ruang yang telah berisi

230 18 3
                                    

Bismillah..

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

❣️❣️❣️❣️❣️❣️

pov illy

aku mataku melotot saat sebuah motor dengan kecepat kencang yang akan menabrak anak kecil yang tengah berlari seperti mengejar sesuatu ke arah jalanan. dengan secepat mungkin aku berlari menuju gadis kecil itu.

DEK AWAS!..teriakku, gadis itu hanya diam saja sepertinya dia shok.

hap... "hampir saja" gumanku setelah menyelamatkannya serta memeluk anak itu.

" hiks..hiks..hiks.." isakkan gadis itu

" hay apakah ada yang sakit?" tanyaku dengan penuh kekwatiran dan mengelus punggungnya agar ia tenang "tenang, kamu gpp kok, cup..cup.." lanjutku

"makasih" pelan serta memelukku dengan erat

" iya ya udah lihat tante.. kamu sekarang selamat, dan sekali lagi ini buat pelajaran kamu ya, kamu harus hati2 lagi apalagi kamu sendirian " penjelaskanku dengan ramah agar anak itu tidak tersinggung

anak itupun melepaskan pelukannya dan mendongak keatas "bunda" gumannya serta dengan ekpresi kaget

bkan dia saja yang kaget, tapi aku juga " bunda siapa? aku? emang aku udah punya anak? nikah aja belum" guman batinku penuh pertanyaan

grap.."astagfirullah, ini anak bikin aku jantungan aja, meluk tiba2, untung gak jatuh" batinku dumel saat anak itu mengagetkanku dengan pelukannya.

"hiks..bunda...hikss..kemana saja.. Fiya dan Ayah rindu bunda..hikss.. fiya kangen...bun.." ocehan dia dengan suara pilunya serta mengeratkan pelukannya.

aku hanya bingung dengan suasana hatiku, ada yang mengganjal " kenapa aku juga rindu dengannya? dan kenapa aku sedih disaat dia menangis seperti ini? kenapa aku ada rasa menyesal? ya Allah kenapa denganku ini ?" batinku penuh tanya serta membalas pelukan anak itu..

" eehh kok berat ya and pelukannya makin kendor " penasaranku, akupun melihat anak itu " eetts dah malah tidur, apakah senyaman itu ya, sampe ketiduran juga " gumanku saat tau anak itu tidur dengan pulas dan mata sembab. "cantik dan lucu, pasti kedua ortunya cantik dan ganteng deh..wkwk" lanjutku dengan kecikikan serta menggendong anak itu menuju taksi yang sempat aku pesan sebelum kejadian itu. "supirnya pasti ngomel2 deh..hahaha" batinku penuh dengan bahagia.

setelah masuk ke taksi tiba2 " ya Allah mba lama banget saya nunggu mba.. kemana aja? ini udah 1 jam saya nunggu mba, " supirnya dengan wajah merah seperti menahan marah deh..

"tuh kan bener, dapet seprotan juga " batinku " hehehe.. maaf pak, tadi ada sedikit kendala.. bapak tau gak tadi itu anak ini hampir ketambarak sama motor untungnya saya grecep nolong anak ini, dan akhirnya saya bisa deh menolong anak ini. maaf ya pak " penjelaskanku serta memasang wajah sok polos ku

" ya sudah saya maafkan. sekarang mba mau kemana ? "

" ya alamat yang sudah tertera di map lah pak " keselku udah tau alamat rumahku tertera dihpnya.

"saya tau mba, tapi apakah mba juga akan membawa anak itu kerumah mba, apakah nanti kedua orang tuanya tidak mencarinya, dan bisa saja nanti mba akan dituduh menculik anak itu." penjelasan supir itu dengan sedikit kesal

"ya gak lah pak..hmm iya juga ya pak. tapi mau taro dimana anak ini ya pak ?"

" gak tau "

"iihh bapak mah singkat amat sih blsnya, nanti gantengnya lunturloh pak" dengan jailku

"tidak akan"

"iittss dah... ya udahlah pak langsung kerumahku saja..urusan itu belakangan saja. iu juga salah ortunya lah, ngejaga anak gak becus " dumelkku yang sebel sama sikap supir taksi ini. ganteng sih tapi irit sekali panjang penuh dengan penekanan, kan ane jadi takut.hahaha

" oke"

"tuh kan"batinku sebal "kok bisa aku dapet driver seperti ini"lanjutku sambil menatap dia tajam yang sedang fokus dengan jalan.

**********

Dirumah yang sederhana dan unik, serta halaman yang cantik dihiasi dengan berbagai tanaman hiasan.

Terdengar debatan 2 gadis yang sudah sering bersama dan selalu berbagai hal apapun itu.

"Kamu yakin membiarkan anak itu dirumah ini ?" Kata gadis yang berambut pendek sebahu.

" ya iyalah Len, kalo gak disini mau dimana lagi? Apalagi kita tak tau rumah anak itu" jawab sedikit jengkel sama sahabatnya sendiri " ya gila aja harus ditaro luar emang anak kecil" dumel hati batinnya.

"Lo gak takut ? Kalo anak itu pura2 saja "

" astagfirullah sahabatku yang ma syaa Allah cantiknya, anak itu orang baik kok, gw jamin dia anak baik2 dan gw yakin ortunya juga orang yang baik2 juga. No suudzon " penjelasan Prilly serta mengelus dada atas sikap jaga2 sahabatnya itu.

"Bunda" panggil anak itu dengan nada serak, yap ia baru bangun tidur dikamar mereka.

"Iya sayang" reflek dengan lontaran itu dan menyamperin anak itu serta mengelus rambut anak itu " kenapa ?" tanya Prilly.

"Bunda?"gumannya dan penuh pertanyaan dari lontaran anak itu. "Pantesan dari tadi dia yakin kalo anak itu baik, lah anaknya sendiri,, eehh tapikan Prilly belum nikah..aahh tau lah nanti gw minta penjelasan ama dia lah" kata batinnya dengan rasa penasaran tingkat dewa.

"Gw keluar dulu, lo masih punya utang atas kejadian ini" kata Alena serta keluar dari kamarnya, meninggalkan Prilly dan anak gadis imut itu.

Prilly hanya mengangguk dan melihat sahabatnya keluar serta kembali lagi menatap gadis yang masih ia peluk.

"Bunda, boleh minjem hpnya ?" Dengan nada takut dan menunduk

"Sebelum itu tante boleh nanya sesuatu ama adek ? " katanya serta mengelus rambut anak itu.

"Boleh bun" tersenyum serta menatap wanita yang ma syaa Allah cantik dan ia meyakinkan kalo itu adalah orang yang sangat dirindukan. "Oia bunda namaku Fiya, kalo bunda?" tersenyum

"Nama tante Prilly"

Deg. "kenapa namanya sama, apa bener-bener ini bunda, tapi kenapa kalo ini bunda tak mengenal Fiya" kata batin Fiya dengan kebingungan

"Hay,kenapa kamu bengong?" Melambai tangannya didepan muka Fiya.

"Eehh gak kok bun, tadi bunda mau nanya apa ?" Sedikit kaget karena tadi ia sempat melamun.

"Oia tante mau nanya kenapa kamu manggil tante dengan sebutan Bunda, dan kamu tadi kenapa pulang sendiri, memang ortumu dimana?" Petanyaan dengan hati2 agar tidak.menyinggung anak itu.

"Karena tante adalah bundaku, dan ayah lagi kerja kalo bunda ada di depanku"jawabnya dengan tenang dan tersenyum indah.

"Hmmm tapikan tante belum pernah menikah, gak mungkin donk tante punya anak sebesar kamu" dengan nada hati-hati agar tidak menyinggung.

"Hmm mungkin bunda lupa" jawab tenang "hmm ijinkan Fiya untuk manggil tante bunda ya, sampai Fiya bisa buktiin kalo tante itu bunda Fiya atau bukan" lanjutnya seraya memeluk Prilly dengan erat.

"Oke" pasrah saja apa yang diinginkan anak ini, entah kenapa Prilly merasakan ruang hati yang kosong telah diisi dengan kehadiran anak ini dan merasakan kerinduan yang sangat dalam dengan rasa pelukan yang senyaman ini. "Kenapa pelukan ini terasa gw pernah merasakannya tapi kapan? Dimana? Dan sama siapa?" Lanjut batinnya yang penuh dengan pertanyaan pada dirinya sendiri.

🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍

Sorry ya gays baru bisa lanjutin cerita ini, semoga suka. Semoga sehat dan barokah terus ya yang baca ceritaku ini..😁

Oia jangan lupa tolong kasih sarannya ya dan jangan lupa komen and klik bintangnya ya..hihi🤭🤩

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang