🌼 Bagian Dua Belas

15 0 0
                                    

Alea menatap teman-teman sekelasnya yang tengah bermain bola tangan di lapangan sekolah, hari ini jadwal mereka olahraga. Mata Alea lalu tertuju pada Nesya yang beberapa kali kepalanya mendapat lemparan bola yang di sengaja oleh teman-teman sekelasnya.

Mereka tampak senang saat bola itu mengenai kepala Nesya, sedangkan gadis itu hanya diam sambil menunduk.

Alea mendengus malas, "Dasar lemah," Alea berdiri dari posisi duduknya.

Flora mencekal lengannya, "Mau kemana? Udah sini aja, disana panas ntar kulit lo item. Sia-sia dong kemaren kita perawatan bareng." Kata Flora sambil mengipasi wajahnya menggunakan tangannya.

"Flo, anak-anak lagi–"

"Jangan, ntar lo ikut kena cakar, udah diem sini aja sama gue biar aman." Flora menarik Alea agar kembali duduk disampingnya. "Nih minum dulu." Flora menyondorkan sebotol air mineral dingin.

Alea menerima minuman itu lalu meminumnya, sampai matanya melihat Nesya yang kini terjatuh di tanah lalu anak-anak lainnya malah mendorong-dorong kepala gadis itu.

Alea segera berdiri dari posisi duduknya lagi, ia berjalan menuju ke arah teman-teman sekelasnya tanpa menghiraukan Flora yang meneriaki namanya. Tangannya menangkap bola yang hampir saja mengenai kepala Nesya lagi.

Teman-teman sekelasnya menatapnya aneh, "Alea, minggir deh lo kita gak ada urusan sama lo!" Ujar Valery.

Alea mengoper bola itu kepada Valery, "Jangan jadi kayak bocah bisa gak?" kata Alea. "Kalian juga, jangan bisanya main keroyokan, emang sekolah ini ngajarin kalian buat jadi pembully? Berasa keren apa bully orang segala?"

"Apaan si lo, urusannya sama lo apa emang!"

Alea tersenyum sinis.

"Val, udah ngalah aja dia anak yang punya yayasan lo gak mau kan tiba-tiba dikeluarin dari sekolah gara-gara dia." bisik Gracia di telinga Valery.

Valery melempar bola itu kesembarang arah, ia menatap Alea dengan sinis. "Awas ya lo!" lalu ia pergi dari lapangan dengan muka menahan kesal diikuti dengan gengnya.

Alea melirik sekilas ke arah Nesya yang masih diam gadis itu juga menatapnya. "Makasih ya—" Alea membuang napas lalu melangkah pergi dari sana, tanpa menunggu Nesya menyelesaikan perkataannya.

Alea merutuki dirinya sendiri yang habis berlagak seperti pahlawan tadi.
"Alea lo ngapain sih tadi! Gak usah berlagak sok jadi pahlawan deh!" Gumam Alea sambil memukul-mukul kepalanya pelan. "Besok-besok biarin aja, gak usah lo peduliin!"

"Tapi gue gak tega juga liatnya, mana gak ada yang bantu lagi selain gue." Alea kembali bergumam. "Lagian kan bukan salah dia juga."

"Tapi kan dia banyak bikin lo sakit hati," gumamnya.

Alea duduk di salah satu bangku yang ada ditaman.

"Tapi kata Mami gue gak boleh jadi orang pendendam, andai aja mami masi ada disini, masi bisa bareng-bareng sama Alea sama bang Aldo sama Papi." Alea tersenyum getir, "Mungkin kalo Mami masi ada Papi gak bakal jadi orang yang gila kerja kayak sekarang."

Alea menatap ke arah langit, "Mami lagi apa disana? Alea kangen tau Mi.."

✿ ✿ ✿

"Sumpah ya Al, ni drakor seru banget! Gue bener-bener rekomendasiin ini buat lo!" Kata Flora sambil menunjukkan layar ponselnya pada Alea.

"Emang seru banget?" ujar Alea sambil berjalan beriringan bersama Flora di lorong sekolah yang cukup sepi.

"He'em, pokoknya lo harus nonton!"

KaraferneliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang