14. Perasaan

4.6K 105 0
                                    

Dua hari Agatha dan Arka di Eropa, tadi pak Joni sempat menelfon nya dan memberi tau kalau dirinya sudah sampai di indonesia, merebahkan tubuh kecilnya di ranjang dan memainkan ponsel sampai dia kini mendengar suara pintu terbuka, dia hanya diam karna sudah hafal kalau itu adalah Arka, entahlah tapi bodyguard nya itu selalu pergi dan hanya berkata ingin ke apartemen para suruhan ayahnya untuk tetap mengawasi.

Agatha juga jenuh saat ingin pergi kemana mana harus di jaga dan di kawal, rasanya ingin menjadi bebas tapi sangat susah terlebih ayahnya juga melarang keras untuk bepergian sendiri,
"Nona sudah tidur"

"Apa"

"Tidak, saya pikir nona sudah tidur"
Arka langsung duduk di sofa dan merebahkan dirinya yang kelelahan, menghembuskan nafas letih dan menutup mata sejenak, "Arka kau tidur" panggil seseorang yang di Sahuti nya tanpa membuka mata, "Saya sangat lelah nona"

"Baiklah istirahat yang cukup" ucap Agatha pelan dan berjalan ke arah balkon, menghirup udara segar di pagi hari,tak terasa besok malam dia harus kembali ke indonesia dan kembali pada kegiatannya.
"Nona ingin berjalan jalan untuk besok" ucap seseorang secara tiba tiba dan membuatnya terkejut, "Kau membuatku terkejut"

"Maaf nona, bagaimana?apa nona mau mengelilingi negara ini,saya sedikit hafal karna saya pernah ke sini"
Agatha langsung menoleh ke arah Arka dengan raut terkejut, "Benarkah"

"Ya"

"Baiklah besok kita akan jalan jalan"

Tiga menit keduanya hening dan tidak saling berbicara,sampai Arka membuat topik dan bertanya kepada nona nya.
"Apa nona pernah mencintai seseorang"
Agatha langsung menoleh dengan alis terangkat satu,"Apa"
Arka langsung menegakkan badannya dan memasukkan tangan di saku celana, sangat cool dan keren menurut Agatha,
"Nona pernah jatuh cinta" ulangnya lagi yang di kekehi Agatha.

"Tidak,hanya saja waktu masa SMA aku menyukai laki laki,dia sahabat ku tapi aku tidak ingin menyukainya lebih dalam karna takut jika ayah akan menentang hubungan ini, aku di didik untuk menjadi pribadi yang formal dan wanita sukses"
Sungguh Agatha jika mengingat itu akan membuat hatinya sangat sesak,
Malas membahas masa lalu adalah hobi nya, "Jika kau" tanya nya kepada Arka.

"Saya pernah mencintai seseorang, bahkan dulu waktu saya berumur dua puluh lima tahun saya memiliki tunangan" seketika Agatha membulatkan matanya, "Benarkah?"
"Iya nona,tapi dia meninggal atas kecelakaan pesawat,dan di umur saya yang menginjak dua puluh delapan tahun ini saya masih enggan mengenali wanita lain, " Agatha langsung tertawa keras dan memukul bahu bodyguard nya, "Menikahlah kau sudah dewasa"

"Saya akan menikah dengan seseorang yang saya inginkan"

"Siapa"

Mata elangnya lalu menoleh tepat di mata biru Agatha sampai perempuan itu meringsut takut, dia lalu mengalihkan tatapannya dan berdeham agar kembali nyaman, "Masih pukul satu siang, bagaimana jika kita membeli sesuatu yang dingin Arka" pintanya tapi di acuhkan lelaki itu, tangan berototnya lalu menarik pinggang Agatha dan memeluk nya posesif.
"Arka" lirih Agatha dengan memejam saat bibir Arka mulai menciumi pipi nya dan mengendus untuk menghirup aromanya.

"Arka ay---?"

"Nona tidak menginginkannya kembali" ucapnya parau dan menghisap leher Agatha lembut, kemarin malam keduanya juga sangat kelelahan dan langsung tidur,tidak memperdulikan masing masing.
"Apa nona tidak ingin minta maaf atas bentakan nona kepada saya semalam hmm"
Agatha langsung mendongak dan menggigit bibir bawah menahan desahannya, "Stop?"
Bukannya menurut Arka langsung mendorong tubuh Agatha masuk dan memangku tubuh itu di pangkuannya, melumat bibir itu penuh nafsu dan meremas buah dada nona nya, Agatha sedikit kecil memberi akses dan memeluk leher tegap Arka dan membuka mulutnya,
"Hmppp"

Saat sudah mulai menikmati tiba tiba bel pintu kini berbunyi dan membuat pangutan mereka terlepas, Arka mengeram dan menatap Agatha, "Sebentar nona" titahnya dan bangkit setelah Agatha menyingkir dan dirinya langsung membuka pintu hotel, Agatha sempat bingung karna Arka berbicara cukup lama sampai dia kini mendapat pesan dan ternyata dari Bodyguard nya.

"Saya pergi keluar nona, maafkan saya"

Agatha langsung menutup wajahnya malu dan menendang kan kakinya di udara, kembali merutuki nasib dan merutuki kebodohannya itu,



















🌀🌀🌀


"Dimana laki laki itu pergi,ini sudah pukul delapan dan dia tidak pulang" jengahnya dan menatap ponselnya, dia sudah menelfon Arka lima belas kali, dia tidak bisa tidur karna tadi sempat terjadi mati lampu karna lampu di kamarnya eror, beruntung petugas hotel langsung datang dan menyigapi nya.

Saat dirinya tengah memejamkan mata dengan duduk di sofa, pintu hotel kini terbuka dan nampak sosok lelaki dengan baju acak acakan dan rambut kusut bahkan rambut depannya sudah panjang dan hampir menutupi mata,
"Hey tuan Arka Dirgantara yang terhormat, apa yang kau lakukan ini, kau astaga baumu?" Sinis Agatha dan segera bangkit lalu menghampiri Arka, dirinya spontan mundur saat mencium bau alkohol menyeruak kuat, "Kau---?"

"Sstt?" Matanya melotot saat Arka bertingkah aneh, bagaimana tidak jika lelaki itu tersenyum manis dan menutup bibirnya dengan jari telunjuk, "Hey, malaikat cantikku,eummmm nona Agatha ku?" Arka langsung memeluk tubuh Agatha dan menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri,
"Astaga kau pasti sudah sangat mabuk dan banyak minum?"

Agatha langsung membawa lelaki itu untuk duduk di sofa "Tunggulah di sini" saat dirinya hendak pergi, tangannya kini di tarik paksa sampai dia terjatuh di pangkuan Arka, lelaki itu langsung mengendus lehernya dan menghisap kecil, menjelajahi leher mulus Agatha dengan bibir ranumnya.
"Ahh"
Arka langsung meremas paha dalam Agatha mendengar desahan lembut itu, tangannya langsung menyingkap kemeja yang di gunakan Agatha dan melepaskan celana dalam wanitanya, Agatha langsung meremat Surai rambut Arka pelan dan membusungkan dada nya sampai berhadapan dengan Arka, "Dasar nakal" bisik nya dan melepaskan kancing kemeja nona nya, dengan berani Agatha memutar posisi menjadi berhadapan dengan Arka, yang tadi menyamping sekarang berhadapan mesra dengan saling menikmati,

Membuang kemeja itu di lantai dan melepaskan bra hitam yang masih melekat, Agatha kini tanpa sehelai benang meliuk-liukan badannya dengan sexy, mulut nakal lelaki itu langsung menghisap kuat dan bergantian, hingga dada nya kini di sentuh secara halus sampai dirinya mendesah,
Dia lalu menatap Agatha dengan kilatan penuh nafsu bahkan jakunnya sudah naik turun sedari tadi,








Arka AlvaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang