7

184 28 73
                                    

"Hadiah ulang tahun terburuk selama hidup hingga saat ini."

Author
- 07

Author- 07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Bintang, kamu dimana?" ucapnya terisak tangis.

Bulan terus berlari mencari entah dimana Bintang berada.

Sampai di jalanan yang Bulan sendiri tak tahu dimana ini.

Dua pria asing yang sepertinya telah mabuk mendekatinya.

"Hey, ada anak gadis nih. Mau kemana sih?"

"Bukan urusan kalian!"

"Eeyyy, ayo ikut kita yuk. Kamu akan puas nanti."

Mendengar hal itu, Bulan langsung ketakutan. Jalanan ini terlalu sepi dan gelap. Jika ia berteriak minta tolong pun tidak akan ada yang datang menolongnya.

"Jangan sentuh saya!" bentak Bulan saat salah satu pria mencoba melepaskan jaket yang dikenakannya.

"Aiiish, ayolah sayang. Kita bersenang-senang malam ini."

Salah satunya berhasil melepaskan jaket Bulan dan yang tersisa hanyalah dress tanpa lengannya.

"Tolong!!" teriak Bulan.

"Waaah, gadis ini sangat sexy."

"Tolong! Siapapun tolong saya!!"

"Teriak lah, teriak lah yang kencang. Tidak akan ada yang mendengarmu."

Pria-pria ini mulai berani menyentuh Bulan.






















Brakkk...


Pukulan dari seseorang kepada salah satu pria nakal ini.

Bulan terkejut,

Ia ketakutan saat tiga orang ini mulai berkelahi, ia terus menangis dengan berjongkok menutupi tubuhnya yang kedinginan dan sedikit terbuka.

"Pergi kalian!"

Ya, lelaki itu adalah Bintang.

Malaikat Bulan.

Bintang mengambil jaket yang tergeletak di jalan.

Ia mendekati Bulan lalu menutup tubuhnya yang masih jongkok sambil menangis itu.

"Bulan."

Bulan mengenali suara pria ini.

Ia mendongak perlahan dan melihat wajah Bintang yang berdiri di depannya.

"Bintang."

Ia langsung berdiri dan memeluk Bintang erat. Betapa ia sangat takut sekarang.

"Jangan disini, terlalu berbahaya!" ucap Bintang singkat lalu melepas pelukan Bulan dan berjalan pergi.

SPACE (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang