Chapter 43 🔓

35 6 6
                                    

Happy reading ^^


🕊️🕊️🕊️

Baiklah, aku akan melakukan tuk menjawab teka-teki tersebut.

🕊️🕊️🕊️

"Bisa kan?"

Cindy menimang-nimang sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ayolah, berilah kesempatan untuk si pejuang ini." Cindy mencibir dan memutar bola matanya malas.

Dasar bucin! Batin Cindy.

"Baiklah, kau boleh mengambil jam kerja tambahan." Final Cindy.

Wajah dengan ekspresi sumringah pun ditangkap Cindy dari Arsya.

Kalian masih ingat dengan Arsya, bukan?

Setelah mengucapkan terima kasih, Arsya izin berlalu untuk melaksanakan pekerjaannya. Jiwa-jiwa rajinnya sedang berkobar demi seseorang. Maksudnya, demi menutup jalan penyesalan untuk menjumpai dirinya.
























"Apakah kamu dengan Arsya sedang berkencan secara sembunyi-sembunyi?"

"Yakk! Dian kamu mengagetkanku tau!"

Dian hanya tersenyum geli melihat respon anak dari pemilik Cafe Rainbow.

"Sejak kapan kamu berdiri di sampingku?" Tanya Cindy dengan dengusan. Ia masih menetralkan detak jantungnya yang terguncang, akibat kelakuan sahabatnya.

"Bolehkah aku duduk di sini?"

"Tentu. Duduk saja."

"Aku nggak sengaja melihat kalian berdua berbincang dari luar cafe. Aku kira, aku menjadi pekerja pertama yang datang. Ternyata dugaan ku salah." Ucap Dian, setelah mendapatkan posisi duduk yang nyaman di kursi cafe.

"Seharusnya seperti itu, mengingat masih ada tiga puluh menit lagi untuk mulai bekerja." Tambah Cindy.

"Kalau aku boleh tau, dia berbicara apa padamu?" Dian penasaran.

"Aku nggak bisa memberitahu kamu, Di."

"Masih terdapat delapan belas menit lagi. Lagipula, ini masih di luar jam kerja. Please!" Negosiasi Dian dengan puppy eyes andalannya.

"Huh... Baiklah. Aku cerita, supaya kamu nggak menganggap aku dengannya memiliki hubungan khusus ya!" Cindy mengalah.

"Jadi, dia meminta tambahan jam kerja. Untuk mencapai misi dan tujuannya. Kamu tau kan apa?" Lanjut Cindy, diakhiri dengan pertanyaan.

Dian mengangguk kecil.

"Dia benar-benar seorang pekerja yang gigih," Dian memberi pendapatnya mengenai Arsya.

"Bukan! Dia benar-benar seorang bucin yang profesional!"

Dian tertawa, saat Cindy menukas pendapatnya.

🕊️🕊️🕊️

"Selamat siang. Mau pesan apa, kak?" Ucap Dian ramah.

"Saya mau pesan 1 blueberry cake, 1 red velvet cake, dan 1 coklat hangat." Balas si pelanggan.

"Dian?!"

Dian yang sedang mencatat pesanan, langsung mengangkat wajahnya.

"Kak Ara?!"

"Wah kamu masih mengingat ku! Aku tersanjung."

Ya, Kak Ara. Apa kalian masih ingat? Kak Ara ini yang ingin menerbitkan karya-karya Dian.

This FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang