Volume 1 : Satu Awal Chapter 3

297 16 0
                                    

Chapter 3 : Kembalinya Iblis Api

“ Rio, kenapa kita tidak memakai gerbang teleportasi saja ? “

“ Gerbang teleportasi di kota Baytar sedang diperbaiki. Karena itu, kita berjalan kaki saja. “

Reyna terus saja mengeluh karena panasnya jalan antara kota Kartan dengan kota Baytar.

“ Jangan mengeluh, Clara saja tidak mengeluh. “

“ Tentu saja dia tidak mengeluh, dia menggunakan sihir angin untuk membuat dirinya nyaman sepanjang perjalanan ini ! “

“ Ya… aku tidak bisa apa-apa soal sihir baru. Mau coba memakai lingkaran sihir ? “

“ Malas. Ribet. “

“ Ya sudah. “

Mereka meneruskan perjalanan diterik matahari tersebut.

“ Kenapa kamu tidak berbagi anginmu, Clara ? “

“ Reyna, bukannya aku tidak mau berbagi tapi sihirku ini memang kecil area penggunaannya. Namanya saja baju angin. “

“ Yang benar saja…. “

“ Kenapa kamu tidak membuat angin sendiri ? “

“ Bagaimana caranya ? “

“ Tembakkan saja apimu ke salah satu sisi maka angin akan berhembus. Coba saja. “

“ Baiklah. “

Rio yang mendengar percakapan mereka merasa khawatir.

“ Tunggu, sebaiknya kamu tidak melakukan itu ! “

“ Aku sudah gerah ! “

Dengan cepat Reyna menembakkan bola api ke arah langit. Rio hanya bisa terdiam melihat bola api itu. Dalam sekejap, angin mulai berhembus. Mereka meneruskan perjalanan. Setelah beberapa saat,mereka menyadari bahwa langit makin kelam.

“ Sial… “

Itulah gumaman dari Rio.

“ Kalian, cepatlah… “

Sebelum Rio menyelesaikan kata-katanya, hujan sudah mengguyur mereka. Clara tidak basah sama sekali karena sihir baju anginnya. Akan tetapi, Reyna mulai basah.

“ KENAPA TIDAK ADA YANG NAMANYA BAJU API  ? “

Cetus Reyna sambil berlari ke arah gua yang ada di depan mereka. Rio memberikan mantelnya pada Reyna.

“ Kalian jangan keluar dari gua itu ! “

“ Ha ? Memangnya ada apa ? “

“ Pokoknya menurut saja ! “

Reyna dengan cepat mengangguk diikuti Clara. Rio hanya diam saja dari yang dilihat oleh Reyna dan Clara.

“ Kalian siapa ? “

Suara yang tiba-tiba itu mengejutkan mereka. Mereka melihat seorang pemuda dengan armor dan persenjataanya sedang duduk santai.

Tier 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang