"Arvin sama Sherina sampee!"
"Waduh, akhirnya si ganteng nyampe juga sama si cantik!"
Akhirnya, Arvin dan Sherina sudah sampai di tujuan dan langsung masuk. Tentu saja Sherina bersembunyi dibelakang punggung Arvin karena takut dan gugup.
"Loh, Sherina kok ngumpet gitu?" heran Wendy. Fevano dan Natasha hanya terkekeh saja melihat kelakuan anak bungsunya.
"Malu," jawab Arvin terkekeh dan menarik Sherina untuk tak bersembunyi dibelakangnya.
"Eh?" panik Sherina dan matanya langsung menatap ke depan dimana ada semua keluarga besar Arvin berkumpul sambil melihatnya.
"Aripin, maluuuu!" bisik Sherina menoleh sebal kearah Arvin yang sekarang malah pergi meninggalkannya.
"Ishh!" Dengan perasaan malu, Sherina pun mengikuti Arvin dan menyapa kepada semua anggota keluarga Arvin.
"Bener kata kamu, Wen. Memang cantik sekali anaknya," puji Nenek memegang gemas dagu Sherina.
"Eh? Makasih, Nek," balas Sherina gugup.
"Jangan gugup gitu dong. Gak akan di tes apa-apa kok," ujar wanita yang sepertinya Tante Arvin.
"Loh?" bingung Sherina lalu menatap Natasha yang sedang memasang wajah meledeknya.
"Ih, Mamaaa," rengek Sherina. Suara tawa pun terdengar begitu mereka mendengar Sherina merengek layaknya anak kecil, membuat gadis itu mengulum bibirnya menahan malu.
"Bangun, Nak. Jangan duduk di bawah gitu." Nenek memegang pundak Sherina dibalas anggukan oleh Sherina dan ia pun duduk disamping Nenek.
"Aduh, cantik banget sih kamu, Neng," puji Nenek lagi membuat Sherina tersipu malu.
"Dih, sok-sokan malu. Biasanya juga malu-maluin," ledek Arvin dihadiahi tatapan tajam oleh Sherina.
"Oh, iya. Sherin belum ngenalin diri. Halo, Nek. Aku Sherina Olivia Reese, seangkatan Arvin dan calon .... Ah, yang itu mah gak usah disebut." Sherina bingung sendiri lalu cengengesan tak jelas, yang penting ia sudah berusaha untuk memperkenalkan dirinya.
"Aduh, si cantik. Kenalin juga nama Nenek Angguna Jelita," balas Jelita mengusap surai rambut Sherina.
"Tapi calon apa, Sher? Kok gak dilanjutin?" goda Natasha tersenyum jahil.
"Ya calon apa kek lah!" rengut Sherina.
"Nenek. Nenek penasaran gak sih sama ucapan Sherina tadi?" tanya Arvin ikut-ikutan menggoda Sherina.
Jelita mendengarnya pun terkekeh sebentar dan mengangguk. "Iya, nih. Nenek penasaran sama ucapan Sherina. Kenapa gak dilanjutin yaa?" tanya Jelita pura-pura bingung.
Mendengarnya pun mereka semua tertawa, apalagi melihat wajah Sherina yang menahan malu.
"Tuh, Sher. Nenek penasaran juga. Kamu gak kasihan apa?" tanya Arvin mengangkat kedua alisnya, senang sekali menggoda Sherina.
"Ya itu? Calon ..." ucap Sherina menggantungkan kalimatnya.
"Calon siapa?" tanya Wendy yang ikutan menggodanya.
"Calon tunangannya si Aripin ..." cicit Sherina menunduk malu.
Para keluarga Arvin yang mendengarnya pun langsung kembali menggoda Sherina, membuat dirinya bertambah malu.
Berbeda dengan Arvin yang sekarang sedang menahan gemasnya terhadap Sherina.
📚📚📚📚📚
"Aw! Sakit, Sher!" ringis Arvin mengusap lengannya yang dicubit kecil oleh Sherina.
"Habisnya lo kayak anjing banget sumpah, Pin! Maksud banget lo godain gue depan keluarga lo?" oceh Sherina menatap Arvin dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIJODOHIN
FanfictionNormalnya, jika kita dijodohkan kita akan menolaknya dengan keras kan? Apalagi jika dijodohkan dengan orang yang tidak kita sukai. Namun, gadis bontot ini malah mengajukan dirinya untuk dijodohkan. Gila? Memang, Sherina pun mengatai dirinya sendiri...