***
"Lihat, dia terus menerus berkicau di chat grup. Cepat hentikan dia." Melanie melirik hp ku yang tergeletak manis di atas karpet. "Kenapa harus aku?"
"Memangnya siapa lagi?"
"Mana ku tau."
Aku menaruh mangkok bekas ramen ke wastafel lalu mencucinya. Setelah itu kembali duduk di karpet bulu yang dulu diberikan Ken sebagai hadiah pindahan rumah lalu meneguk air putih yang sudah diambilkan Melanie sejak tadi. Kali ini aku beruntung tidak mendengar karaoke gratis darinya karena menjadikan mie instan sebagai cemilan malam ku. Punya sahabat calon dokter memang banyak kelebihannya, tapi kekurangannya pun juga ada.
Selama Melanie menginap di apartemen ku dia mengambil alih dapur dan memasak makanan dengan sayur-mayur yang tidak pernah absen berada di meja makan. Dan dia akan mulai mengomel setiap kali aku mau makan makanan junk food atau apapun itu yang mengandung bahan pengawet berlebih. Pokoknya aku benar-benar mendapat asupan gizi dengan baik 10 hari ini.
Yap, Melanie aku suruh menginap di apartemen karena aku meminta bantuannya untuk menemaniku belajar selama ujian berlangsung. Dia banyak membantuku dengan mengoreksi jawaban jika perhitunganku melenceng jauh dari apa yang ditunjukan oleh kalkulator. Selain itu, belajar sendirian sangat membosankan. Jadi karena Melanie juga tidak ada kerjaan dirumah, aku menyekapnya disini untuk menemaniku.
Tanpa terasa ternyata sudah seminggu lebih berlalu. Aku sendiri sampai tidak menyadarinya. Setelah mengetahui kebenaran yang menjadikanku sebagai orang jahat dalam kenangan seseorang, aku berhasil melalui hari demi hari dengan baik. Terpuruk, menangis setiap malam, atau meratapi kesalahan secara berlebihan, itu bukan style ku. Aku menghadapi semuanya dengan menyibukan diri menghafal dan mempelajari semua mata kuliah yang ku ikuti satu semester ini. Berkat adanya ujian semesterlah aku mengabaikan rasa bersalah dan perasaan-perasaan aneh yang baru aku rasakan setelah 19 tahun menjalani hidup. Ujian yang biasanya terasa berat dan melelahkan entah kenapa kali ini terasa menyenangkan.
Tapi tentu saja tidak semuanya berjalan dengan baik. Bukan Annaly namanya kalau tidak menimbulkan kekacauan. Pertama, aku lupa kalau kami sekeluarga ada janji pesta barbeque dengan keluarga Kinara. Sebenarnya bukan salahku juga karena Kevin si bodoh itu tidak mengingatkanku. Tanpa mengatakan apapun, Kevin mengirimkan Kinara ke apartemen untuk menjemputku karena dia ada rapat dengan dosen di kampus. Bisa kalian tebak saat membuka pintu, tubuh Melanie kaku seperti pahatan es dikutub utara. Seketika aku merutuki diriku karena membuatnya berada di situasi seperti itu.
Kedua, aku meminta Ken untuk membantuku menulis esai berbahasa inggris karena selama aku menjadi pelajar nilai bahasa inggrisku selalu kurang. Aku mengajaknya minum di kedai kopi dekat kampus karena dia tidak bisa lama-lama, ada janji katanya. Tapi karena hari itu aku sedang tidak beruntung, Ken menyadari sesuatu di belakang meja kami. Disana ada sepasang kekasih sedang berkencan dengan asyiknya. Itu memang hal yang wajar, tapi masalahnya gadis yang sedang menikmati kencannya itu adalah Carol, pacar Ken yang selama 11 bulan ini dikencaninya. Akhir-akhir ini Ken cerewet meminta saran untuk merayakan satu tahun anniversary mereka agar dia terlihat romantis di hadapan pacarnya itu. Tapi dia malah memergoki kekasihnya selingkuh dan itu semua karena aku memilih tempat yang salah walaupun sebenarnya bagus juga Ken mengetahui kebusukan Carol lebih cepat.
Kau tau apa yang sama mengerikannya dengan kiamat? Jawabannya adalah kegalauan Ken.
"Ooh...sekarang dia malah mengajak kita ke gudangnya sarang penyakit." Seru Melanie yang berisik sekali daritadi. Mau tidak mau aku meraih hp ku dan membuka Line grup yang berisikan kami berempat.
Ben Yohannes : Ayooo ke Blackjack! Temanku akan tampil perdana sebagai DJ malam ini. Kalian temani aku. Ya, ya, ya???
Melanie Mariana : BIG NO, DADDY!!! Kau belum puas merusak badanmu dengan minuman racun itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Freak Little Monster
RomanceSelamat datang dalam lingkaran setan. Welcome to the hell...