THAT'S OKAY

『5』 A little too not over you

~~~

By: -r

~~~

Tw/ / abuse, mpreg ⚠

🐷🐰♥️🐶

~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~

Acungan jempol di ruang sebelah mengakhiri acara broadcasting hari ini, disusul tepukan riuh semua crew yang bertugas disambut dengan bungkuk tanda hormat dari Changbin.

"Kerja bagus tuan Seo, terimakasih untuk kerja samanya. Aku hampir tersedak terlalu senang dengan rating stasiun yang naik drastis"

"Sama-sama tuan Lee, jadi tugasku sudah selesai kan?"

"Tentu, anda bisa pergi. Kalau boleh tau anda ada urusan apa sampai terburu-buru?"

"Aku harus menemui orang penting"

"Hahaha.. Dasar orang sibuk. Baiklah, hati-hati di jalan tuan Seo"

"Terimakasih tuan Lee"

Membungkuk dibalasi bungkuk, senyum rekah Changbin masih sempat menyapa beberapa crew yang dilewatinya.

Tepat setelah kakinya kini menginjak pintu keluar, saat itu pula lengkungan bibirnya memudar, matanya terlalu dingin berbalik pesat dengan Seo Changbin yang tampil di televisi tadi

Sebuah sedan mahal berhenti di depannya dengan seorang supir yang langsung buka pintu dan menutup kembali saat Changbin sudah duduk dengan apik.

Ada setelan jas tergantung di sampingnya, tuxedo berkualitas tinggi dengan harga terbaik.. Stop.. Berhenti membahas kekayaan Changbin yang tak akan ada habisnya. Fokusnya kini berhenti tepat di saku jas mewahnya, sebuah kertas berwarna biru muda, sebuah kertas yang menjadi kebencian dan juga pernah jadi angannya

Sebuah kertas bersekat pita silver yang di dalamnya ada dua adam yang tengah tersenyum lembut di lengkapi ukiran nama masing-masing. Dia kenal keduanya..

Satunya hanya kenal sebatas beberapa kali tegur sapa, dan satunya.. Satunya lagi adalah orang yang Changbin pun tak tau cara menjelaskannya

Dia bukan sembarang orang yang hadir dan pergi, bukan orang yang tak tau terimakasih, bukan.. Dia bukan orang seperti itu.. Dia bahkan pernah jadi bagian terpenting hidup seorang Seo Changbin, pernah jadi alasannya untuk bernafas, pernah jadi satu-satunya kekuatan untuk bernyawa

Kim Seungmin

Cerita Seo Changbin dan Kim Seungmin hanya cerita tentang kegagalan, hanya penyesalan tanpa pernah tau bagaimana memulihkan hati, tanpa pernah bisa mengubur rasa yang pernah melekat terlalu dekat, Changbin hanya terus merindukan bagaimana takdir menyatukan dan memisahkan