Prolog

23 7 1
                                    

🐾My other story better be good🐾

"Dasar SAMPAH!!!"

Teriak seorang gadis dengan emosi yang memuncak. Belum puas dia lalu menyiram gadis malang yang berlulut di tanah itu dengan air dan ke dua temannya melemparinya dengan telur.

"Maafin gue Ran, tapi bukan gue yang ngelakuan itu," ucap gadis itu menangis.

"Loh sampah! nyesel gue temenan sama loh!" kata gadis yang bernama Rana itu meludahi Tea dan pergi dari gudang sekolah tanpa rasa bersalah.

Ya gadis malang yang sedang di bully itu bernama Tea.

Tea bangkit dan berjalan kembali ke sekolah dengan penampilannya yang sangat berantakan. Semua mata tertuju padanya, ada yang melihatnya merasa iba dan ada juga yang seakan bahagia. Tea menundukkan kepalanya tidak berani menegakkannya.

"TEA!"

Terdengar teriakan seorang laki-laki memanggil namanya.

Tea berbalik dan melihat Diat pacarnya berlari menghampirinya, seulas senyum terukir indah dibibir gadis  itu.

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat di wajah Tea, reflek gadis itu memegang pipinya lalu menatap Diat dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang di lakukan laki-laki itu.

"Gue nggak nyangka sama loh!"

Bentakan kasar dari bibir Diat terasa menusuk di hati Tea. Benar! laki-laki itu tidak akan mempercayainya.

"Bukan gue Diat, BUKAN!"

Teriak Tea seakan dia sudah tidak tahan dengan semua tuduhan yang mengarah padanya.

"Kalau bukan loh siapa?! gue kecewa sama loh! kita putus!" kata Diat tanpa perasaan dan meninggalkan Tea yang menangis.

Could Be UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang