RVG ¤ 1

23K 1.6K 74
                                    

Revenge by VayeshaLin
Present:

Chapter 1
"Maaf dan Terimakasih"

°°Φ°°

Ruangan putih itu sangat sunyi. Alat medis berpendar di segala arah, menyelemuti seseorang yang terbaring lemah di atas ranjang.

Kulit pucat yang penuh goresan luka. Tubuh ramping dan mungil yang terbungkus oleh selimut. Wajah sayu yang sarat akan kelelahan. Rambut yang mulai memutih di usianya yang bahkan masih tergolong muda. Tubuh itu sangat rapuh-seolah bisa hancur kapan saja.

"Taeyong."

Kelopak mata itu bergetar sedikit. Manik mata itu bergerak ke arah seorang pria manis yang berdiri di samping ranjangnya.

Menyadari orang itu, Taeyong mengepalkan tangannya kuat. Ia menyesal menjadi bodoh selama ini. Rela digunakan, diperbudak, bahkan dijual hanya untuk dibuang dan ditinggalkan.

"Han. Kyu. Man." Taeyong mendesiskan nama itu dengan lemah. Matanya menatap tajam pria yang masih berdiri di sana dengan senyuman. "Pergi."

Kyuman tersenyum semakin lebar. "Hei, kita ini sahabat. Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian."

Rahang Taeyong mengeras. Sahabat?

Ada sahabat yang mencuri kekasih sahabatnya?
Ada sahabat yang menghancurkan keluarga sahabatnya?
Ada sahabat yang menusuk punggung sahabatnya?
Ada sahabat yang merencanakan kematian sahabatnya?
Lantas apa itu sahabat?

"Jangan menodai kata sahabat." Taeyong berdecih.

Senyum Kyuman semakin dalam. "Hei, kau sudah dekat dengan kematian. Jangan seperti itu. Ayo, bersikap baiklah padaku. Siapa tahu aku akan membayar biaya medismu."

Taeyong bungkam. Enggan membuka mulut.

"Taeyong, coba pikirkan kembali. Sejak kapan semua ini dimulai?"

Taeyong merenung untuk berpikir. Kyuman menyeringai karena Taeyong memakan umpannya.

"Sejak kecil kau itu dimanja di Keluarga Lee. Keinginanmu terpenuhi. Kau hidup dengan semaumu. Sedangkan aku? Aku harus belajar demi mendapatkan beasiswa. Bekerja keras bahkan untuk menghidupi keluargaku. Tapi-ah! Sekarang tidak ada lagi keluarga Lee! Keluarga besar itu jatuh karena kau, Taeyong!"

Taeyong meringis. Kakeknya menderita serangan jantung. Ayah dan ibunya meninggal karena diserang banyak keluarga ketika mereka hampir bangkrut. Adiknya meninggal ketika menyelamatkannya dari kecelakaan. Tapi apa yang kulakukan untuk mereka? Aku benar-benar jahat.

"Ah! Semua lagumu laris di pasaran. Kau tahu? Sekarang aku bintang besar! Semua orang memujiku-Dewi Kyuman. Karena kita sahabat, aku berbagi kabar baik ini denganmu~"

Mata Taeyong memanas karena amarah. Semua lagu itu ditulis olehnya! Itu lirik miliknya! Dulu, karena berpikir bahwa Kyuman adalah sahabatnya satu-satunya, jadi ia membantunya. Taeyong itu cerdas dan imajinatif. Ia pandai merangkai kata. Tapi apa yang kudapat? Aku benar-benar naif.

"Dan Jihoo!"

Taeyong menegang karena nama itu. Ya, itu kekasihnya. "Dimana Jihoo?"

Menunggu jawaban, Taeyong mendapatkan seringai aneh dari Kyuman. Alis Taeyong berkerut dalam. "Kau pikir Jihoo masih di sisimu?"

"Kutanya lagi, dimana Jihoo?!"

Kyuman berdecak. "Berhenti memanggilnya. Kau hanya membuatnya tidak nyaman. Jihoo tidak pernah peduli padamu, jika kau mau tahu. Ia hanya menggunakanmu sebagai alatnya membangun perusahaan. Kau pikir kemana dia saat keluargamu tiada? Apa dia menemanimu? Apa dia datang saat kau dicela semua orang? Apa dia datang ketika kau kecelakaan dan kehilangan fungsi kaki kirimu? Apa dia menemanimu sekarang?"

          

Tidak. Dia selalu bekerja.

"Kau percaya dia bekerja untukmu?"

Tentu saja. Ia berjanji akan menikahiku.

"Bodoh, Taeyong. Menurutmu, Jihoo masih mau denganmu yang sudah dipakai banyak orang?!"

Taeyong sangat marah. Ia membanting diri untuk meraih Kyuman. Namun bahkan tangannya belum menyentuh Kyuman, pria itu terlempar dan terduduk di lantai dengan mengaduh sakit. Taeyong tak bisa berkata-kata.

Pintu terbuka kasar. Menampilkan seseorang yang sangat tampan. Taeyong tersenyum cerah. "Jihoo-"

"Apa yang kau lakukan, Taeyong?! Bagaimana jika anakku mati di sini?!"

"A-anak?" Taeyong melirih. Dadanya berdenyut sakit. Apa maksudnya?

Kyuman berdiri dibantu Jihoo sambil memegangi perutnya. Anak Kyuman dan Jihoo?

Taeyong menangis. Jihoo, harapannya, bahkan juga pergi begitu saja. Taeyong sadar dari lamunan ketika rasa perih menjalar di pipinya. Ia menatap tak percaya pada Jihoo.

Jihoo menamparnya!

Bahkan keluarganya tak pernah seperti ini. Lee Taeyong, yang selalu dimanja, tidak pernah diperlakukan dengan kasar. Untuk pertama kalinya, ia ditampar. Dan lagi-oleh kekasihnya sendiri.

Taeyong melemah. Ia hanya bisa berbaring di ranjang. Pergerakan tiba-tibanya tadi menguras banyak tenaga. Matanya menyipit, menonton bagaimana Jihoo-nya sangat manis pada Kyuman. Taeyong sangat marah dan sedih. Dulu ia juga diperlakukan baik oleh Jihoo, namun semua berubah ketika Jihoo mulai mendirikan perusahaannya.

"Lee Taeyong, jika terjadi hal buruk pada isteri dan calon anakku, kau tidak akan hidup tenang!"

Lee Taeyong? Taeyong tertawa miris. Jihoo bersikap formal padanya. Ia menangis dalam diam, merutuki segala kebodohannya. Hatinya tidak rela jika harus mati dengan cepat. Sahabat dan kekasihnya-ah tidak. Dua bajingan itu, Taeyong harus membunuhnya. Matanya berkedip dengan amarah dan dendam yang membara, masih dengan air mata senantiasa mengalir. Ia tidak tahu kapan, ia sudah tak sadarkan diri.

***

Ruangan itu sangat berisik. Pria berpakaian putih mondar-mandir ke ruangannya.

"Jantungnya melemah. Pasien punya catatan kecelakaan yang menyebabkan jantungnya melemah. Kecelakaan kedua menyebabkan jantungnya mungkin rusak."

Mereka berusaha menyelamatkan sosok itu. Lee Taeyong-berada di ambang kematian. Siapa yang menyangka bahwa pria manis itu akan jatuh ke titik terendah seperti ini? Pria 40 tahun itu melewati banyak hal dalam 20 tahun terakhir. Suatu kejaiban ia bertahan.

Taeyong sadar. Namun ia terlalu lemah untuk sekedar membuka mata. Jadi, ia akan mati?

Pintu didorong terbuka dan menampakkan seorang pria di kursi roda. "Bagaimana keadaannya?"

Tubuh Taeyong berdesir mendengar suara magnetik itu. Ah, ia merindukan pria itu. Jung Jaehyun, mantan suaminya.

"P-presiden Jung? A-ah, pasien melemah. Jantungnya rusak karena kecelakaan."

Rahang Jaehyun mengeras. Auranya berubah kelam. Pria 46 tahun itu memicingkan mata menatap sosok lemah di atas ranjang. Semua dokter terkejut karena momentumnya. Mereka masih berpikir, apa hubungan Presiden Jung dengan pasien ini? Semua terlalu takut untuk bergerak. Meskipun duduk di kursi roda, aura besarnya tidak berubah.

Dia adalah raja. Ia menguasai pasar internasional. Keadaannya tidak mengubah cara pandang orang untuk tetap menyanjungnya tinggi. Nyatanya, gerakan kecil tangannya bisa membunuh banyak orang.

Revenge [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang