21

1.5K 108 12
                                    

Tania terkikik sembari menonton video di gawai miliknya. Senyumnya tak pernah luntur dan matanya tak berkedip melihat video yang menampilkan wajah tertekan suaminya yang tengah bergoyang pargoy itu.

Begitu melihat Aldo yang sibuk di depan lemari, Tania mengakhiri aktivitasnya dan berjalan ke arah sang suami.

"Nyari apa?" tanya Tania tepat berada di samping lelaki itu.

"Jas silver aku mana, ya?"

"Ngapain nyari jas? Kampus sekarang pake jas, ya?"

Aldo melirik sebentar, istrinya itu malah mengajaknya bercanda di waktu segenting ini.

"Aku nggak pengen bercanda," tegas Aldo. Mata lelaki itu masih menatap teliti lemari pakaiannya.

"Ini?" Tania mengangkat jas silver yang tengah dicari itu.

"Iya. Makasih, Sayang," jawab Aldo mengecup pipi Tania kemudian mengambil alih jas itu dari tangannya.

"Jawab dulu mau ke mana?" Tania melontarkan pertanyaan kepada lelaki yang saat ini berjalan menuju kamar mandi.

"Nanti, ya. Aku mandi dulu."

Sekitar lima belas menit, keluarlah Aldo dengan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, tak luput dengan rambut hitam basahnya. Badan atletis itu membuat Tania tergoda untuk menyentuhnya.

"Ekhem, ngapain tuh?" tanya Tania menaik-turunkan alisnya menggoda.

Sadar dengan tatapan Tania, Aldo mendengkus kemudian melempar handuk ke wajah sang istri setelah memakai celananya.

"Jaga pandangan!" ucap Aldo menajam.

"Cih, sekarang aja ngomong gitu. Biasanya mah, nggak disuruh, udah buka-buka duluan," ambigu gadis itu membuat Aldo melototkan matanya.

"Siapa yang ngajarin gitu?!" pekik Aldo tetahan.

Emang bener kata orang mah. Allah menutupi aibmu, tapi tidak dengan istrimu.

Hancur sudah harga diri lelaki itu.

"Pasangin dasi, Yang," ujar Aldo memberikan dasinya kepada Tania.

Tania menerima dasi itu dengan malas. "Ini kamu rapih banget, mau ke mana, sih?"

"Ke kantor."

"Ngapain?"

"Nyari istri baru."

"Ih ngomongnya!" Tania memukul keras lengan Aldo. Sedangkan lelaki itu tertawa keras melihat ekspresi kesal istrinya yang begitu menggemaskan.

"Menurutmu, orang kalo ke kantor ngapain?" tanya Aldo masih betah di depan wajah Tania, padahal perempuan itu telah selesai memasangkan dasinya.

"Ya kerja. Apalagi."

"Nah, itu tau."

"Tapi 'kan, Aldo, sejak kapan kamu kerja di kantor?"

Pertanyaan itu membuat Aldo menjauhkan wajahnya, kemudian mengelus perut berisi milik istrinya.

"Di sini, aku punya tanggung jawab. Kalo aku nggak kerja, yang nafkahin sama beli jajan buat kalian berdua, siapa?"

Tania terharu mendengarnya. Kini, suaminya telah berubah menjadi lelaki yang bertanggung jawab, perhatian dan sayang kepadanya. Aldo juga sepenuhnya telah menerima dirinya dan calon anak mereka.

"Terus kuliah kamu gimana?"

"Aku bagi tugas. Kuliah sabtu sama minggu. Selain hari itu, aku kerja di kantor papa."

Tania mendesah kecewa. Jauh di dalam hati kecilnya, Tania tidak setuju dan ingin protes sebab Aldo sekarang tidak memiliki waktu berdua dengan dirinya. Ya, mau gimana lagi?

"Aku berangkat," ucap Aldo membuat Tania menyalami tangan lelaki itu.

"Hati-hati dijalan. Jangan ngebut. Jangan macam-macam di kantor, inget udah punya istri!" ancam Tania menatap garang suaminya.

"Iya Sayang iya."

Kecupan mendarat lama di kening Tania. Perempuan itu memejamkan mata kemudian memeluk erat Aldo.

 Perempuan itu memejamkan mata kemudian memeluk erat Aldo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain peluk-peluk, hm?"

"Pengen aja."

"Tapi kalo gini terus, aku kapan berangkatnya?"

"Hehe, abisnya kangen."

Tania melepaskan pelukannya. Aldo menggeleng, mengacak gemas rambut sang istri.

"Nurut kata mama, di rumah aja nggak usah ke mana-mana!"

"Ay ay, Captain!"

Bersambung...

Menurut kalian gimana part ini?

Ayo dong, penuhin komentar biar semangat nulisnya😁

Selamat berhalu ria🤣🤣

Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang