49.

4K 412 144
                                    

Oya gaiss gimana ya kalo misal cerita atau kisah ini dipakein ost?😂.

Salah satunya pake lagu diatas👆.
Virgoun feat. Audy - Selamat (Selamat Tinggal)•.

Author POV

Broom!

Suara mobil terdengar begitu kencang dijalanan. Mungkin lajunya sangat begitu cepat.

Sang pengendara tak kenal takut. Dia terus tetap menambah laju mobilnya itu hingga lewat batas maksimal.

Ciiitttt!!!

Dia membanting setir ke kiri.
Untung saja, jalanan waktu itu sedang sepi.

"Hah hah hah.....," nafasnya begitu tak beraturan.

"Obat.....," ini Aura.

Dengan tergesa-gesa ia merogoh jasnya untuk mencari obat.

"Ahaaaa......," dia sedikit lebih tenang sekarang.

"Kamu yakin mau kesana?"

Aura teringat ucapan Mamanya.

"Iya aku harus kesana. Kakek sama Nenek kangen aku," ucap Aura untuk mengalihkan pikiran yang bisa membuatnya hilang kendali.

Memang harus. Batin Aura.
Karena sudah 6 tahun ini, Kakek dan Neneknya selalu menjenguk ke kota, tempat kediaman anak dan cucunya. Untuk saat ini, bergantian. Aura yang harus menjenguk ke desa.

"Oke..... Ayo tenang, fiuh....," Aura berbicara dengan diri sendiri.

Setelah tenang. Aura pun langsung melanjutkan perjalanan menuju desa. Tempat dimana semua kejadian ini bermula.

"Maaf, seharusnya Nenek ga bilang gitu ke kamu," ucap Indira seraya memeluk Aura dengan erat.

Padahal Aura baru saja akan mengetuk pintu rumah. Tapi, tiba-tiba Indira keluar dan langsung memeluk Aura. Seakan tau, siapa yang datang.

"Gapapa. Seharusnya begini. Cucu yang jenguk Kakek Neneknya. Bukan Kakek Nenek yang jenguk Cucunya," seraya Aura tersenyum dipelukan Neneknya itu.

"Makasih," Indira terharu.

"Iya," Aura memberikan beberapa kecupan diwajah Indira.

"Yuk masuk. Biar Nenek yang bawain tas kamu," Aura pun masuk kedalam rumah, mengikuti Indira dari belakang.

"Kakek mana?," tanya Aura sembari celingak-celinguk.

"Ke sawah, baru aja berangkat," Tiba-tiba Indira sudah berada dilantai 2.

"Ohh. Loh Nek!," Aura terkejut.

"Apa?," tanya Indira setelah menaruh tas di kamarnya Aura.

"Tas aku biarin aja. Ntar aku taruh sendiri, malah Nenek yang bawa," oceh Aura yang membuat Indira sedikit heran.

"Tumben sekarang banyak omongnya?," tanya Indira setelah menuruni anak tangga.

"Gapapa," Aura kembali dalam mode pendiamnya. Indira terkekeh.

"Nenek kangen kamu yang dulu," Indira tersenyum sambil sedikit terharu?.

Sekejap Aura diam membeku. Hatinya tersentuh atas ucapan Neneknya.

Dia PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang