Setelah misi membuntuti tuan 777 gagal kemarin, dan tidak menghasilkan apapun. Karena kegiatannya kemarin hanya minum kopi di pinggir danau, seperti anak ABG yang baru saja ditinggalkan oleh kekasihnya. Putus asa dan tak bergairah hidup.
Akhirnya keesokan harinya, aku memutuskan untuk mencari tau tentang Tuan 777 kepada pemilik gedung apartment.
Namanya Kim Seok Jin. Seorang business man muda, tampan, dan sangat ramah.
"Anyeong haseo Tuan Kim".
"Ada yang bisa aku bantu Nona Park?"
Tanya tuan Kim si pemilik gedung itu di ruang pemasaran apartment.Jika dilihat lihat, dia masih sangat muda, mungkin hanya selisih beberapa tahun lebih tua dariku.
Dia mempersilahkanku untuk duduk di sofa di kantornya, tanpa basa basi akupun duduk dan mengutarakan maksud dan tujuanku.
"Hmm sebenarnya tujuan ku kesini, aku adalah penghuni baru, dan aku ingin tau mengenai penghuni di kamar 777".
Pemilik gedung nampak terkejut saat aku berkata tentang penghuni kamar 777.
"Apa maksudmu seorang pemuda tampan yang selalu sendiri?"."Benar, itu benar, dia orangnya".
Jawabku cepat, tuan Kim mengangguk.Sudah kuduga, pria itu pasti mudah sekali dikenali, karena kepribadiannya yang tak biasa dilingkungan itu.
"Apa yang kamu mau tau tentangnya? Aku tidak bisa memberikan banyak informasi, karena itu privasi".
Ahhh sial, ternyata tidak semudah itu untuk merayunya. Jangan jangan aku tidak bisa meminta asal usulnya.
"Hmm. Aku hanya ingin tau pekerjaannya dan namanya".
Ucap ku sambil mencoba sedikit lagi merayu agar dia memberikan informasi tersebut padaku.Sepertinya rayuan sederhanaku masih ampuh untuk menggoda, Tuan Kim tersenyum lalu bangkit dan mengambil beberapa document dari lemari yang berada di belakangnya.
"Ngomong ngomong kenapa kamu ingin tau pekerjaan dan namanya? Apa dia menganggumu akhir akhir ini?".
Tanya nya lagi lalu kembali duduk dan membuka document tersebut. Ketegangan lumayan terasa di ruang kantornya saat itu karena keingintahuanku."Ahhh tidak, bukan seperti itu. Hanya saja aku merasa seperti dia butuh teman. Jadi aku akan mencoba menjadi temannya. Tapi, bukankah aku harus tau asal usulnya terlebih dulu?"
Aku tertawa mencoba mencairkan suasana yang sedikit tegang diantara kami berdua.Meskipun Tuan Kim hanya membalasnya dengan tersenyum, tetapi dia akhirnya mau membuka sedikit informasi tentang pria itu.
"Baiklah, namanya adalah Jeon Jung Kook, usianya sekarang sekitar 30 tahun, dan dia seorang Freelancer".
Ucap Tuan Kim sambil terus menatap document ditangannya.Aku bergumam dalam hati.
Rupanya dia seorang freelancer, segala hal tentang Jungkook mulai terbaca sedikit demi sedikit."Apa maksudnya dengan Freelancer? Apa dia tidak punya pekerjaan tetap?".
"Hmm.."
Kim menggelengkan kepalanya sedikit, sambil membolak balikan lembaran document itu, Dan melanjutkan penjelasannya.".....Dia sudah cukup lama tinggal di apartment ini, mungkin aku belum memperbaharui datanya".
Dia terus membuka lembar demi lembar, namun dia tidak menemukan yang dia cari.''Ahh begitu rupanya, kalau begitu aku rasa informasi itu cukup sebagai awal pertemanan kami. Setidaknya aku tau berapa usia dan apa pekerjaannya''.
Aku lalu berpamitan dengan Tuan Kim, yang tiba tiba mencoba lebih akrab denganku. Terlihat jelas, kini dia yang sedang mencoba merayuku.
''Kapan kapan, kamu bisa datang kesini lagi dan menanyakan hal lain''.
Ucapnya sambil tersenyum sesaat sebelum aku melarikan diri dari hadapannya.Aku tidak ingin berlama lama disana.
Meskipun tidak sebanyak yang aku harapkan, tetapi setidaknya aku mendapat informasi tentang nama dan pekerjaannya.
Jeon Jung Kook, usianya 30 tahun, dan pekerjaannya masih tidak jelas.
Tapi jika diingat ingat, aku memang tidak pernah melihatnya pergi untuk bekerja. Yang biasanya berangkat dipagi hari, dan kembali di sore atau malam hari.
Dia selalu keluar dengan pakaian santai, dan waktu yang sangat flexible. Dia bisa pergi di siang hari, atau juga malam hari. Dan kembali ke apartment sesuka hatinya.
Apa dia benar seorang freelancer?
Tapi freelancer apa?Setelah mendapatkan informasi itu aku berpamitan dengan pemilik gedung dan segera berangkat menuju kantor.
Sesampainya di kantor, rekan kerjaku Park Jimin, dia adalah asistenku di perusahaan ini. Usianya lebih tua dariku, tapi aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan lebih tua. Aku menganggapnya seusia denganku. Haha.
Dia membawakan kopi dan beberapa lembar document ke ruanganku.
"Ji Hyo-ah, bagaimana dengan klien klien mu? Apa semuanya baik baik saja? Kamu terlihat lelah".
Tanya Jimin, terlihat jelas merasa khawatir padaku.
Bagaimana tidak aku menjadi kurang tidur dan lelah karena menyelidiki Tuan 777."Semua klien ku baik baik saja,... hanya saja...."
Dan tiba tiba aku teringat sesuatu. Jimin melihatku bingung."Jiminah, bukankah kamu pernah bilang pernah bekerja di kantor polisi? Melakukan penyelidikan dan mencari identitas tersangka atau hal semacamnya?".
Jimin terkejut mendengarnya.
"Hmm hmm iyaa, aku pernah bekerja seperti itu"."Kalau begitu bantu aku!!"
Lalu aku menjelaskan kenapa aku terlihat lelah, karena sebenarnya aku sedang mencari tau tentang seseorang. Rasa penasaranku membuat Jimin antusias mendengar ceritaku, dia seperti tertantang untuk membantuku.
"Itu hal yang mudah, kamu hanya perlu menunjukan padaku nama dan fotonya. Aku masih bisa mengakses data orang lain". Jawabnya seolah seperti udara segar berhembus di wajahku.
Aku tersenyum senang.Itulah Jiminku, selalu bisa diandalkan.
"Ngomong-ngomong, aku harus bertemu klien di ruang meeting 30 menit lagi, tolong siapkan ruangannya ya".
Pintaku pada Jimin sebelum mengakhiri pembicaraan kami, Jimin lalu dengan sigap melakukan hal yang aku minta.Bersabarlah Park Ji Hyo, sebentar lagi kamu akan tau identitas Jung Kook sebenarnya. Dan alasan dia berperilaku seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat Menikah (JJK x PJY) Lengkap ✅
FanfictionMemangnya kenapa jika seorang wanita terlambat menikah? Bukankah itu lebih baik daripada harus salah memilih pasangan dalam hidupnya? Sebuah Perjalanan cinta yang didambakan berjalan indah, namun malah menghancurkan hidup seorang wanita karena bert...