B i s m i l l a h
Ada kalanya dunia tak mengizinkan kita untuk bahagia
°°°
Tidak sesuai ekspetasi. Baru saja disebut sebagai hari yang baik bagi Nanta saat di kelas tadi, saat ini dirinya tengah terdampar dijalan bersama Raja.
"Lo gimana, sih? Ngajak gue jalan tapi mobil lo bisa mogok kayak gini," gerutu Nanta.
Tiba-tiba saja mobil Raja tak dapat dikemudikan. Mobil itu berhenti tanpa diminta. Mana jalanan cukup sepi dan sangat jarang kendaraan lewat berhenti ingin membantu mereka.
"Ya namanya juga musibah, gue ngga bisa ngehindar." Raja menggaruk tengkuk belakang. "Tapi dengan cara kayak gini kita bisa berduaan juga, kan?"
Nanta menatapnya sengit. "Gila. Lo masih bisa mikir yang kayak begituan disaat situasi lagi gini."
"Apa salahnya sih, Kinanta? Yang penting kita ngga ngelakuin apa-apa."
Seketika mata Nanta melotot sangat besar. Dia memasang ancang-ancang. "Lo ngga ada niatan mau ngapa-ngapain gue, kan?"
Raja mengedikkan bahu. "Kalo selama ini sih belum," ujarnya membuat Nanta menghembus napas pelan. "Ngga tau beberapa menit kedepan," sambungnya dengan mengedipkan sebelah mata.
Nanta hanya terdiam. Dia masih memikirkan ucapan Raja.
Raja yang memandang Nanta hanya bergidik geli. Dia berjalan mendekat. Terlihat secara perlahan kaki Nanta mundur, menjauhinya. Gerakan tubuh dan juga ekspresi wajahnya kentara sedang waspada.
"L-lo ngapain deket-deket?" tanya Nanta yang tak kunjung mendapat jawaban. "Ber-berhenti disitu atau gue teriak, nih."
"Teriak aja. Emangnya ada yang mau nolongin kamu?"
Bulu kuduk Nanta meremang. Jiwa bar-barnya seakan lenyap begitu saja. Ditambah sebuah seringaian yang diterbitkan oleh laki-laki itu.
Tiba-tiba tanpa bisa dicegah, sebuah tangan mendarat manis diatas kepala Nanta. Membuat sang empu memejamkan mata dan merasakan sebuah elusan lembut.
Dengan takut, Nanta memberanikan membuka mata. Dia melihat Raja yang tersenyum manis kearahnya.
Raja memajukan wajahnya menjadi sangat dekat. "Gue bukan cowok pecundang yang suka ngerusak cewek." Raja memasukkan satu tangannya kedalam saku celana. "Gue bakalan milikin lo secara sah, mau itu agama ataupun negara."
Ntah rasa apa yang saat ini Nanta rasakan. Seperti ada sebuah desiran hangat yang menjalar pada tubuhnya. Sebuah kata-kata sederhana yang dirangkai menjadi kalimat yang sangat sempurna.
"Lo mau, 'kan nikah sama gue?"
Satu detik ...
Dua detik ...
Tiga detik ...
Raja angkat tangan. Gadis dihadapannya seolah enggan menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benar Kata Kakek [t a m a t]
Romance"Benar kata Kakek!" Raja Argantara. Seorang cucu yang awalnya merasa kesal pada sang Kakek. Ia harus menerima sebuah wasiat yang sangat konyol, baginya. Kinanta Zerapudja. Siapa sangka jika gadis yang awal mula hidupnya aman dan tentram, harus kaca...