Nathan pov.
Aku menggiring teman-temanku untuk pergi dari bar. Aku tahu apa yang akan terjadi dengan dua pria sok jagoan itu kalau terus saja berada di sana. Aku tidak mau membuat mereka tinggal nama dan bar yang kumiliki itu menjadi tempat kejadian perkara yang mengakibatkanku harus tutup karena kematian konyol. Karena bar Q adalah peninggalan orangtuaku setahun lalu jadi aku ingin tetap menjaganya karena dia sangat menyukai tempat itu.
Bisnis yang dijalani orangtuaku memang bisa dikatakan jauh dari kata sempurna karena papah menjual minuman keras. Sedangkan kakek ku adalah mantan perwira kepolisian dan ingin anaknya mengikuti jejaknya. Namun papah tidak menyukai pekerjaan itu dan memilih keluar dari rumah dan menikahi kekasihnya. Singkat cerita papah akhirnya membeli sebuah bangunan dua lantai. Dilantai pertama papah menggunakannya untuk berjualan minuman sedangkan dilantai dua dijadikan rumah untuk keluarga kecilnya. Q itu diambil dari nama kakaku. Queen dia kakak perempuanku yang sangat manis. Tetapi kecelakaan pesawat tahun lalu merenggut dia beserta kedua orangtuaku. Aku sangat menyesali kejadian itu karena aku menjadi penyitas dalam kecelakaan. Pasporku ketinggalan dan waktu keberangkatan sangat mepet akhirnya papah membelikanku untuk tiket penerbangan selanjutnya. Liburan waktu itu yang sudah direncanakan dalam waktu lama nyatanya menjadi waktu terakhir aku bersama mereka.
Pesawat itu jatuh sebelum mendarat. Sekarang tinggal aku sendiri dirumah dan mengelola bar Q. Kakek sering mengajakku untuk pindah tapi aku tidak mau. Otoriter pendidikan di keluarga membuatku muak. Dan kini aku menjadikan diriku mandiri dengan caraku sendiri.
........
"Kenapa kamu membawa kita pergi. Ayolah perkelahian itu belum selesai dan aku belum puas menghajarnya."Ucap salah seorang temanku dan dia kini merasa kesal karena aku membuatnya harus menghentikan perkelahian.
"Bar rusak parah apa kamu akan menambahnya lagi. Aku sudah mulai miskin. Hanya dapat bayaran sedikit tapi lihat bar itu berantakan."Aku mengomel disana agar teman -temanku mengerti. Bayaran yang kudapat dari Mei tak cukup untuk mengganti kerusakan. Bayarannya nya pun sudah habis untuk mentraktir minuman dan rokok tadi.
"Iya, maafkan kami. Seharusnya tidak berkelahi didalam."Celetuk teman lainnya minta maaf. Sebenarnya bukan masalah besar yang ku inginkan hanyalah mereka berhenti saja. Dua pria sok jagoan itu sudah mulai sekarat. Memang mereka pikir keren menghadang segerombolan preman dengan tangan kosong. Sungguh menggelikan yang keduanya lakukan. Aku hanya bisa tersenyum tipis membayangkan betapa sok jagoannya saat mereka datang.
Oh iya, walau tindakanku ilegal tapi sampai sekarang tidak ada polisi yang menangkapku. Tidak mungkin kakekku yang mantan perwira itu membiarkan reputasi hancur karena itu dia terus menutupi apapun yang ku lakukan dan sampai sekarang pun aku belum ada niatan untuk bersikap baik. Di usia yang tidak memungkinkan, aku dengan berani membuka bar Q dan menjual alkohol. Setelah kedua orangtuaku meninggal kepemilikan bar kini beralih kepadaku dan aku pun menjalankan bisnis lama papah dan menghasilkan uang disana. Untuk urusan sekolah aku hanya melakukan formalitas. Datang saat perlu dan pergi ujian agar bisa lulus. Aku merasa itu cukup mudah karena ada koneksi dibelakangku karna itu aku senang bermain-main dengan kehidupanku.
"Baiklah kami pergi. Jaga dirimu."Para temanku melambaikan tangannya dan kini pergi meninggalkanku.
"Jangan lupa bersihkan lukanya sebelum tidur."Teriakku yang memang aku sangat perduli dengan mereka.
"Siap boss!!"Mereka kini hormat ala prajurit dan akupun berbalik untuk pulang.
......
Setelah sampai aku melihat bar sangat berantakan. Untung saja kacanya tidak pecah. Aku kini masuk dan menempelkan kertas bertuliskan tutup dan aku mulai untuk bersih-bersih. Sebab aku ada perlu untuk pergi ke pemakaman. Besok adalah hari peringatan kematian kedua orangtuaku serta kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
akward (bxb) End 20 Jan 2021/ 23 Feb 2021
HumorPeople who understand us are people who have experienced the same pain. There's Dean, a little man who is struggling to overcome the psychological problems that occur as a result of his parents' separation. Tristan who must face the reality of the b...