Deg.. Jasmine merasa jantungnya berhenti ketika membaca pesan itu.
Garielnya, kekasihnya itu memutuskan dia tanpa alasan yang jelas. Gariel juga mengubah panggilannya menjadi lo-gue.
Jasmine membalas pesan Gariel dengan tangan gemetar.
Jasmine :
Kamu becanda kan? Becandaan kamu ga lucu. Aku tau kamu pasti cuma prank aku.
G 🖤:
Gue ga becanda Al. Sorry, gue bener-bener gabisa lanjut lagi sama lo. Gue rasa hubungan kita cukup sampe disini aja. Gue harap lo bisa terima ini Al.Mata Jasmine memanas membaca pesan dari Gariel.
Jasmine :
Tapi kenapa Gar? Apa salah aku sama kamu? Kemana janji kamu dulu gaakan pernah tinggalin aku? Aku gamau kita putus. Bisa kita ketemu Gar? Omongin dulu ya :)
G🖤:
Maaf Al. Gue gabisa.Jasmine sudah tak bisa menahan air matanya. Jasmine menangis sejadi-jadinya. Dua tahun mereka bersama. Sudah banyak hal yang mereka lakukan. Jasmine sudah menyerahkan seluruh hatinya untuk Gariel. Namun pada akhirnya Gariel meninggalkannya, sendiri lagi.
Berulang kali Jasmine mencoba menghubungi Gariel, namun jawabannya tetap sama. Gariel menolak panggilannya.
Keesokan harinya, Jasmine mencari Gariel di sekolah. Namun dia tak menemukannya. Lalu Jasmine menuju kelas Gariel guna bertanya pada teman laki-laki itu.
Di depan kelas Gariel, Jasmine melihat ada Dhika, sahabat Gariel disana.
"Dhik, lo liat Gariel gak?" Tanya Jasmine tanpa basa-basi.
"Eh Jasmine, tadi gue liat sih dia ke kantin belakang. Coba lo kesana aja." Jawab Dhika.
Mendengar jawaban Dhika, Jasmine bergegas pergi ke kantin belakang.
"Makasih Dhik!" Teriak Jasmine sambil berlari.
Sesampainya di tempat yang dimaksud, Jasmine ragu apakah harus masuk kedalam atau tidak karena feelingnya merasa tidak enak.
Akhirnya Jasmine memutuskan untuk membuka pintu didepannya. Dan ketika pintunya terbuka Jasmine melihat Gariel sedang berpelukan dengan seorang perempuan. Namun mereka belum menyadari Jasmine berada di depan pintu.
Hati Jasmine mencelos melihat itu. Matanya sudah berkaca-kaca siap mengeluarkan air mata.
"Riel...." Panggil Jasmine dengan tatapan kecewanya.
Gariel dan perempuan itu menoleh mendengar panggilan Jasmine. Perempuan yang bersama Gariel tampak terkejut dan melepas pelukan mereka.
"Jasmine." Batin Gariel dalam hatinya.
Tak kalah terkejutnya Jasmine, ketika melihat wajah perempuan itu ternyata Gia. Teman dekatnya. Sahabatnya.
Jasmine tak sanggup lagi menahan air matanya. Hancur sudah pertahanan Jasmine .
"Je, i-ini gak kaya yang lo pikirin. Lo salah paham." Ucap Gia sedikit terbata sambil berjalan menghampiri Jasmine.
Gariel, laki-laki itu hanya diam melihat Jasmine yang menangis. Perasaan bersalah memenuhi benaknya tatkala melihat tatapan kecewa di mata Jasmine.
"Salah paham lo bilang? Gue liat lo berdua disini pelukan itu salah paham? L-lo temen gue Gi, kenapa harus Gariel? Kenapa lo khianatin gue? KENAPA?!" Teriak Jasmine dengan air mata yang tak henti-hentinya.
Gia hanya bisa tertunduk sambil menangis. Gia salah. Gia memang pengkhianat. Gia tak pantas menjadi sahabat Jasmine.
Jasmine tak sanggup menerima kenyataan seperti ini. Dadanya sakit. Mengapa semua orang yang dipercayanya selalu berakhir menjadi pengkhianat. Salah apa Jasmine selama ini.
" Dan kamu Riel. Jadi ini alasan kamu hilang kabar selama seminggu. Jadi ini alasan kamu putusin aku kemarin? Jawab Riel!"
"Ya. Gue udah bosen sama lo. Gue cape sama sikap lo sampe akhirnya gue deket sama Gia. Dia kasih kenyamanan buat gue. Dan gue harap lo bisa terima kenyataan." Gariel malah merangkul Gia didepan Jasmine. Hal itu semakin membuat Jasmine murka. Sambil menangis ia berjalan ke arah Gariel.
Plak! Jasmine menampar Gariel, ia sudah tak bisa menahan emosinya. Cukup sudah pertahanannya.
"Gue kurang apa Gariel? Dua tahun hati gue udah kasih semuanya buat lo dan lo masih merasa kurang! Lo bajingan brengsek pengkhianat!" Teriak Jasmine di depan wajah Gariel.
"Dan lo Gi, lo bukan temen gue lagi. Penggoda sama pengkhianat emang cocok!" Tunjuk Jasmine kepada Gia.
Kemudian Jasmine pergi dari tempat terkutuk itu dengan bercucuran air mata. Banyak siswa yang melihat hal tersebut. Mereka bertanya-tanya ada apa dengan Jasmine.
"JASMINE LO KENAPA HEI!" Teriak Flo.
Florea juga berada disana melihat Jasmine berlari sambil menangis membuatnya khawatir, dia pun hendak menyusul Jasmine. Tapi sebelumnya, Flo menghampiri tempat Jasmine keluar tadi. Flo terkejut melihat Gariel dan Gia disana. Terlihat Gia yang menangis sedang berada dipelukan Gariel.
"Berengsek!" Teriak Flo marah kearah mereka berdua yang membuat siswa lain berdatangan ke tempat Flo berada.
Dan akhirnya siswa yang lain pun tahu alasan Jasmine berlari sambil menangis tadi. Memang mereka mengetahui hubungan Jasmine dan Gariel dan mendukungnya. Mereka pun sama kecewanya dengan Jasmine, tidak menyangka Gariel seperti itu dengan sahabat Jasmine.
***
Jam menunjukkan pukul 06.30 pagi. Siswa SMA Angkasa terlihat mulai berdatangan ke sekolah, termasuk Jasmine.
"Je tungguin gue!" Teriak Flo dengan suara cempreng melengking khasnya berlari mengejar Jasmine
"Berisik Flo, suara lo bisa dipelanin dikit gak sih?" Jasmine kesal karena kini mereka jadi pusat perhatian akibat suara Florea.
"Ya mana bisa Je! Ini suara kebanggaan gue yang dikasih Tuhan nih."
Mereka berdua berjalan menuju kelas. Jasmine dan Florea memang satu kelas, XII- IPS 2.
Lain hal nya dengan Lintang, dia berada di kelas lain namun kelas mereka bersebelahan, XII - IPS 1."Flo, liat tugas lo dong. Gue lupa ngerjain kemarin ketiduran." Jasmine tersenyum manis. Florea memutar bola matanya malas. Sudah biasa Jasmine lupa mengerjakan tugas.
"Kebiasaan lo mah. Makanya kalo dikasih tugas tuh kerjain dulu jangan dinanti-nanti. Nih." Ujar Flo sambil menyerahkan bukunya. Jasmine menerima buku Flo sambil tersenyum lebar. Dia memang malas sekali jika diberi tugas oleh guru.
Namun Jasmine termasuk siswi pintar, peringkat Jasmine di kelasnya itu ke-3 dan Florea menempati peringkat ke-2.
Berbeda halnya dengan kelas XII- IPA 5, tampak Jo sedang berada diatas meja sambil bernyanyi dan menggoyangkan badannya. Tak ada guru yang masuk karena ada urusan sehingga jamkos (jam kosong).
"Saya masih ting ting.. dijamin masih ting ting.. sama sekali belum berpengalaman...asekkk"
"Diem deh Jo, suara lo ganggu banget tau gak bikin orang meriang!" Ujar Rona, musuh bebuyutan Jonathan dikelas. Cewek dengan tampang ketus dan judes andalannya itu sudah menjadi ciri khas di kelasnya.
"Nape sih? Sirik aja kerjaan lo. Gue tau kok suara gue mirip Zayn Malik." Balas Jo, memeletkan lidah nya. Rona berekspresi seolah-olah muntah ketika mendengar jawaban Jo. "Jijik!"
Cowok kurus tinggi dengan segala macam tingkah aneh bin ajaibnya juga tingkat kepercayaan diri yang tinggi merasa dirinya seganteng aktor Song Joong Ki padahal aslinya beuuuhh.... JAUH BANGET!
"Bacot lo berdua." Ucap Gariel kesal bangun dari tidurnya terganggu oleh suara Jo dan Rona.
"Eh pak bos udah bangun." Jo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tak lupa dengan cengiran lebarnya.
"Kantin, belakang." Ucap Gariel sambil berlalu. Tak peduli dengan keadaan di kelasnya.
"Aeh si bos mah maen pergi aja, tungguin atuh." Jo turun dari meja dengan seragam acak-acakan. Dasi di dahi. Kerah baju yang tak dilipat dibiarkan keatas. Sungguh sangat mencerminkan pelajar urakan.
Faza dan Dhika yang mengerti pun langsung menyusul Gariel menuju markas mereka. Di belakang kantin memang ada ruangan tidak terpakai dan itu dimanfaatkan oleh Gariel dan teman-temannya untuk dijadikan markas.
Mereka bertempat berjalan beriringan. Diluar kelas hanya ada sedikit siswa karena memang sedang dalam jam pelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang berada di lapangan karena pelajaran olahraga.
Sesampainya di markas, mereka mengeluarkan rokok dari salah satu lemari yang berada disana lalu menyalakannya.
"Dhik, lo kemana aja kemaren gue chat ga dibales, ga ikut nongki juga lo padahal ada yang ketemu mantan lho." Ucap Jo sambil melirik Gariel.
"Hp gue mati kemaren. Disuruh jemput mama ke bandara makanya gue gatau lu pada nongki." Jawab Dhika.
Jo yang mendapat jawaban itu hanya ber oh ria sambil memasang earphone ditelinganya bersiap untuk tidur.
"Lo kemaren ketemu Jasmine Riel?" Tanya Dhika pada Gariel.
"Ya." Gariel termenung memikirkan kejadian kemarin.
"Gaada niat ngajak balikan?" Tanya Dhika lagi.
Gariel memang lebih sering bercerita kepada Dhika dibanding temannya yang lain. Jadi tak heran jika Dhika lebih tau tentang Gariel.
Gariel tampak berpikir. "Gue gatau, tapi lo tau lah gue masih sayang dia."
Gariel menghembuskan asap rokoknya.
"Nyesel kan lo sekarang udah selingkuhin dia. Kalo emang masih sayang ya kejar lagi Riel bikin dia percaya lagi sama lo." Ujar Dhika.
"Tapi kayanya bakal susah, Jasmine gabakal semudah itu balik ke lo." Tambah Dhika lagi.
Gariel menghela nafas berat. "Kelakuan gue dulu emang berengsek banget. Tapi gue bakal coba deketin dia lagi." Ujar Gariel yakin.
"Yoi lah Bro gue dukung lo! Jangan sampe lo keduluan cowo lain." Dhika merangkul Gariel sambil tersenyum lebar.
Gariel yang mendengar ucapan Dhika merasa tekadnya semakin kuat. Dia tak sudi Jasmine bersama laki-laki lain selain dirinya. Tak boleh.
"Sebentar lagi, lo bakal jadi milik gue lagi Alen." Batin Gariel.
♡♡♡
segitu dulu ya....
thank you!
| cover and photo by pinterest |