15) kesedihan

66 28 7
                                    

"HAPPY READING"

Setelah menjelaskan semuanya, Azma kembali menatap cowok itu yang ternyata sedang tengah menatapnya juga. Karena merasa risih, dia lansung mengejutkan cowok itu.

"Woy! Kamu denger nggak sih penjelasan aku tadi." ucap Azma menyadarkan cowok itu.

"Emm.. Eh.. A.. Anu apa tadi?" tanya cowok itu kikuk karena ketahuan tengah menatap Azma.

Azma mendengus kesal, tapi tenang Azma. Kamu harus berusaha sabar disaat situasi seperti ini. Apapun yang terjadi, tetaplah tahan emosi kamu, batinnya di dalam hati.

Azma kembali menjelaskan lika-liku perjalanan menuju rumahnya. Akhirnya cowok itu mengerti dan mulai menjalankan mobilnya ke tempat tujuan Azma.

***

Tidak butuh waktu lama, sekitar 20 menit mereka sampai di rumah berpagar hitam itu. Yup, itu adalah rumah Azma. Karena merasa sudah sampai, Azma turun tanpa mengucapkan terimakasih kepada cowok itu.

"E.. E.. Woy nggak ngucapin terimakasih ke gue?!" teriak cowok itu menurunkan kaca mobilnya menatap Azma yang terhenti jalannya karena cowok itu.

Azma membalikkan tubuhnya dan membalas tatapan itu dengan wajah dinginnya.

"MAKASIH!" ucap Azma penuh dengan penekanan dan lansung melanjutkan jalannya yang tadi terhentikan oleh cowok yang telah mengatarnya pulang.

Cowok itu yang tengah menatap Azma dari belakang, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat orang yang telah dibantunya tidak tahu berterimakasih yang benar.

"Woy! Nama lo siapa? Gue Qavi!" teriak cowok yang ternyata bernama Qavi itu. Sedangkan Azma yang mood nya berubah, tidak lagi mendengarkan ocehan dari cowok itu.

"Qavi? Baik juga." batin Azma tersenyum tanpa kembali menatapnya ke belakang.

***

Qavi menghela nafas lelah, ternyata kata-kata temannya tentang perempuan itu benar. "Perempuan itu maunya dimengerti, tetapi sulit untuk memahami."

Karena melihat Azma sudah menghilang di balik pintu rumahnya, Qavi berniat untuk kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantor karena tugas dadakan yang tadi dilupakannya.

Qavi Algasriya yang merupakan CEO muda dari perusahan MINIMAX yang didirikan dari tahun 2000 saat umur ayahnya masih ada. Tetapi, karena kecelakaan pesawat saat berniat pulang ke Bandung. Ayahnya meninggal dan sampai saat ini jasadnya belum ditemukan. Lain halnya dengan ibundanya. Sejak ayahnya meninggal, ibundanya depresi dan harus dirawat di rumah sakit elit yang hanya beberapa orang yang bisa menempati rumah sakit tersebut. Ternyata dibalik kesuksesan seseorang, ada orang yang tengah berjuang demi kesuksesan itu.

***

Azma mencari bundanya. Setiap ruangan sudah ia hampiri, ternyata setelah lama mencarinya. Ternyata bundanya sedang berada di Taman belakang rumah. Melihat itu, Azma lansung lari pontang-panting menghampiri bundanya.

"Bunda!" teriak Azma sekeras-kerasnya. Aliza yang tadinya khusyuk menatap rerumputan di Taman itu, kini kembali mendongak dan terkejut melihat Azma tengah menghampirinya.

Azma lansung memeluk bundanya, kehangatan dan ketenangan mulai merayap di sekujur tubuh Azma. Dia menangis tersedu-sedu karena telah membuat bundanya mengkhawatirkan dirinya.

"Azma... Kamu darimana sayang?" tanya bunda melepas pelukannya dan mengusap air mata di wajah Azma. Aliza menatap putri semata wayangnya ini dengan kekhawatiran yang tak terhitung.

Azma menunduk dan berusaha menyembunyikan tangisan yang kian menjadi.

"Bunda... Maafin Azma ya sudah membuat bunda khawatir. Az.. Azma nggak tahu semua akan terjadi seperti ini." ucap Azma menangis sesegukan menatap bundanya.

Azma dan Azmi ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang