02

1.8K 180 42
                                    

Tolong, jangan buat aku semakin tertarik dengan dirimu.

~•~

Mungkin bisa tinggalkan komentar atau vote kalian.

"Hanjiiiiii!!!!"

Sebuah teriakan kencang memenuhi mansion besar keluarga Ackerman. Levi mengamuk karena mendapati dirinya terbangun di kamarnya sendiri.

Pikirannya berkecamuk membayangkan bagaimana tubuhnya bisa berpindah tempat dari sebuah hotel, menjadi tertidur di kamar pribadinya.

Ini pasti ulah wanita itu. Iya, dia adalah Hanji. Kakak perempuan angkatnya, yang dengan santainya mengusik kehidupan tentram seorang Levi.

Levi menyingkap selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, memakaikan kakinya sandal dan berjalan keluar dari kamarnya.

Dengan perasaan kesal di campur marah, Levi menuruni anak tangga mansion nya. Terdengar suara tawa Hanji yang menggema dari arah dapur.

Levi memasang ancang-ancang untuk mengamuk besar, dan melakukan pemanasan bila perlu memukul wanita aneh itu.

"Mata empat!" Panggil Levi kencang, membuat Hanji menoleh, bahkan dua orang lainnya juga menatap aneh kearahnya.

"Nah, Levi!" Ujar Hanji tersenyum lebar, kontras dengan wajah kaku adik angkatnya itu.

"Kau sudah bangun, Levi? Sepertinya kau pulang sangat larut kemarin malam," ujar Kuchel- ibu Levi.

Levi berdecih pelan, "Tanyakan saja pada anak pungut itu! Kenapa aku bisa berada di kamarku sementara aku hampir bermalam di sebuah hotel," adunya sembari menatap Hanji.

Mendapatkan tatapan bak pisau yang tajam, Hanji hanya mampu tersenyum lebar. Bahkan tak terlihat takut sedikitpun dengan pengaduan Levi.

Kuchel tersenyum geli melihat mendengar ucapan anaknya, "Seharusnya ibu yang marah padamu, kenapa kau pulang larut sekali? Bukannya kau tau jika ibu menyuruhmu cepat pulang, tega sekali membiarkan Petra menunggumu semalaman."

Melihat tidak adanya pembelaan dari sang ibu, Levi memilih untuk kembali ke kamarnya. Sial sekali karena sampai kapan pun dirinya tak mampu menaruh rasa benci pada sosok yang telah melahirkan dirinya itu, sebesar apapun rasa kesal yang di perbuatnya.

"Kak Levi?" Panggil seorang gadis, yang sejak tadi berdiam diri di sebelah Kuchel.

Levi menghentikan langkahnya.

"Apa kakak bisa menemaniku makan siang? A-aku ingin mengatakan sesuatu," ujarnya lagi, membuat Hanji diam-diam tertawa.

"Aku sib-,"

"Ahhhh Zeke! Tolong beri kabar pada sekretaris Levi untuk mengosongkan jadwalnya sampai malam nanti," ujar Kuchel memotong ucapan Levi.

Levi terkejut dan hendak memberi protes, "Apa yang i-,"

"Kau sudah tidak mau mendengarkan perkataan ibu ya?" Tanya Kuchel memasang wajah pura-pura marah.

Levi menggeleng, "Apa yang ibu katakan?"

Kuchel mendengus, "Pokoknya ibu tidak mau tau, kau harus menemani Petra makan siang. Bila perlu kalian harus pergi berkencan,"

"Ibu itu berlebihan," protes Levi.

"Nah, kau terima saja Levi! Jangan cerewet," celetuk Hanji membuat Levi tak mampu melontarkan protes apapun lagi.

"Ji-jika kak Levi tidak mau, a-aku bisa membatalkannya." Ujar Petra membuat Kuchel dan Hanji mengerutkan kening mereka.

You Deserve MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang