Tiga (Keputusan)

1.4K 117 8
                                    

Abra menahan Keisya yang akan masuk lagi kedalam restaurant. Dan membawa Keisya ke sebuah taman yang tidak jauh dari restaurant tersebut.

"Gue pikir lo bercanda" lirih Keisya sambil membuat napasnya lelah.

Abra menggelengkan kepalanya, "Gue juga sama kayak lo. Awalnya gue gak yakin kalau dia Fajri, kenyataan menampar diri gue sendiri" ucap Abra yabg ikut duduk disamping Keisya menatap kearah jalanan yang lumayan ramai.

"Sejak kapan lo tau dia balik?" Tanya Keisya menatap Abra penasaran.

"Ceritanya panjang. Yang jelas dia selama ini tinggal di Singapura untuk pemulihan"

"Singapura?"

Abra menganggukan kepalanya, "Iya gue gak tau pasti. Kali ini dia gak seterbuka dulu sama gue"

Keisya menganggukan kepalanya mengerti. "Bra, kenapa hati gue sakit dia deket sama cewek lain. Bukan hanya itu hati gue juga hancur saat dia bentak gue. Padahal awalnya gue mau banget ketemu sama Aji gue pikir karena khawatir dan hanya memastikan kalau dia gak kenapa-kenapa"

"Lo sekarang juga berubah ya Sya" Abra menatap Keisya dengan tatapan kagumnya.

"Berubah gimana?" Tanya Keisya tak mengerti.

"Lo sekarang lebih tegar, gak kaya dulu gampang banget nangis dan manja"

Keisya hanya tersenyum, terkadang ia suka malu bila mengingat masa lalunya. Ia mengakui bahwa dulu ia sangat buruk dalam menghadapi masalah.

"Gue cuma gak mau memperlihatkan kehancuran gue aja sih."

"Padah-" ucapan Abra terhenti karena tatapan nya yang melihat Fajri baru saja keluar daru restaurant sendirian. "Sya lo gak mau coba buat ngomong lagi sama Fajri?" Lanjut Abra.

Keisya langsung menatap Fajri, tanpa pikir panjang ia berlari menghampiri Fajri.

Abra hanya bisa diam, ia tahu bajwa Keisya sudah menanti Fajri dari lama. Makanya ia ingin Keisya mendapatkan jawaban atas apa pertanyaannya. Dan Abra berharap tak ada lagi kesedihan dalam diri Keisya.

"Aji! Tunggu!!" Keisya menahan pintu mobil Fajri yang akan tertutup.

Fajri menatap wanita dihadapannya ini dengan tatapan jengah.

"Aku mau ngomong sama kamu, bentar aja-"

"Gue sibuk" singkat dan nada ketusnya yang sangat melekat.

Keisya harus menahan dirinya menghadapi Fajri yang sekarang.

"Bentar aja yaa" mohon Keisya.

Fajri menyingkirkan tangan Keisya dari mobilnya lalu menutup pintu mobil dengan keras membuat Keisya refleks menutup matanya.

Setelah itu mobil yang ditumpangi Fajri melesat menjauh dengan kecepatan tinggi.

Keisya hendak menyusul Fajri dengan mobilnya tapi Abra menahannya. "Sya jangan dikejar. Percuma lo ngejar dia, kayaknya dia butuh waktu"

Keisya diam dan membenarkan perkataan Abra. "Gue harus gimana?"

Abra mengedikkan bahunya, "Lo salah kalau nanya itu sama gue. Lo tanya itu sama hati lo" ucap Abra sambil melihat jam yang berada dipergelangan tangannya. "Sya gue harus balik lagi ke Bogor"

"Lo punya nomor Fajri gak?"

"Gue kirim ke lo ya"

Keisya langsung menganggukan kepalanya.

"Ya udah gue tinggal gak papakan?"

"Iya gak papa, thanks ya Bra. Hati-hati dijalan"

"Ya udah gue balik ya" kata Abra menepuk bahu Keisya lalu melangkah pergi menuju tempat dimana mobilnya parkir.

          

Setelah Abra sudah tak terlihat lagi Keisya kembali masuk kedalam restaurant dan menghubungi Rena untuk menemaninya.

RENA

Ren
Lo masih ada kls?

Baru aja beres
Knp Sya?

Bisa temenin gue gak?

Bisa, dimana?

Restaurant A****

Oke, otw

Keisya langsung menyimpan Hpnya lagi. Dan menunggu Rena datang.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Rena sudah berada dihadapannya. Dan Keisya mulai menceritakan semuanya pada Rena.

"Jadi, tadi lo ketemu sama Fajri?" Tanya Rena

Keisya menganggukan kepalanya lemah.

"Gue gak percaya kalau dia kasar sama lo"

Keisya memutar bola matanya, menahan agar tidak menangis. "Tapi itu kenyataan nya Ren"

Rena menghembuskan napasnya kasar. "Gue yakin ada sesuatu yang buat dia berubah"

"Gue mau merubah sifat dia lagi Ren, gue gak sanggup liat dia yang sekarang"

Rena menatap sahabatnya tak mengerti "Gimana caranya?"

"Sama seperti dia yang menemani gue disaat gue hancur"

"Lo mau deketin Fajri gitu?!"

Keisya mengedikan bahunya, "Mungkin"

"Sya lo gak usah bego deh!"

"Aduh Ren jangan ngomel sekarnag please gue pusing bange!"

"Serah lo deh!!" Kesal Rena menghadapi sahabat yang keras kepala ini.

🌵🌵🌵

Kemarin Keisya tak bisa tidur nyenyak karena menunggu pesannya dibalas oleh Fajri, tapi tak ada balasan sampai pagi ini.

"Kusut amat muka lo" ucap Kevin lalu duduk di hadapan Keisya.

"Gue lagi gak lo isengin" ucap Keisya lemas.

"Lo kenapa? Sakit?"

"Siapa yang sakit, Bang?" Tanya Kenan dan duduk di tempatnya biasa.

"Enggak ada kok Yah" jawab Keisya padahal yang ditanya Kevin.

"Ayo cepet makan sarapan nya, nanti pada telat!" Seru Rani dengan suara lantangnya.

Semua langsung memakan sarapan nya, "Oh iya Bunda sama Ayah hari ini berangkat ke Bali-"

"Bunda sama Ayah mau honeymoon lagi?" Tanya Kevin memotong perkataan Rani.

Kenan hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Kevin.

Rani lansung menggeplak kepala Kevin, "Kalau ngomong suka ngawur!!"

"Ampun Bun" ucap Kevin memohon dan membuat Keisya tertawa.

"Haha, marahain aja Bun. Emang kurang ajar" Keisya memanas-manasi Bundanya.

"Diem lo!" Ucap Kevin sambil menatap Keisya tajam.

"Sudah-sudah lanjutkan sarapan nya. Lagian Ayah sama Bunda disana gak akan lama kok, cuma seminggu" ucap Kenan menengahi.

"Seminggu Yah? Gak lama?" Tanya Keisya sambil memelototkan matanya.

"Ayah disana ada kerjaan, Bunda sebagai istri yang baik harus menemani suami. Bunda ada tugas untuk kalian berdua, kalau Abang sih udah biasa urus kantor Ayah, kamu Sya harus cek minimal satu minggu sekali ke Toko kue Bunda ya!"

"Bun tap-"

"Ini perintah! Bunda gak nerima penolakan!"

"Ya udah deh iyaa" Keisya hanya bisa menurut saja, "Ya udah Keisya berangkat kuliah dulu" lanjutnya lalu bangkit dan memeluk Kenan.

Kenan heran tak biasanya "Tumben pasti ada maunya"

"Ish Ayah, soudzon mulu" cibir Keisya dan mengeratkan pelukan nya, "Ayah Keisya mau bilang makasih karena sudah menjadi pria terbaik yang Keisya kenal. Dan Ayah udah menjadi super hero bagi Keisya. Keisya sayang Ayah"

Kenan mencium puncuk kepala Keisya "Dimata Ayah kamu tetap anak kecil yang manja"

"Gak sayang Bunda?" Tanya Rani.

Keisya tersenyum lalu menghampiri Rani dan memeluknya, "Keisya juga mau bilang makasih, karena Bunda Keisya gak butuh alarm. Suara menggelegar Bunda sudah menjadi alarm alami"

"Sya!!"

"Canda Bunda. Tapi serius Bunda gak ngebangin tapi Bunda masak di dapur aja Keisya bisa bangun"

"Lah iya Bunda kan masak kayak lagi perang" sambung Kevin yang berakhir mendapat cubitan maut.

"Bercanda kok Bun, Bunda adalah seorang ibu yang sempurna. Bunda bisa bagi waktu antara karir dan keluarga, Keisya salut sama Bunda. Dan makasih ya Bunda sudah melahirkan Keisya.. Keisya sayang Bunda" ucap Keisya dengan mata yang sudah berair.

"Malah nangis udah sana pergi nanti telat"

"Bunda anaknya lagi memghayati gini malah diusir"

"Udah sana nanti telat"

"Buahahaha" Kevin menertawakan Keisya.

Keisya memutar bola matanya dan langsung pergi meninggalkan rumah dengan kesal.

🌵🌵🌵
Terima kasih telah membaca.

Maaf tipo dimana-mana.

26 Februari 2021

Febiyolla Fn

About Us And Him 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang