9. Ketiga Kalinya

45.1K 7.1K 179
                                    

selamat membaca
______________________

Jika kalian penasaran apakah aku akan bersekolah, tentu saja jawabannya tidak.

Yah aku sih tidak masalah jika tak sekolah. Dikehidupanku sebelumnya hidup selama 19 tahun, 13 tahunnya aku gunakan untuk menempuh pendidikan. Jadi disini tidak sekolah pun tak masalah, justru aku malah senang.

"Oh iya Sean, akademi bangsawan kapan membuka pendaftaran siswa baru?"

Setahuku tahun ini para tokoh berumur 16 tahun. Itu artinya alur novel akan dimulai tahun ini.

"Satu bulan lagi"

Aku mengangguk paham. Itu artinya alur novel akan dimulai 1 bulan lagi. Tepatnya ketika semua tokoh novel bersekolah di akademi yang sama.

Andai saja aku bisa melihat satu per satu adegan, pasti menyenangkan sekaligus ngeri menjadi satu.

"Kapan kau mulai masuk ke akademi?"

"Mungkin 1 bulan lagi?"

"Kenapa lama sekali?"

"Entah, itu perintah dari sananya"

"Setelah sebulan itu, aku tak bisa bertemu denganmu untuk waktu yang lama ya?" murungku. Sedih juga kalau dipikir-pikir.

Akademi Wizzard itu berasrama. Jadi kesempatanku bertemu Sean hanya 6 bulan sekali.

Karena setelah enam bulan, siswa dipulangkan selama 3 hari agar bertemu dengan keluarganya. Setelah itu mereka harus kembali ke asrama lagi. Begitu seterusnya selama beberapa tahun.

"Jika ada kesempatan, aku akan menemuimu. Jadi jangan bersedih ya?"

👑👑

Siang ini, aku diutus oleh ibu Sean untuk pergi ke toko tanaman. Membeli bibit sayuran sekaligus bunga.

"Aduh!"

Aku terhuyung ke depan ketika seseorang menabrakku dari belakang. Kuusap tengkorak kepalaku yang terasa ngilu. "Hati-hati lah"

"Bisakah kau membantuku?" ucapnya tiba-tiba.

"Membantu apa?"

"Sembunyi"

"Tolong bicara yang jelas, jangan setengah-setengah aku tak mengerti"

"Argh dasar bodoh! Begini saja, nanti kalo kau melihat beberapa orang dengan pakaian pengawal mencariku, katakan saja kau tidak melihatku. Kalau kau tidak melakukannya lihat saja nanti!!" ancamnya.

Perempuan itu langsung sembunyi dibalik pohon besar yang tepat berada di sampingku.

"Kalau kau sembunyi disitu, ya jelas ketahuan lah. Yang pintar sedikit kalau mencari tempat sembunyi"

Masa sembunyi di belakang pohon? Kalau di hutan sih tidak apa-apa. Lah ini dipinggir jalan ramai loh. Disisi manapun pasti bakalan terlihat.

Kecuali jika dia memanjat.

"Terus aku harus sembunyi dimana?"

Sekarang malah aku sendiri yang bingung. Mataku mengedar ke sekitar.

Terjebak Peran FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang