Bagian Tiga Puluh Satu

2.2K 207 21
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!

___________________________________________

HAPPY READING 💕

Matahari sudah berada di atas kepala, kini murid perwakilan Liorenco Academy telah sampai di kediaman Lord atau pemerintah kekaisaran, di mana tempat Istana Georgia berada. Semua murid tak henti-hentinya menatap kagum ke arah bangunan di depannya. Bagiamana tidak, istana Georgia ternyata sangatlah besar,megah, dan indah. Dengar-dengar Queen Georgia memang suka tumbuhan bunga, karena itu banyak sekali jenis bunga yang menyambut kedatangan mereka.

"Lihatlah itu Rin, bunganya sangat besar dan indah," ucap Lorez tak bisa menutup mulutnya karena terkagum-kagum.

"Aku ingin memetiknya," ungkap Elis yang langsung di hentikan oleh penjaga, tanda tidak ada yang boleh menyentuhnya.

"Benar, aku seperti masuk ke dunia fantasi,"

"Bukannya dari dulu kita memang di dunia fantasi ya?" tanya Lorez.

"Hahaha, aku lupa," cengengesan Qarin.

Dirgo dan Frex menatap malas ke arah bangunan di depannya.

"Apa ini bencana?" ucap Frex yang di setujui Dirgo.

"Bagaimana jika rencanamu selama ini gagal?"

"Dia tidak akan muncul, aku menyuruhnya untuk pergi," dingin Dirgo.

"Syukurlah, dewa berpihak kepada kita,"

"Hanya sementara," lanjut Dirgo.

"Aku paham, mana mungkin dia begitu saja mau menurutimu, lalu sekarang dia di mana?"

"Mungkin di tempat itu," jawab Dirgo.
Frex yang tau tentang itu pun mengangguk mengerti.

Beberapa barisan wanita dan kesatria mendatangi mereka.

"Selamat datang di pemerintahan kekaisaran yaitu Istana Georgia, mari saya antar ke kediaman yang sudah disiapkan untuk anda semua," ucap seorang berpakaian seperti maid. Mereka pun telah sadar dengan kekagumannya, lalu mengikuti maid di depannya.

Belum sampai di situ, setiap langkah pun mereka sangat terkagum-kagum. Setiap dinding dan pintu terukir teratai emas yang sangat indah.

Walaupun Cassil sudah pernah ke istana ini, namun tak bisa dipungkiri bahwa ia juga terkagum. Saat itu malam hari, jadi Cassil tak memiliki waktu untuk berkeliling. Saat itu ia hanya singgah sementara atas bujukan Queen. Ngomong-ngomong soal Lord dan Queen, apa mereka masih mengingatnya? mana mungkin, karena di tubuhnya sudah banyak perubahan, dan lagi warna rambutnya pun beda dari sebelumnya.

Saat melewati lorong dekat dengan taman utama. Mata Cassil tak sengaja menemukan sebuah objek, ia tertarik dengan ukiran teratai emas yang berada di sebuah pintu, teratai itu berbeda dengan ukiran teratai yang lain. Warna teratai itu terdapat semburat biru perak, seperti ada glitter yang menambah keindahannya.

Semua ruangan dapat di tembus pandang oleh Cassil. Dari ruang senjata, ruang makan, ruang pertemuan, ruang kerja, perpustakaan dan lainnya. Namun ruangan yang satu ini tak bisa, seperti ada sihir yang melindunginya.

Iris mata Cassil yang berubah warna itu disadari oleh Dirgo, dia menatap sinis ke arah Cassil yang masih berusaha melihat isi ruangan itu dari balik pintu.

"Kau tak akan bisa, karena itu ruangan pribadiku," batin Dirgo menyeringai.

******

Cassil memandang gerbang istana dari atas, ternyata satu persatu pemimpin kerajaan tiba. Cassil pernah membaca ini, para bangsawan memiliki tingkatannya sendiri. Dari Raja, Duke, Marques, Earl, Viscount hingga Baron, untuk posisi pertama adalah emperor atau kekaisaran yang di pimpin oleh seorang Lord. Ini benar-benar gila, jadi buku yang pernah Cassil baca saat di panti adalah sebuah kenyataan.

LIORENCO ACADEMY Where stories live. Discover now