Dia bukan manusia.

5 1 0
                                    

Dyhlla.
Bagian : 4

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Selesai! Saatnya menuju ruang makan. Mungkin Kak Ifan telah menunggu disana sendiri. Baru saja aku memasuki ruang makan dan tanpa mengetahui apapun, “Apa kau yang memasak semua ini?,” pertanyaan Kak Ifan membuatku merasa aneh.

Masak? Mana mungkin! Aku saja baru selesai dengan urusan sebelumnya. Ia menatapku, aku membalasnya dengan gelengan kepala “lalu?,” tidak menjawab, aku hanya mengangkat kedua bahuku pertanda tidak tahu.

“Wah, kalian sudah bangun?,” Wanita parubaya itu masuk dengan membawa sebuah sarapan pagi.

Aku dan Kak Ifan hanya meliriknya yang tengah sibuk mempersiapkan semuanya diruangan makan ini dan kemudian saling memandang.

“Kenapa masih disana? Kemarilah! Kita sarapan bersama,” jelasnya.

Masih diam ditempat, “Ada apa dengan kalian? Kalian tidak ingin sarapan?,” Kami hanya memandangnya aneh karena sikapnya hari ini. Ada apa ini?

Perlahan! Aku mendekat kearah meja makan. Terlihat disana ada Roti dan Selai. Ya! Sarapan yang biasa kami makan dipagi hari, “Kak, ayo sarapan! Akan ku oleskan selainya untuk kakak!,” tanpa menghiraukan makanan yang lain, aku mengambil satu helai Roti tawar dan Selai untuk Kak Ifan.

Kak Ifan tersenyum padaku dan duduk tepat di sebelahku.”Apa kalian tidak ingin makan yang lain? Hanya Roti saja?,” suara itu membuat senyuman diantara aku dan Kakak menghilang.

“Tidak usah! Kami sudah biasa sarapan dengan ini,” balas Ifan masih dengan sifat dinginnya. Setelah itu, Wanita parubaya ini hanya diam menatap putra-putrinya.

»

“Sedang apa kau disini?,” Suara itu menggangguku yang tengah fokus dengan Novel baruku.

Tiba-tiba saja ia merebut novel itu dari tanganku. Tentu aku tidak diam saja. Ya! buku itu milikku. “Kembalikan buku milikku!.”.

“Aku hanya ingin melihat saja! Pelit sekali kau,” Ia masih berusaha untuk mendapatkan buku itu dari tanganku. Tentu saja aku masih menahannya.

Merasa kesal! Ia melepaskan buku itu “Ih, ambil sana! Dasar anak penyakitan kau,” ucapnya lalu pergi meninggalkan aku.

Aku merasa sedikit kesal dan memandang punggung belakangnya yang semakin menjauh namun saat mataku beralih ke ujung koridor sekolah, Aku melihat sosok itu lagi. Ya! Sosok perempuan yang ada didalam mimpiku tadi malam. Lagi! Ia menatapku dengan tersenyum manis sebelum akhirnya ia menghilang dengan seketika “Tungg....”.

“Ada apa, Dyhlla?.”.
Rita memperhatikan kemana arah mataku tertuju. Terlihat diujung koridor sekolah tidak ada apa-apa.

Aku yang sedikit kaget dengan kehadiran Rita dan Gita yang tiba-tiba “Uh, disana...,” jari telunjukku mengarah keujung koridor.

Rita dan Gita kembali menatap kearah sana. Lagi! Hasilnya tetap nihil. Tidak ada siapa-siapa disana. “Memangnya ada apa disana?,” Gita menatapku.

“Ada seorang perempuan disana,” masih menatap kearah sana.

Rita menatakku aneh, “Perempuan?,” aku hanya menjawab dengan anggukkan kepala.

Lagi! Rita memeriksa sekali lagi tetap saja disana tidak ada satu orang pun. “Perempuan itu mirip sekali dengan perempuan yang ada di mimpiku semalam,” jelasku.

“Hh?,” Mereka hanya menatap aneh diriku. Perempuan? Siapa?.

“Mungkin kau salah lihat! Mimpi itu hanya bunga tidur. Mana mungkin perempuan yang ada didalam mimpimu bisa muncul didunia nyata,” jelas Rita.

Benar juga! Tidak akan mungkin hal seperti itu terjadi. “Ya! mungkin aku salah lihat,” Aku menatap kearah kedua sahabatku itu.

Kemudian tersenyum “Ayo, kita masuk kelas!.”.

“um...,” mereka menganggukkan kepala.

Tersenyum! Kami berjalan menuju ruang kelas. Sementara kedua sahabatku asik berbincang sembari menuju ruang kelas. Aku menoleh ke belakang. Kembali memperhatikan ujung koridor sekolah itu. Dan lagi! Perempuan itu masih berdiri disana. Tesenyum manis dengan melambaikan tangannya padaku. Masih menatap aneh padanya, tiba-tiba saja dia menghilang dari sana. “Dia? Siapa?,” batinku berucap

***

“Perempuan? Siapa?,” Pemuda ini mengernyit pada sahabat karibnya yang sedang duduk dikantin sekolah.

“Apa kau lupa? Baru juga satu hari berlalu. Kau ini pelupa sekali!,” ketus pemuda lain yang duduk dihadapan pemuda sebelumnya itu dengan mengaduk minuman yang berada diatas meja bulat berwarna putih tersebut.

“Oh, perempuan yang waktu itu kau ceritakan padaku?.”.

Dengan meminum jus jeruk yang Ia pesan pemuda itu menatap lurus kedepan “Tapi, aku tidak tahu kapan bisa bertemu lagi dengannya.”.

“kalau jodoh tidak akan kemana, Ja!,” jawabnya tanpa menoleh pada pemuda yang ia sebut dengan panggilan ‘Ja’ itu.

***

{Aku divonis mengidap penyakit Kanker Darah oleh Dokter. Itu artinya hidup aku udah gak lama lagi. Marda, Tata, dan Anggun selalu ada disaat aku benar-benar Down. Mereka selalu nyemangati aku. Walau terkadang aku berpikir, aku akan selalu mengenang mereka jika waktu telah menentukan saatnya aku untuk pergi. Mereka sangat baik. Berteman bukan karena harta, kecantikan bahkan keegoisan sendiri tapi mereka berteman dengan hati ! Hati yang tulus ! Yang penuh Cinta Kasih. Mereka adalah keluarga yang aku milikki saat ini. Ya ! Mereka ! Hanya Mereka}


“Bagaimana menurutmu tentang kehidupan Nita?,” Mendengar pertanyaan itu, aku yang tadinya begitu fokus menatap kalimat yang tersusun rapi didalam buku itu menoleh kesumber suara yang berada disebelah ku.

“Kau..?,” Benar-benar membuatku terkejut. Nyaris saja, aku dibuat pingsan olehnya. Kalian tahu? Perempuan yang berada didalam mimpiku dan yang kulihat pagi ini di ujung koridor sekolah.

Lagi! Ia tersenyum padaku. Selalu hal itu yang pertama ia berikan saat aku melihatnya. “Jangan takut! Aku hanya ingin menjadi temanmu,” lirihnya.

Aku diam terpaku. Mimpikah ini? Detak jantungku bekerja dua kali lipat dari sebelumnya. Tubuhku bergetar dan keringatku pun mulai bercucuran. Ya! Aku mengetahui itu! Aku masih cukup sadar saat ini! Dia, yang sedang duduk dihadapanku ini bukanlah Manusia. Tapi... Mengapa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DyhllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang