*warn trus ya, hehehe... typo
Kagami menatap Midorima dan tersenyum lebar. Hyuga menyadari tingkah aneh Kagami hanya menatapnya. [Name] yang awalnya berbicara dengan Riko merasakan hawa aneh di lapangan. Matanya melebar menantap Kagami yang tidak seperti biasanya.
Di luar stadion mendung gelap menghiasi langit dengan perasaan suram dan menyesakkan. Tetesan air hujan mulai berjatuhan membasahi bumi.
Skor saat ini 27-45, dengan Shuutoku yang memimpin. Quarter kedua tinggal 2 menit lagi dan quarter ini akan berakhir.
"Pada awalnya babak pertama selesai begitu saja tanpa ada perlawanan, ya?" tanya seorang penonton yang merasa kemenangan sudah di tangan Shuutoku.
"Pemenangnya sudah pasti, kan? Ayo pulang saja" timpal yang lain mulai bosan.
"Gawat, kalau mereka kalah begitu saja, orang-orang akan berpikir bahwa tim kita lemah" ujar Tsugawa serius.
"Aku sendiri juga tidak tahu apakah kita bisa menang melawan mereka" timpal Iwamura.
"Hanya dengan masuknya satu pemain kuat bisa mengubah tim sampai seperti ini, ya?" tanya Kasuga sedikit ragu.
Mendengar diskusi itu Kise mengerutkan keningnya tidak suka. "Haah, tunjukkan semangatmu, Seirin" ucapnya sedikit keras dan geram.
"Mereka melakukannya, baka" sahut Kawamatsu. "Setelah melihat betapa besar perbedaan kekuatan di antara mereka, sudah bagus mereka bisa bertahan dalam keadaan sulit seperti itu. Mereka pantas menerima pujian"
Mendengar itu Kise mendecakkan lidahnya, bersamaan dengan itu ponsel miliknya terjatuh. Midorima yang membawa Cerpelai Shigaraki di kedua tangannya terlihat tenang. Semua pemain kembali ke ruang ganti, mendiskusikan strategi untuk babak selanjutnya.
"Selisih angka inilah hasil dari kemampuan kita. Tidak buruk. Tapi, juga tidak bisa di bilang bagus. Sepertinya, lawan kita masih belum menyarah" ucap Nakatani.
"Untuk second half ini, Otsubo akan menyerang seagresif mungkin. Habisi mereka. Sekian" jelasnya lagi.
"Ha'i!" jawab anggota Shuutoku serempak. Kecuali Midorima.
Midorima mengecek setiap jari di tangan kirinya. Di tangan kanannya sudah ada alat pengikir kuku, dengan tenangnya dia mengikir kuku jari kirinya.
"Hei, kau lagi ngapain, sih?" tanya Takao di samping. "Sampai tidak mendengarkan kata-kata pelatih" ucapnya lagi.
"Bisa kau lihat sendiri bukan? Aku sedang merapikan kuku-kukuku nanodayo" jawab Midorima cuek. Dia mengecek kukunya lagi, "Keakuratan shoot-ku sangat bergantung pada kondisi kuku-kukuku nanodayo"
Saat itu Kaki Kimura menendang Cerpelai Shigaraki milik Midorima. Karena ukurannya yang sedikit besar dan berada di tengah jalan, tidak menghindari kakinya akan tersandung patung itu. Kimura mengangkat kaki kanannya dan memegang kakinya.
"Aku sudah penasaran dari tadi, ini cerpelai apaan, sih?" tanya Kimura setengah protes menatap Midorima.
"Itu lucky item" jawab Midorima dengan tenang.
Kimura yang kesal mengangkat Cerpelai Shigaraki dengan satu tangannya. "Apa?!" serunya. "Ngomong-ngomong benda ini ada di bangku cadangan sejak first half tadi! menganggu saja, tahu!" protesnya lagi.
Miyagi menepuk bahu Kimura dan tersenyum lebar, "Bagaimana kalau kita pecahkan?" tanya dengan santai. "Ayo pecahkan!" ajaknya.
Di ruang ganti Seirin sangat suram dan berat. Semua orang menundukkan kepala mereka, bahkan [Name] yang biasanya memberikan semangat juga ikut terdiam. Tidak ada yang berani mengucapkan satu kata pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us [KnB]
Action[Name] akan pindah ke Amerika karena pekerjaan orang tuanya. Dia berniat pamit kepada para sahabatnya setelah pertandingan dan membuat kenangan indah bersama. Sampai akhirnya [Name] dikecewakan dengan sikap teman-temannya saat pertandingan. Dia meni...