Terror

2.5K 275 16
                                    

Ruang aula terasa penuh sesak dengan bisikan dan kecemasan. Para siswa Hogwarts berkumpul di aula utama tanpa terkecuali. Aku duduk di antara Draco dan the Golden Trio, jantungku masih berdebar cepat setelah kejadian sebelumnya.

Prof. Dumbledore berdiri di depan, wajahnya serius. Suaranya yang tegas mengalir ke seluruh aula, membungkam bisikan cemas yang bergema sebelumnya.

"Bellatrix Lestrange telah berhasil menyusup ke Hogwarts," ucapnya, langsung memotong semua praduga.

Kata-kata Dumbledore membuat napasku tercekat. Tubuhku terasa kaku dan pikiranku berputar membayangkan wajah Bellatrix yang penuh dengan kebencian itu.

Bellatrix merupakan ancaman berbahaya, dia adalah salah satu pembunuh berantai paling kejam di dunia sihir. Dan sekarang dia mengincar ku.

"Jadi semua siswa diwajibkan untuk tetap berada di aula ini hingga situasi benar-benar terkendali." Ia menjeda kalimatnya. "Para profesor sedang menyisir setiap sudut Hogwarts untuk memastikan bahwa Bellatrix tidak lagi bersembunyi di sini. Untuk sementara, kalian semua akan berada dalam pengawasan ketat kami. Harap ikuti instruksi tanpa pengecualian."

Kata-katanya diakhiri dengan nada yang final, tidak memberi ruang untuk penolakan. Ketegangan terasa semakin kuat, dan aku bisa mendengar beberapa siswa mulai berbisik pelan, menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Setelah pengumuman itu, suasana aula mulai mereda, tetapi rasa cemas tetap menggantung di udara. Para siswa perlahan mencoba menenangkan diri dengan berbaring atau berbicara dalam nada pelan. Aku memilih tetap duduk di tempatku, menggenggam tangan Draco yang dingin. Dia tidak pernah melepasnya, bahkan sedetik pun sejak kejadian sebelumnya.

Ketika malam semakin larut, aku akhirnya berbaring di sampingnya. Dia tetap di dekatku, memastikan aku merasa aman. Draco menoleh sedikit, menatapku dengan mata yang masih menyimpan kekhawatiran. "Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu," bisiknya pelan, nyaris seperti sebuah sumpah.

Aku hanya mengangguk kecil, mencoba memejamkan mata meski rasa takut itu belum sepenuhnya hilang. Suara gumaman para siswa dan langkah-langkah ringan para profesor di aula menjadi latar belakang yang samar, hingga akhirnya aku perlahan terlelap, dengan tangan Draco yang masih menggenggam tanganku erat.


~🌸~


Aku terbangun di tengah malam yang sunyi, pikiranku tidak bisa berhenti berputar. Aku berbaring dengan mata terbuka, menatap langit-langit aula yang gelap. Suara lirih dari percakapan di sudut ruangan mulai menarik perhatianku.

"Anak itu dalam bahaya," suara berat Prof. Snape terdengar jelas meski ia berbicara dengan nada rendah. "Kita harus terus memperketat keamanan Hogwarts. Dari informasi terakhir yang kudapat dari Kementerian, dementor akan dikirim kemari karena Bellatrix belum ditemukan."

"Dementor?" Prof. McGonagall menimpali, suaranya penuh kekhawatiran. "Kuharap kehadiran mereka tidak mengganggu kenyamanan murid-murid. Kita juga harus memastikan untuk terus berdiskusi dengan Kementerian mengenai langkah-langkah berikutnya."

Hatiku semakin berat mendengar percakapan itu. Semua kekacauan ini terjadi karenaku. Bellatrix hanya mengincarku, namun kini seluruh sekolah ikut terancam. Aku merasa bersalah, sangat bersalah, karena tidak hanya diriku yang harus menanggung risiko, tetapi juga semua siswa di Hogwarts.

Saat aku masih terjebak dalam pikiranku, suara jeritan tiba-tiba memecah kesunyian.

"Tolong! Tolong kami!" Seorang siswi berlari masuk ke aula dengan wajah penuh air mata, napasnya terengah-engah. Semua mata langsung tertuju padanya.

"Temanku telah diserang! Kumohon, kau harus cepat! Dia sedang sekarat!" teriaknya histeris, membuat suasana aula yang sebelumnya hening menjadi kacau.

Prof. Dumbledore segera berdiri, wajahnya yang biasanya tenang kini dipenuhi amarah. "Bagaimana ini bisa terjadi?! Aku sudah menegaskan agar tidak ada yang meninggalkan tempat ini!" suaranya bergema di seluruh aula.

I (don't) HATE YOU | Draco x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang