57. Ada yang baru nih!

717K 64.6K 35.3K
                                    


Menyeruput minuman soda terakhirnya dan menatap satu persatu teman-temannya yang menggila tanpa henti dari tadi.

Kelasnya kini lebih dipenuhi dengan anak-anak kelas 12 yang lainnya, yang notabennya anggotanya sendiri.

Tak hanya itu saja, Elang juga membawa gerombolannya. Intinya kelas Arga sudah seperti kapal pecah.

"Elang! Pake baju lo! Keti lo lebat amat, anjir. Itu perut lo masya allah! Belendung, Lang!" Johan menyentil keras perut Elang.

"Bagus ya, bang?" Elang menaik turunkan alisnya.

"Gue yakin, Lang. Lo kalo ikut lomba tinju, belum-belum apa-apa lo langsung tepar!" Ucap Johan.

"Perut belendung itu ciri khas bapak-bapak indonesia, bang. Cewek-cewek juga jaman sekarang sukanya sama perut modelan gue," Elang menepuk perutnya dengan bangga.

Lingga berjalan mendekat dan menusuk-nusuk perut Elang dengan pensilnya.

"Ini isinya apa, Lang? Lentur amat," tanya Lingga.

"Ada bayi disini. Jangan asal pencet lo, nanti kalo gue keguguran lo tanggung jawab ya!" Elang mendekap perutnya sendiri.

"Geloh pisan kamu setan!" Johan memukul kepala Elang dengan setumpuk buku.

Elang mengambil ponsel didalam saku celananya. Membuka aplikasi google-nya dan mengatakan sesuatu disana.

"Oke google, siapa panutan sejuta umat manusia?"

Klik!

"Panutan kita adalah Sugiono."

"Wah! Mantep nih gugel!" Elang menepuk ponselnya.

"Oke google, dimana letak masa depanku?"

Klik!

"Kamu hanya perlu jalan lurus kedepan, belok kekiri ada sawah. Belok ke kanan ada neraka, disitulah masa depan terakhirmu."

"Jingan lo, gel!"

Elang menghela nafasnya pelan. "Gue jadi kangen Janson gini,"

"Apa dia mati gara-gara kita culik waktu itu ya?" Tebak Johan.

Arga menolehkan kepalanya. "Dia mati gara-gara overdosis susu SGM,"

Johan menganggukkan kepalanya. "Kalo Ziko waras-waras aja gitu, gue masih mau rawat Janson. Minul mati dulu juga gara-gara keracunan racun tikus. Emang bener-bener keluarga Ziko gak ada yang bener,"

"Kayak lo bener-bener aja bang. Ngaca sebelum katain orang, bang." Sembur Elang.

Brak!

Pintu kelas 12 IPA 3 terbuka kasar. Ziko lah pelakunya, cowok itu menendang pintu kelas dengan kakinya sedangkan tangannya menggendong tas besar.

"Binatang lagi tuh," tebak Arga.

"Kita liat nanti. Apakah ada monyet-monyet lain setelah Janson dan Minul?" Johan menggaruk dagunya seolah-olah sedang berfikir.

"Gak mungkin monyet, bang. Tasnya gede banget gitu, gorila kali yang dia bawa." Saut Elang.

Johan menjitak kepala Elang. "Ngaco! Gorila mana bisa dimasukin kedalam tas."

"WOY BRADER! GUE BAWA ADIK BUAT KALIAN, KEPONAKAN BARU BUAT KALIAN!!" Teriak Ziko. Cowok itu memposisikan dirinya disamping Arga.

Arga memandang tas yang dibawa Ziko dengan heran. Pasalnya tas jinjing bessr itu dari tadi terus bergerak tanpa henti.

"Lo gak bawa kingkong kan, Zik?" Tanya Arga.

ARGANTARA Where stories live. Discover now