13 • distant

190 36 4
                                    

Sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit.

Jeongin sakit. Tapi bukan karena sayapnya kali ini.

Hatinya sakit.

Sudah lama sejak Hyunjin datang. Bahkan ia tidak datang keesokan harinya setelah ia berkata ada masalah di kampus.

Rindu? Pastinya. Ia tak tahu kesalahan apa yang ia lakukan sampai Hyunjin tak mau datang melihat wajahnya lagi.

Rindu... ia rindu sekali dengan pemuda itu.

Hatinya sakit. Rasanya seperti ada yang menamparnya hingga ia terdampar di samping jalan.

Baru saja ia dapat mencicip apa rasanya untuk menyukai seseorang. Langsung ia candu dengan rasa itu, dan langsung juga orang yang ia sukai pergi dari hidupnya.

Ia melihat telepon genggam yang diberi Hyunjin. Hyunjin terkadang chat dia untuk menanyakan kabarnya, tapi ia sama sekali tidak bilang akan datang kesini. Jika ia menanyakannya pun, Hyunjin akan membuat sebuah alasan. Menelpon pun tidak bisa, karena Hyunjin selalu akan bilang dia sibuk.

Apakah dia tetap harus menelponnya, ya?

"Aku pergi dulu ya, bentar lagi balik kok."

Jeongin menaruh sebuah kecupan pada diary kesayangannya lalu membaringkan buku tersebut dekat bunga-bunga dan ceri yang lepas di atas mejanya. Ia harus membersihkan mejanya nanti, tapi tak sekarang.

Sebenarnya ia tidak perlu melakukan apapun hari ini. Tiap hari juga kerjaannya sama aja, tiduran, buat isi diary-nya, makan, petik ceri, relaksasi dekat danau sambil memikirkan Hyunjin, menunggu Hyunjin datang, menanyakan keadaan Hyunjin-

Akhir-akhir ini Jeongin memang sering melakukan kegiatan terkait Hyunjin.

Mendesah, ia menggunakan sayapnya untuk terbang ke tempat meet-up biasanya mereka. Di hutan yang Jeongin tinggal, ada sebuah tempat di tengah-tengahnya yang tidak ada pohon berdempetan, hingga ia dulu sering melihat banyak manusia datang kesitu untuk berkemah. Tempat itupun memiliki banyak semak ceri, dan dulu manusia-manusia itu sering sekali mengambil cerinya.

Jeongin bersyukur bahwa sudah lama sejak orang datang berkemah, sejak 3 tahun yang lalu, satu-satunya manusia yang telah menginjak tanah hutan itu adalah Hyunjin, itupun ia tak ekspektasi, karena sayapnya hampir lepas pada waktu itu, sehingga is tak dapat lari.

Hyunjin... semuanya mengingatkan peri kecil itu tentangnya. Ketika ia memetik ceri, ia mengingat Hyunjin yang ketawa ketika ia melihatnya yang sangat suka buah tersebut, mengingat box penuh ceri yang sering ia belikan untuknya.

Tanah yang dia injak pun mengingatkannya tentang Hyunjin. Disini ia duduk bersamamu, disini ia tertawa denganmu, disini kau jatuh kepadanya, tanah ini adalah saksi mata dan bukti kau menyukai seorang manusia.

Jika ia ke danau pun, ia akan ingat Hyunjin. Rumahnya juga mengingatkannya akan Hyunjin. Tangannya, Hyunjin memegangnya ketika ia menangis. Jidatnya, Hyunjin memberi kecupan padanya sebelum ia pergi. Suaranya....

"Manisku!"

Hyunjin...?

Suaranya merdu, namanya sangat indah ketika Hyunjin mengatakannya. Jeongin suka suara pemuda itu, ingin mendengarnya katakan bahwa ia menyukainya, bahwa ia tak akan meninggalkannya selama ia hidup.

Jeongin memutar balik badannya, mata tertutup dengan sebuah senyum pada bibir tipisnya. Hyunjin, apakah dia kembali? Hyunjinnya sudah kembali, ia balik pada sisinya.

Matanya terbuka-

Tidak ada siapapun disitu.

Imaginasi Jeongin, itu hanya imaginasinya.

Hyunjinnya belum kembali padanya, Hyunjinnya masih tidak mau menemuinya.

Jeongin ingin mendengarnya lagi. Ingin mendengar kata manis jatuh dari bibirnya, ingin melihat Hyunjin tertawa dan ingin mendengar godaannya yang selalu membuatnya tersipu. Jeongin akan melakukan apapun untuk itu.

Jeongin hanya bisa merasakan satu hal sekarang, saat air mata jatuh dari mata rubahnya.

Sakit, ia rindu Hyunjin.

-----------------

entry 339;

diary, hyunjin sudah lama gak datang.

jeongin rindu banget sama dia, rasanya sakit banget, diary. suka orang seperti ini ya? sakit waktu gak diperhatiin? nanti jeongin coba teleponin saja, ah.

jeongin mau hyunjin balik, jeongin rinduuu banget dengannya.

hyunjin kira kira rindu dengan jeongin juga gak ya...?

diary, maaf ya. jeongin gak bisa tahan air mata. jeongin rindu pelukan hyunjin.

-----------------

//

a/n : hhhh tahu gk habis ngebaca buku lain bikin emosi jadi mau buat buku yg angst gitu bukan fluff ._.

tapi aku kalo bahasa indo gk pandai buat angst bagusnya buat fluff, nah kl bahasa inggris buat angst lebih gampang daripada fluff

aneh ya-

lagian aku nanti malah ikut emosian sambil nulis nanti malah conversation board aku yang kena hahahahhah

ak kenapa sih :' maafkan author anda yg galau ini

btw misalnya kl ada sequel kalian mau angsty emosional gitu ato lebih ke fluff? sama kl aku buat book baru mau fluff ato drama? ada ide sih, cuma perlu di develop aja :D

signed, estelle <3

fairy • hyunin / hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang