Empat

16 4 1
                                    

Ting...tong...ting ...tong...

"Iya, sebentar. Gak sabaran banget sih!" Echa membukakan pintu dan mendapati seseorang yang dikenalnya.

'Oh My God!!!'

Echa tak jadi kesal "Lo ngapain disini?"

"Menurut lo?" Ketus Rafa "Nih pesenan lo" Rafa menyodorkan sebuah kantong plastik berisi bakso pesanan Echa.

Bodohnya Echa yang melihat Rafa mengenakan jaket gojek dan membawa sebuah kantong plastik, tapi masih saja bertanya pada Rafa yang memang tak suka basa basi.

Echa meraih kantong plastik itu "Makasih"

'Jadi dia kerjanya jadi driver gojek'

"Andai gue tau lo yang mesen, gue cencel aja tadi"

"Maksudnya?" tanya Echa heran dan mulai sedikit kesal

"Gue gak tau kenapa kalau liat lo, gue bawaannya kesel mulu" Rafa terus terang

"
"Hello...Emang lo pikir gue mau ketemu sama orang super nyebelin kayak lo? Gue juga kesel tau. Udah sana pergi!" Usir Echa yang kesal dengan penuturan Rafa "Tugas lo disini cuman nganterin pesenan gue, bukan buat ngomong gak jelas"

"Ya emang gue mau pergi kok, lo pikir gue suka ngomong sama lo?"

"Ya udah sana Bambang!"

"Nama gue Rafa bukan Bambang!"

"Terserah gue dong, mulut-mulut gue! Kok lo yang sewot? Udah sana pergi!"

"Ok gue pergi"

"Nyebelin banget sih jadi cowok!" Celoteh Echa saat Rafa kini berlalu meninggalkannya.

***

~23.40

Echa yang sedari tadi sibuk dengan handphone nya kini berpaling mendengar suara klakson mobil yang baru saja datang. Ia tau betul kalau itu suara klakson mobil mamanya.

Echa melangkah gontai membukakan pintu, bu Wulan memasuki rumah dan langsung duduk di sofa dengan raut wajah begitu lelah.

"Kamu kok belum tidur?" Tanya mama, melihat kearah Echa yang baru saja selesai mengunci pintu

"Kalau aku tidur siapa yang bakal bukain pintu buat mama?"

Bu Wulan tersenyum mendengar penuturan Echa

"Mama gak ada niat buat cari pembantu gitu? Sopir juga sekalian!"

"Kayaknya gak dulu deh Cha, mama takut bakal kejadian seperti dulu lagi"

Ya, bu Wulan trauma dengan kejadian dua tahun lalu. Tepat saat hari dimana Pak Yasya, papa Echa pergi ke tempat dimana Echa tak bisa melihatnya. Bahkan bu Wulan sekali pun tak bisa menggapainya.

Penyebab meninggalnya Pak Yasya bukan karena sakit. Tapi karena peluru yang tertembak tepat di kepalanya. Echa masih mengingat jelas mang Aji, supir pribadi pak Yasya dan Bi Ina, pengasuh Echa sejak bayi. Ya...mereka sudah terbilang lama bekerja di rumah Pak Yasya. Namun tak di sangka mereka bersekongkol untuk membobol brankas pribadi Pak Yasya, namun sayang rencana mereka ketahuan.

Pak Yasya mendapati mang Aji yang sudah mencoba membuka brankas di temani bi Ina. Saat itu mang Aji sangat panik hingga mengeluarkan pistol dan mengarahkannya kepada pak Yasya. Karena semakin merasa takut, mang Aji menembakkan pistol yang tepat mengenai kepala pak Yasya. Saat itu bu Wulan melihat langsung kejadian itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm sorry mom!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang