan kamu."

"Makasih."

Bella mengambil paperbag itu dan langsung membukanya. Matanya berbinar melihat ayam krispi. Dengan lahap Bella menyantap ayam itu.

Rey tersenyum, karena gemas dia menunduk dan mencium puncak kepala Bella. Setelah itu ia pun langsung masuk kamar dan mandi.

"Uhukk," karena terlalu lahap Bella sampe tersedak, dia melihat paperbag yang diberikan mamanya, karena dapur jauh dan Bella malas melangkah, dia mengambil botol air itu dan meneguknya sampai habis.

Bella ingin lanjut makan, namun tiba-tiba dia merasa ada yang aneh dengan dirinya.

"Bel, kaos ku yang biru kok gak ada ya, kamu liat gak?"

Mendengar pertanyaan Rey, Bella segera bangun dan masuk ke kamar.

Bella baru ingin berucap namun kalimatnya tertahan saat melihat tubuh Rey yang hanya terlitit handuk sampai ke pinggang.

Sebenarnya Bella sudah terbiasa melihat Rey seperti ini, punggung lebar, perut sixpack, tubuh tegap, tapi entah kenapa malam ini Rey keliatan ganteng banget.

Tanpa sadar Bella mengigit bibir bawahnya. Dia merasa ada yang aneh dengan dirinya.

Karena gak ada sahutan. Rey pun menoleh dan bertapa terkejutnya dia Bella menatapnya dengan tatapan... Ah entahlah...

"Kamu kenapa?"

Bella mengusap lehernya, "Aku gak tau, tapi... Rey..." Bella yang tadinya mengusap lehernya, kini beralih mengusap dadanya.

"Bel kamu kenapa?" Rey yang takut Bella kenapa-napa pun menghampiri istrinya.

Namun tiba-tiba Bella mengenggam tangan Rey dan menciuminya. Rey tersentak, dengan segera dia menarik tangannya, namun sedetik kemudian Bella meraih tangannya dan menciuminya kembali.

Rey berjongkok di depan Bella, "Bella, kamu kenapa, hm? Kok aneh gini?"

Bella tak menjawab, hanya mampu menggeleng, bagian sensitive tubuhnya terasa panas dan gatal. Bella mengarahkan tangan Rey untuk memegang dadanya, Rey menarik tangannya lagi.

"Kenapa kamu gak mau pegang aku," Bella berkaca-kaca membuat Rey tersentak kaget.

"Hei jangan nangis."

"Pegang aku, Rey, hiks. Panas," Bella meraih tangan dan menempelkan ke dadanya lagi, Rey yang masih bingung pun mengikuti kemauan Bella.

"Ini juga Rey," dengan napas terengah, Bella mengarahkan tangan Rey ke area kewanitaannya.

Demi Tuhan, sekarang Rey sedang menahan dirinya untuk tidak menerjang Bella.

"Sayang, permainan kamu gak lucu, kemarin nolak, sekarang malah mancing gini."

Rey menarik tangannya, lalu berdiri.

Bella menggeleng. Dia berdiri dan langsung menghamburkan diri memeluk suaminya itu.

"Rey panas."

Rey terkaget saat Bella menggesekkan tubuhnya pada dirinya. Rey berusaha untuk tetap tenang. Mungkin Bella lagi menjahilinya.

"Bel, kita tidur aja ya, udah malem."

Lagi-lagi Bella menggeleng dan tiba-tiba dia mencium bibir Rey. Bukan ciuman biasa, tapi ciuman panas yang membuat Rey terangsang juga.

"Bel kamu sadar apa yang kamu lakuin. Jangan mancing aku," gumam Rey setelah menjauhkan kepala Bella, namun gadis itu menggeleng dan kembali menciumnya.

Oke, Rey nyerah. Dia balik mencium Bella dengan lebih ganas. Rey mengendong Bella dan menidurkan di ranjang. Bella langsung melepas semua pakaiannya sendiri hingga dia benar-benar tanpa sehelai benang pun.

Untuk beberapa saat Rey blank. Kaget, syok dengan Bella yang sekarang. Seperti bukan Bella yang polos. Kenapa dia jadi liar gini? Rey bertanya-tanya sendiri.

"Rey, kiss me," Bella menarik Rey dan mencium bibirnya.

"Kamu mau?" tanya Rey disela ciuman panas itu.

"Mau, Rey, tolong, cepat, masukin, aku gak tahan..." Bella menarik handuk Rey hingga kini keduanya sama-sama tanpa sehelai benang pun.

"Rey ayo, aku mohon, panas."

"As you wish. It's gonna be a long night baby."

.

.

.

Ketua BEM and His Secret WifeKde žijí příběhy. Začni objevovat