Sudah seminggu waktu berlalu sejak Suzy kembali tinggal bersama Chanyeol di kondominium namja tersebut. Selama itu pula Suzy belum mengatakan perihal tempat tinggalnya pada sang kekasih. Suzy merasa belum menemukan waktu yang tepat untuk menjelaskan keadaannya pada Myung Soo. Selain itu ia tidak ingin gegabah dan pada akhirnya membuat L marah ataupun salah paham terhadap Chanyeol. Namun tanpa Suzy sadari, Nara sudah mendapat laporan dari orang kepercayaannya mengenai keberadaan Suzy yang selalu mendampingi Chanyeol bahkan kembali tinggal bersama.
Nara merencanakan pertemuannya dengan Suzy pada jam makan siang di kafe yang tidak jauh dari kantor Alibaba Group Holding Limited. Ia telah menghubungi Suzy setengah jam yang lalu dan tentunya tanpa penolakan dari Suzy. Nara berniat untuk memperingatkan Suzy agar menjauh dari hidupnya dan tunangannya, Chanyeol. Karena jika ia minta pada Chanyeol untuk menjauhi Suzy, tentu saja hal tersebut tak akan pernah dihiraukan.
Selain akan memperingatkan Suzy dengan bibirnya sendiri, Nara juga akan menceritakan perihal tempat tinggal Suzy dengan Oppanya. Tentu saja hal ini menguntungkan baginya dan tidak perlu lagi repot - repot untuk mengawasi Suzy.
Di perusahaan Alibaba Group Holding limited, di salah satu ruangan tampak seorang yeoja tengah serius menatap layar laptopnya. Jari - jemarinyanya tengah sibuk bergerak - gerak di atas tuts - tuts keyboard laptop yang berada di mejanya. Sesekali yeoja tersebut mengalihkan pandangannya pada berkas yang ada di samping kiri laptopnya. Namun saat ia membuka lembar berkas berikutnya, ia mengubah posisi duduknya yang semula tegak menjadi bersandar. Ia tampak berfikir dan mengerutkan keningnya, hingga tiba - tiba suara dari ponselnya menginterupsi.
"Yeoboseyo. Ne. Nuguseyo ? Ye ? Ada perlu apa Narashi ? Hm... Nde. Aku akan kesana."
Ya, yeoja tersebut adalah Suzy. Ia terkejut mendengar suara dari seberang sana. Ia pikir jika suara itu mungkin saja mirip. Tapi ternyata memang benar, jika Naralah yang menghubunginya. Nara memintanya bertemu di kafe seberang kantor. Namun belum tahu pasti apa yang akan dibicarakan oleh dongsaeng kekasihnya sekaligus tunangan bosnya itu.
Setelah meneguk teh yang ada di hadapannya, Suzy bergegas untuk menemui Donghae di ruangannya. Ia ingin meminta bantuan Donghae untuk mengurus makan siang Chanyeol. Dan tentu saja ia tidak akan meminta izin pada Chanyeol karena sudah pasti namja itu akan menahannya dan mencegahnya makan siang di luar.
Jam makan siang pun tiba, mendapati makan siangnya disiapkan oleh hyungnya membuat Chanyeol curiga. Ia langsung mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menghubungi seseorang. Namun saat Chanyeol sedang berbicara dengan ponselnya, Sehun duduk di samping Donghae dan mengambil salah satu mangkuk nasi yang tersedia.
"Biarkan saja Suzy makan di luar. Dia juga butuh berkumpul dengan teman - temannya atau kekasihnya mungkin. Kau seperti seorang ayah yang sedang mengawasi putrinya yang sedang puber."
"Biarkan ia dengan privasinya Chan. Kau sudah banyak menyita waktunya di rumah. Jadi biarkan ia sedikit luang."
Mendengar jawaban dari hyungnya membuat Chanyeol kesal dan meletakkan sumpitnya. Kemudian ia menatap tajam mereka berdua secara bergantian. Ia kesal, bukan ia tidak ingin memberi waktu luang untuk Suzy. Tapi seharusnya ia izin padanya dan tentunya menemaninya selesai makan terlebih dahulu.
"Aku tahu kau kesal karena ia pergi tanpa izinmu. Tapi tetap saja pemikiranmu ini seperti seorang ayah yang..."
"Cukup, tutup mulutmu Oh Sehun brengs*k !!! Diam atau kau keluar dari ruanganku !!!
"Hahaha... Aku hanya bercanda Park sajangnim."
****
Di kafe Suzy duduk di hadapan Nara dengan gugup. Ternyata saat ia tiba, Nara terlihat telah menunggunya dengan ekspresi dingin. Suzy hanya memandang Nara diam, dalam artian ia mempersilahkan Nara berbicara terlebih dulu.
"Langsung saja, aku tidak ingin kau tinggal bersama dengan tunanganku. Itu akan mepengaruhi reputasi dan hubungan kami jika hal tersebut diketahui publik."
"Maaf sebelumnya Narashi, kesepakatan ini bahkan dibuat sebelum Chanyeol bertunangan denganmu. Dan tentu saja keputusan ini diketahui oleh keluarga Park."
"Jadi maksudmu kau direstui oleh mereka ?."
"Ani, bukan seperti itu Narashi. Kau salah paham. Aku tidak memiliki perasaan apapun untuk Chanyeol. Semuai ini karena suatu hal yang bersifat sementara dan mendesak."
"Aku tidak mau tahu apapun alasannya !! Aku tidak ingin kau menjadi pengganggu hubungan kami. Jadi cukup menjadi asistennya di kantor, jangan berharap lebih !!."
"Aku tidak bisa memutuskan apapun jadi ku mohon bersabarlah. Aku hanya berusaha melunasi hutang budi keluargaku. Ini hanya akan berlangsung selama sebulan lebih."
"Kau sungguh meremehkanku !! Bukankah saat kau diminta angkat kaki oleh si jalang Nana, kau tidak berani membantah ?!."
"Sekarang keadaannya berbeda Narashi, aku akan segera angkat kaki begitu perjanjian kami selesai."
"Baiklah sepertinya kau memang menantangku."
Setelah kepergian Nara, Suzy makan dengan tatapan kosong. Ia memikirkan sikap permusuhan Nara terhadapnya. Ia menjadi khawatir hubungannya dengan L akan berakhir sia - sia. Membayangkan hal itu terjadi membuat perasaannya kalut. Seperti ada batu yang menghantam dadanya sehingga membuatnya sulit bernafas. Dan saat air mata tiba - tiba menetes di pelupuk matanya, Suzy mengambil ponselnya di dalam tas untuk menghubungi L. Namun dipanggilan pertama hingga panggilan ketiga, nomor L terus sibuk. Pada akhirnya Suzy pun menyudahi panggilan tersebut dan meletakkan ponselnya.
Sedangkan dalam perjalanan pulang, di dalam mobil Nara menghubungi Nyonya Park. Ia menghubungi calon ibu mertuanya untuk merengek perihal Suzy.
"Eommonim... Ani, aku tidak mengidam apapun. Aku merindukan Chanyeol oppa. Kenapa Oppa tidak pernah mengunjungi ku, eommonim ? Ye, tapi eommonim aku sangat sedih... Ternyata Suzyshi kembali tinggal bersama oppa. Aku khawatir eommonim... Nde."
"Ckkk, sial !! Ternyata keluarga Park ingin bermain - main denganku. Mereka semua membodohiku dengan menutupi fakta Suzy masih tinggal bersama Oppa." Nara bermonolog dengan nada mengumpat.
"Tahan emosimu Narayaa. Ibu hamil harus bahagia dan tenang. Aku tidak ingin kalian kenapa - kenapa."
"Tutup mulutmu Choi Minho !! Aku tidak butuh nasehat saat ini. Laksanakan saja tugasmu dengan benar. Dan antarkan aku ke kantor L oppa."
Bukan tanpa alasan Minho patuh dan sabar menghadapi Kim Nara. Hal ini dikarenakan rasa cintanya terhadap yeoja tersebut. Dan bukannya Nara tak menyadari perasaan Minho terhadapnya, namun ia malah memanfaatkannya.
Saat tiba di perusahaan keluarga mereka, Nara langsung berhambur memeluk oppanya. Ia menggamit lengan kakaknya untuk duduk di sofa yang ada di seberang meja kerja L.
"Oppa sudah makan ?."
"Sudah, apa kau sudah makan ? Eomma mengizinkanmu untuk keluar rumah ?."
"Sudah, eomma mengizinkanku asal pergi bersama Minho."
"Baiklah, yang terpenting perhatikan kondisi kalian. Apa yang kau inginkan hingga mendatangi oppa ?."
"Bukankah oppa telah kembali pacaran dengan Suzy ?."