Limabelas

4 6 1
                                    

Disinilah Dea sekarang,di toilet wanita yang ada di kantinnya.
Malu sekali, mengingat kejadian tadi.
Dea malu...
Dea benar-benar malu.

Ingat tidak ingat,tapi sekarang Dea sudah jarang mengemut lollipop.

Membasuh muka nya dengan air, kemudian menambahkan sedikit liptint di area bibir setelah itu Dea menetralkan nafasnya lalu mengeluarkan sebatang lollipop dari saku seragamnya.
Baru dilihat saja rasanya Dea sangat senang, apalagi kalau dimakan.

Dea membuka bungkusan lollipop yang berada di tangannya dengan perlahan,bak gerakan slow motion.
Tapi tiba-tiba

Dor..Dor..Dorr

Pintu toilet di gedor dari luar membuat Dea kaget dan berakhir lollipop yang di tangan nya juga jatuh dengan cara slow motion.

Ditinggal pas lagi sayang-sayang nya.
Sekarang Dea merasakan itu.
Ingin sekali menangis sejadinya tapi takut dibilang cengeng.
Dea membuka pintu mendapati ibu kantin yang tercengir lalu bertanya
"Mie ayam nya pakai sawi?"

Cuma mau bertanya itu tapi menggedor pintu seakan terjadi gempa bumi.
Dea mengangguk kikuk.
"Iya bu"

Setelah mendengar jawaban itu,ibu kantin pergi meninggalkan Dea yang sudah berkaca-kaca melihat lollipop nya hancur berkeping-keping dilantai.

****
"SUMPAH KU MENCINTAIMU...."

"SUNGGUH KU GILA KARENA MU..."

"SUMPAH MATI HATI KU UNTUK MUUU"

Suara-suara berisik itu berasal dari Eza,Daddy,dan Dimas yang sedang bernyanyi sambil memukul-mukul meja ibaratnya alat musik.

Kelakuan mereka ini jelas saja mengusik acara makan yang dilakukan murid-murid lain di kantin.

"Woi kalian bertiga bisa diam nggak sih?!"

"Tau nih! Dikira suaranya bagus"

"Hilang tau nafsu makan gue"

Mereka bertiga hanya saling pandang kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Setelah itu Eza memutuskan untuk memulai acara ghibah nya dari pada menyanyi tidak jelas seperti tadi.
"Eh tau ngga sih?" Tanya nya.

"Ngga tau" Dimas dan Daddy kompak menggelengkan kepalanya.

"Lo pada tau kan? Si Pram anak IPS 2"
Tanya Eza sambil berbisik.

"Iya tau" lagi-lagi mereka kompak mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Dia itu pinter banget goyang tuing-tuing yang lagi viral di tik tok."
Ujar Eza sambil melirik kanan kiri,takut orang nya ada.

"Emang tuing-tuing yang gimana sih?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Dimas.

Daddy berdiri lalu mempraktekkan gerakannya sambil menyanyi
"Yang gini"

"Saya masih tung tung dijamin masih tung tung..terus gue lupa,itu aja yang gue tau sih"

" Ooh,Eh tapi dengar-dengar sih si Ana kelas IPA 1 juga pinter banget"

"Bagus dong mereka kita jodoh-jodohin. Kan sama-sama pinter goyang tuing-tuing"

"Emang sekarang bulan apa?" Tanya Daddy di sela-sela acara ghibah mereka.

"Goblok! Mana ada bulan siang-siang gini" gemas Eza menatap Daddy.

"Ya ada lah! Pagi juga pasti ada bulan" ujar Daddy tidak mau kalah.

Eza menatap Dimas kemudian menggerakkan mulutnya seperti
"Dim..apa jangan-jangan si Daddy ini anak indigo?"bisiknya sambil bergidik.

Dimas hanya menggelengkan kepalanya tidak tau.

Daddy yang paham bahwa telah terjadi kesalahpahaman disini langsung angkat bicara.
"Maksud gue itu, ini bulan Januari, Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember atau apa?!"

"Ooh itu,ini bulan Juli. Emang kenapa?" Tanya Dimas

"Gue mau bikin judul film.
Pram dan Ana di bulan Juli"

"Eh bagus juga tuh judulnya"

"Iya dong! Daddy gitu"

"Gue juga punya judul film nih" celetuk sebuah suara tiba-tiba.

"Derita kang ghibah kuburan nya terbelah dua"

"Gak nyambung ogeb!"

"Nyambungin lah"

"Tunggu-tunggu l-lu siapa?" Bingung Eza memutar kepalanya mendapati Ana yang sedang di gosip tersenyum horor ke arah mereka bertiga.

"Aku Maham Ana,Aku akan menghancurkan mu Jalal"

****

Demi Upin Ipin yan yang belum lulus TK,dan demi Plankton yang belum mendapatkan resep rahasia krabby Patty Aina sangat tidak mau berada di tempat ini.

Di atas pohon yang menunggu seekor anjing dibawahnya pergi.

"Hus...hus sana pergi lo! Gue takut ngomong kasar ngeliat muka lo"

Gong....gong....gong....

"Pergi lo Anjing! Eh tuh kan gue ngomong kasar gara-gara lo sih dasar Anjing! Huaa gue ngomong kasar lagi,emang ni semua gara-gara Anjing! Nggak-nggak gue gak boleh ngomong Anjing,eh barusan gue ngomong Anjing lagi! Barusan juga, Dasar Anjing sialan lo! Pergi sana" Aina berbicara sendiri.

Tau gini Aina tidak akan lewat di depan rumah tetangga nya.
Gini sih kalau di kasih tau tapi gak mau tau.

Flashback on

"Aina mau berangkat sekolah dulu ya babay mak"

"Jangan lewat depan rumahnya si Murni ye!"

"Lah kenapa?"

"Ada anjing, anjingnya galak"

"Kecil itu mah! Kalo putar balik sekolah Aina tambah jauh"

"Terserah deh"

Flashback off

Aina menangis mengingat itu semua,huhu....Tolongnin Aina mak

****

Tbc..

Typo bertebaran!

Feel-nya dapat?

Gimana part ini?

Tapi kenapa?....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang