Chapter 7 - Demon in Durham

307 68 25
                                    

Musim Panas 1878
Techapaikhun Mansion, London

"Happy birthday Win!"seru Off dengan kue kering yang ia beli dari toko kue yang tidak jauh dari pusat kota.

"Uwah! Paman Off! Ini bagus sekalii!!"sahut anak berusia 10 tahun itu. "Win boleh makan kuenya??"tanyanya dengan mata yang berbinar.

Off tidak kuasa untuk menahan dirinya mengacak rambut anak menggemaskan itu. Ia mengangguk. "Tentu saja boleh. Tapi ada syaratnya,"

"Eh? Syarat?"tanya anak itu dan kini ia sudah duduk sambil menggigit ujung kue itu.

"Hm. Jangan panggil aku Paman lagi okay?"ucap Off lalu tersenyum.

"Kenapa?"

"Karena suatu saat, kau akan tumbuh besar, bahkan melebihi aku,"

"Eh? Kenapa Paman-- eum maksud Win, kenapa Off tidak bertumbuh lagi?"

"Karena Paman adalah seorang vampire,"

"Eum vampire baik?"

"Iya baik. Tapi sayangnya vampire diam dan membeku, mereka tidak bisa bertumbuh tua, dan bahkan tidak bisa memiliki anak. Hidup kami hanya seperti ini, untukku, aku akan selamanya menjadi pria berusia 25 tahun,"

"Bukankah itu menyenangkan?"

"Tidak Win,"tegas Off. "Hidup selamanya tidak menyenangkan, kau akan diam terus ketika waktu berjalan di depanmu. Aku akan diam seperti ini sedangkan kakekmu, ayahmu, dan bahkan dirimu nanti akan bertumbuh dewasa dan menua,"

"Apakah Off tidak kesepian?"binar mata polos itu tertangkap oleh Off. Pertanyaan serupa selalu ditemui Off dari para keturunan Techapaikhun ini. Sejak anak dari sahabatnya New lahir, hingga anak kawan setianya dulu, Gulf. Mereka semua punya pertanyaan yang sama.

"Memang sih,"lirih Off. Matanya menerawang ke hamparan bunga mawar yang ia tanam sejak 40 tahun lalu. "Tapi aku punya kau, aku punya Mild, perempuan cantik yang kau lihat di dapur tadi. Lalu Mew, pria yang sedang menyiram bunga mawar disana, dan Bright, pemuda yang menatapmu dari kamarnya,"

Win kecil menebarkan matanya ke segala tempat yang ditunjuk oleh Off dan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Uh tapi mereka jauh sekali,"keluhnya dengan bibirnya yang memaju.

Off mengacak rambut Win gemas, "Tentu saja karena jika kami--para underworlds dekat denganmu, kami bisa membahayakan nyawamu. Darah dan dagingmu sangat membuat kami lapar, jadi lebih baik kami berjauhan dulu darimu sampai kamu dewasa,"

"Kalau Off? Kenapa Off bisa berdekatan denganku?"kali ini ia bertanya dengan mata polosnya.

"Karena aku sudah hidup menjadi vampire selama 450 tahun lebih. Waktu itu cukup bagiku untuk mengontrol rasa lapar dan hawa nafsuku yang lain,"

"Ohh begitu... Win jadi tidak sabar dewasa. Win mau bermain dengan kakak-kakak semua!"seru bocah kecil itu.

"Eum. Makanya Win harus terus berlatih setiap pulang sekolah. Aku juga akan memberimu pelajaran dasar tentang underworlds, dan dunia kita,"ucapan Off itu diangguki Win semangat.

"Sekarang, sebelum ibumu menjemputmu, aku punya sesuatu,"ujar Off kemudian menggandeng tangan kecil anak Techapaikhun tersebut.

"Apa itu?"tanya si bocah dengan kakinya yang terburu-buru mengikuti langkah vampire tua yang sudah dianggap sebagai ayahnya itu. Off yang mengetahuinya langsung menggendong bocah itu dan mengajaknya melesat ke ruang baca.

A Blood Hunter SacrificeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang