27.

2.4K 230 336
                                    

Kita lanjutkan..

Selamat membaca ya..
Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia..

🔞








*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*









"Mami, aku pulang..."
Suara lemah Saint terdengar..

Tui yang sedang sibuk menyiapkan minuman untuk suaminya segera menghentikan kegiatannya dan menghampiri menantunya.

"Ada apa sayang?
Kau sakit?
Kenapa lemas begitu?"
Dituntunnya Saint yang lesu ke sofa.

Saint menunduk, bibirnya bergetar menahan tangis.

Melihat itu Tui segera meraihnya ke dalam pelukannya.
Anak manis ini pasti mengalami sesuatu,wajahnya terlihat mendung.

Perlahan Saint mengeluarkan map dari tasnya, mengulurkan pada ibu mertuanya.
Tui menerima dan membukanya, matanya menelusuri deretan angka itu.
Saint duduk dengan kepala tertunduk, bahunya merosot.

"Nilainya sudah keluar rupanya?
Kau sedih karena ini?"
Saint manggut.

"Tapi kamu lulus bukan?"
Tanyanya.
Tui masih memperhatikan deretan angka itu, hasil praktek mengajar Saint selama dua minggu.

"Tapi nilainya jelek mami."
Lirihnya.

"Itu masih pas - pasan."
Saint menunduk sedih, padahal dia sudah mati - matian belajar, mati - matian menghafal sampai Pin juga ikut hafal.
#abaikan 😂😂😂😂


Ternyata saat praktek banyak terjadi kendala, misalnya Saint mendadak lupa atau tidak bisa menjawab pertanyaan murid-muridnya.
Kelas yang diajarnya tidak melulu kelas Pin yang akan membantunya dengan pancingan - pancingan pertanyaan yang mengingatkan Saint.

Perth hanya bisa menungguinya hari pertama saja karena sesudahnya suaminya itu sibuk dengan jadwalnya sendiri.

Saint tidak punya kesempatan untuk mengeluh, dia juga tidak tega kalau melihat betapa lelahnya Perth.

"Sudah, jangan bersedih..
Lain kali pasti lebih bagus."
Hibur Tui, mengusap kepala Saint.

"Mandilah lalu turun untuk makan."

Saint mengangguk lesu lalu naik ke kamarnya.











"P'Saint kenapa?
Kok sedih?"
Pin meletakkan sepotong daging di mangkok Saint.

Saint hanya menghela nafas, makan dalam diam.
Seisi meja tertular kesedihan Saint,mereka jadi ikut diam.

"P'Saint, soal nilai jangan terlalu dipikirkan, bukankah P'Saint sudah berusaha?
Hasilnya juga tidak terlalu buruk, buktinya lulus."
Hiburnya.









Hiks.....

Akhirnya tangis itu pecah.

"Tapi Pin,kalau nilainya seperti itu Perth tidak akan mau mengajak P'Saint berkencan.
P'Saint ingin berkencan dengan Perth, kami belum pernah berkencan huwaaaaaaa...."
Anak itu menangis tersedu - sedu..

Pin melongo sejenak..

Ternyata P'Perth menjanjikan kencan?

Sekarang dia mengerti sumber kesedihan Saint.
Diletakkannya sumpitnya lalu dirangkulnya bahu pemuda yang lebih tua itu.

Saint terisak di bahu Pin.
Mendengungkan aku ingin berkencan sambil tersengguk - sengguk.

You're My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang