♪ ♬ 21 ♬ ♪

1.4K 161 78
                                    

Di depan cermin, Luki memperhatikan dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tubuhnya sudah rapih dibalut kemeja hitam dan jas abu-abu, ada dasi warna putih yang semakin membuat Luki terlihat gagah. Tinggal satu yang ia bingungkan, harus ia apakan rambutnya yang panjang?

Kepalanya menoleh, mencari sosok Eldy yang masih santai, duduk di sofa sambil mengelap sepatu satu-satu, disemir sampai terlihat baru. Luki lihat rambut Eldy juga masih tergerai, mungkin karena masih agak basah. Ia yakin, Eldy tidak akan kebingungan dengan rambutnya, pasti ujung-ujungnya hanya dicepol, atau diikat setengah seperti biasanya. Luki juga ingin sekadar dicepol, tapi ia tidak terlihat gagah, diikat setengan pun rasanya malah jadi tanggung.

“El..” akhirnya hanya bisa merengek lagi. Sejak tadi memang sudah meminta solusi, tapi yang ditanya hanya jawab ‘terserah’ berkali-kali. “Harus aku gimanain?”

“Ya senyamannya kamu aja Ki, kan aku udah bilang. Mau gimana aja ya terserah, asal kamu nyaman.”

“Tck.”

“Kok ngambek?”

“Gak ngambek, abis aku tanya dari tadi kamu gitu aja jawabnya.”

“Lah? Aku emang harus jawab apa?” Eldy baru bangkit, menenteng sepatunya yang sudah kembali mengkilat ke dekat pintu depan. “Waktu ke kondangan Yoga, rambut kamu digimanain?”

“Aku gerai biasa.”

“Gema?”

“Aku iket satu, di bawah sini.” Jelas Luki, seraya menepuk-nepuk leher belakangnya. “Aku mau iket ekor kuda gitu, yang agak tinggi itu, tapi males juga kalo jadi perhatian orang-orang.”

“Gak akan, gak akan. Udah senyamannya kamu aja, mau digerai kek, iket satu kek, kepang kek, asal kamu nyaman, ya udah.”

Luki tidak menyahut lagi, bibirnya ditekuk ke bawah, melihat Eldy sudah melenggang meninggalkannya ke kamar untuk berganti pakaian. Jadi memang hanya tinggal Luki sendiri, memutuskan harus seperti apa rambutnya hari ini.

Dresscode pernikahan Dany serta Aga bersama pasangan mereka masing-masing ini abu-abu. Sebenarnya Eldy dapat setelan jas dari Dany, jadi tidak perlu repot-repot. Waktu Dany datang mememui Eldy waktu itu, ia cerita kalau semua dekorasi dan segala macamnya Surya yang mengatur, Dany dan Aga hanya mengurus tentang nikhanya saja, juga siapa-siapa saja yang diundang. Berhubung Surya yang mengurus, semua jadi terlihat elegan, dresscode jas dan dress pun jadi Surya buat.

Sudah terbayang di bayangan Eldy, pernikahan seperti apa yang akan ia kunjungi nanti. Pernikahan keponakan Surya saja sudah mewah, kelas atas, Eldy yakin kali ini pun sama. Kalimat ‘orang kaya mah bebas’ itu benar-benar cocok untuk Surya, tidak terbantahkan.

Selesai berpakaian dan merapihkan rambut yang sebenarnya sudah buat Eldy tidak betah karena sudah terlalu panjang tapi malas untuk dipangkas, Eldy baru keluar kamar. Ia lihat Luki juga sudah selesai bersiap, akhirnya benar-benar dikuncir ekor kuda. Senyumnya agak menyungging, ia melenggang mendekati Luki di sofa, sedang menunduk memakai kaos kaki. Eldy ikut membungkukan tubuhnya, untuk mengecup kepala Luki lalu melenggang lagi. Sudah biasa untuk keduanya.

“W-wah..” Eldy malah terperangah, senyumnya melebar begitu ia membalik badan dan lihat Luki sudah di depan cermin lagi. “Kalo aku liat-liat ya Ki, kamu yang begini-nih kayak.. umm.. sugar daddynya cewek-cewek, yaa anak kuliahan?”

“Idih?”

“Serius. Kamu keren Ki. Aku yakin kamu bakal jadi rebutan cewek-cewek.”

“Apaan coba?”

“Ih, aku serius ini. Aku tiap hari liat kamu, tapi kayak baru hari ini aku liat kamu keren banget kayak gini Ki. Pake jas begini, diiket rambut begini. Stunning gitu, kayak model beneran.”

Our Healing Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang