Hari ini adalah hari dimana New akan melahirkan malaikat kecilnya. Dokter menyatakan bahwa tensi New sudah normal dan akan melakukan operasi pada New. New sangat bahagia sekaligus takut, bagaimana tidak? Ini adalah hal pertama kali yang New rasakan selama hidup, dia akan melahirkan malaikat kecilnya dan tanpa Tay disampingnya. Sungguh New hanya dapat berharap bahwa ia dan malaikat kecilnya selamat."baik bapak New, saya akan mulai bius yah, apakah bapak sudah siap?"
New mengangguk menandakan bahwa dirinya sudah siap. Dokter menyuntikan obat bius pada New, setelah beberapa menit New sudah tidak sadarkan diri. Dokter mulai membelah perut New dengan tangan yang begitu cekatan, mengeluarkan bayi laki-laki itu dengan penuh kehati-hatian.
Dua jam proses kelahiran bayi berlangsung dan dokter memberi kabar pada Oma dan Bibi yang menunggu dibalik pintu ruang operasi, bahwa proses persalinan berjalan lancar dan bayi dinyatakan sehat.
"bagaimana dok cucu dan cicit saya? Mereka selamatkan?"
"bayi lahir dengan selamat bu, tetapi"
"tapi apa dok?" tanya Oma dengan cemas.
"keadaan bapak New sangat kritis, saya sudah melakukan yang terbaik, hanya mukjijat saja yang bisa kita harapkan untuk bapak New"
"kenapa bisa kritis dok, bukannya dokter sudah bilang kalau tensi bapak New sudah normal, kenapa sekarang malah kristis?" tanya Oma yang masih menginginkan penjelasan dokter.
"Oke saya bu, lebih baik saya menjelaskan semua diruangan saya yah"
Dokter mengajak Oma untuk bicara empat mata diruangannya untuk menjelaskan apa yang terjadi pada New.
"jadi begini Oma, pas Oma lagi keluar beli makan malam dikantin rumah sakit sama bibinya New, saya control tensi New itu memang masih tinggi, ya walau gak setinggi pagi kemaren saat Oma menemani New control kehamilan, New bertanya ke saya apakah tensinya sudah normal, lalu saya jawab masih tinggi dan saya menganjurkan New untuk minum obat tensi dan istirahat yang cukup. Saat saya ingin meninggalkan New tetapi New menarik tangan saya meminta untuk menyelamatkan bayinya, New meminta saya untuk mengoperasinya hari ini, saya sudah menolak karena ini akan sangat berbahaya dan New bisa meninggal, tapi New tetap beriskokoh dengan keputusannya, lalu saya berikan persetujuan hitam diatas putih sebagai tanda kalau ada hal buruk terjadi pada bapak New, keluarga bapak New tidak bisa menuntut saya ataupun rumah sakit ini, karena ini atas permintaan dari bapak New sendiri, maka dari itu kondisi bapak New saat ini sangat kritis dan New meminta saya untuk tidak memberitahukan Oma tentang ini, dia takut kalau Oma akan marah"
-DEG- Oma terkejut dengan penjelasan dokter, Oma merasakan sesak pada pernapasannya, merasakan pusing yang luar biasa, dan tidak dapat mengomtrol kesedihannya. Oma tau jika anak New itu adalah segalanya buat New, tapi jika New pergi meninggalkannya bagaimana dengan malaikat kecilnya New, bagaimana Oma bisa merawatnya sendiri. Seperti diterpa angin badai hati dan pikiran Oma saat ini, Oma ingin rasanya pingsan saat itu juga tetapi Oma segera berpikir jernih jika dia tumbang siapa yang akan menjaga New dalam masa kristis begini? Jika Oma sakit, bagaimana New bisa melewati masa kristisnya? Oma terus berpikir untuk menguatkan hatinya. Karena hanya kasih sayang Oma saat ini yang New miliki.
Oma keluar dari ruangan dokter tersebut, lalu menghampiri ruang UGD untuk menemani New, Oma meyakinkan dirinya kalau New pasti sadar, kalau New pasti membuka matanya hanya untuk melihat malaikat kecilnya.
Sedangkan dikediaman Tay, sore itu setelah kejadian New koma, Tay sedikit gusar saat mengerjakan pekerjaan kantornya. Entah apa yang dirasakan oleh Tay, tapi Tay merasakan hatinya sesak dan sakit seperti ada seseorang yang memanggil namanya dalam tangisan. Tapi Tay mengabaikan itu semua, dia mencoba untuk menenangkan pikirannya dan melanjutkan pekerjaannya.
Setelah pekerjaannya selesai Tay segera pulang, ya dia masih merasakan sesak di dadanya, dia melajukan mobilnya secepat mungkin takut jika sesuatu terjadi pada Mild, papah atau mommynya itu. Ternyata saat sampai dirumah Papah, Mommy, dan Mild sedang asik menonton tertawa gembira seperti biasanya.
"eh mas Tay udah Pulang?" Mild menghampiri Tay yang sedang ingin menaiki tangga menuju kamarnya.
"mmmm, iya mas udah pulang"
"kok tumben cepet, biasanya mas Tay lembur"
"iya mas lagi capek aja, mas keatas dulu yah mau isttirahat, nanti kalau makan malam sudah siap bangunin mas aja, mas tidur dikamar sebelah"
"oh dikamar New?"
"iya, mas lagi pengen istirahat dikamar New"
"yaudah mas istirahat aja, nanti Mild bangunin kalau makan malam udah siap"
Lalu Tay memasuki kamar New, semenjak bibi mengundurkan diri kamar New sama sekali tidak pernah dibersihkan, karena Tay yang meminta untuk pembantu rumah barunya untuk tidak memasuki ruangan itu, bahkan Papah Davan dan Mommy Wira dilarang oleh Tay untuk masuk ke kamar New. Tay hanya ingin ruangan ini tetap ada karena ia yakin kalau New akan kembali suatu hari nanti.
Tay masuk ke kamar New, membersihkan diri setelah itu merebahkan dirinya di ranjang New. Dia memeluk boneka polar milik New, mencium wangi yang sudah lama ia tak cium. Sungguh jika kalian bilang Tay tidak rindu, kalian salah besar! Tay merindukan Newnya, Tay merindukan wajah bayi New, Tay merindukan pelukan New, Tay merindukan semua hal tentang New.
"New, kamu dimana? Mas Tay kangen, ijinin mas Tay ketemu sekali aja sama kamu New, ijinin mas Tay jelasin semua ke kamu, kalau kamu bilang mas Tay gak cinta kamu lagi, kamu salah New, mas masih cinta bahkan sampai detik ini kamu masih selalu jadi alasan aku untuk bernapas, Mas Tay mohon mohon kamu pulang" lirih Tay dalam tangisan. "Tapi emang ini semua salah gue!!!! Gue yang minta New buat berjuang untuk bersatu tapi malah gue yang ninggalin dia!!! Lo bego Tay, lo tolol Tay!!! Lo ninggalin orang yang lo cinta!!! BEGO!!!" sambil memukul mukul boneka milik New, Tay mengomeli dirinya sendiri.
Bagaimana bisa Tay bisa seegois itu ketika dia melukai hati New tetapi meminta New untuk kembali kerumah, untuk apa? Apakah bermaksud untuk menyakiti hati New lebih dalam? Bukankah kepergian New harusnya menjadi kebahagiaan untuk dirinya? Ayolah Tay jangan egois, New berhak bahagia tanpa kamu. Kamu membuat New jatuh cinta kepadamu dengan sempurna tetapi kamu menghancurkan hatinya dengan sempurna juga. Mau seperti apalagi kamu menyakiti New? Apakah belum puas dengan semua hal yang terjadi?
Makan malam sudah tersaji Mild membangunkan Tay dengan menejan bel pintu kamar New. Tay membukanya dan segera keluar menuju ruang makan bersama Mild. Diruang makan sudah ada papah Davan dan mommy Wira yang menunggu keduanya.
Mereka pun menikmati makan malam sambil bercerita tentang hari ini. Sampai dimana pertanyaan mommy Wira membuat Mild dan Tay kaget.
"Mild, kenapa kamu belum hamil? Ini sudah hampir 5 bulan kalian nikah loh"
"mmmm, i-iya mom, Mild juga gak tau"
"mom, apasih kok jadi bahas anak?" ketus Tay.
"ya mommy sama papah kan mau punya cucu, yakan mas?" tanya Wira pada Davan lalu dibalas oleh anggukan kecil oleh Davan.
"ya inikan baru 5 bulan aku nikah sama Mild mom, ada kok yang nikah ampe 1 tahun, 2 tahun bahkan 5 tahun baru punya anak, yaudahlah sedikasihnya aja, jangan teken Mild kaya gitu mom"
"Mommy gak neken Tay, mommy cuma nanya"
"tapi pertanyaan Mommy itu buat aku sama Mild sensitif tau"
"udah udah, kenapa jadi debat sih, mommy Mild usahain yah supaya mommy dapet cucu dari aku, papah sama mamaku juga udah sering teleponin aku nanya aku udah isi apa belum, jadi aku juga udah terbiasa Tay sama pertanyaan mommy barusan"
"tapikan Mi-"
"gak ada tapi tapi, sekarang udah abisin makanannya, mommy juga yah" Mild memotong ucapan Tay dan menengahi Tay.
Sedang asik mereka makan malam, saat Tay ingin minum air putih dari gelas yang ada disamping kanan piring. Gelas itu lepas dari genggaman Tay secara tiba-tiba, perasaan tak enak tadi muncul kembali, bahkan ini lebih parah dari yang ia alami dikantor. Seakan ada sesuatu buruk terjadi dengan seseorang, tapi siapa? Tay mencoba menahan rasa sakitnya didada tersebut.
"astaga mas, kamu kenapa?" tanya Mild khawatir.
"tayyyy, kamu gapapa nak? Muka kamu pucet banget sayang" ucap Wira.
"mom, Tay susah napas, dada Tay sakit banget mom"
"yaudah, yaudah kamu istirahat aja ke kamar, masih sanggup naik tangga?" tanya Davan.
"masih kok pah, yaudah Tay istirahat dulu yah"
"aku anter ke kamar ya mas"
"gak usah sayang, kamu abisin aja makanan kamu, aku istirahat dulu yah"
Setelah kejadian itu Tay pergi kekamarnya, ya kamar dirinya bersama Mild, mengatur deru napasnya serta detak jantungnya. Tay semakin merasa sesak, dia tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya namun hati kecilnya memanggil nama New.
"New, mas Tay berharap kamu baik-baik saja, apapun yang kamu jalani sekarang, mas berharap kamu baik baik aja New, mas Tay mohon!" lirihnya dalam hati.
-Rumah sakit-
Oma menemani New diruang ICU, dia duduk dibangku yang disediakan rumah sakit disamping ranjang New. Oma menggenggam tangan cucunya, berdoa terus menerus dalam hati suapaya cucunya membuka mata. Mata Oma terus memandangi wajah bayi cucunya tersebut sebentar bentar menengok kearah monitor detak jantung New. Oma sangat khawatir dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi pada cucunya tersebut.
"New, sebegitu sayangnya kamu sama pluem? Sampai kamu mengorbankan nyawamu untuk anakmu? Kenapa kamu mengikuti jejak bundamu sayang? Kamu bilang, kamu gak mau pluem ngerasain apa yang kamu rasain, tapi apa ini? Hah? Oma udah kehilangan putri Oma yaitu bunda kamu, haruskah Oma kehilangan kamu lagi? Kamu satu satunya keluarga Oma New, Oma mohon buka matamu" Oma terus saja berbisik pada New, meminta New untuk membuka matanya.
Namun Tuhan berkata lain, monitor detak jantung New sudah menandakan garis lurus, dokter sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi nyawa New tak terselamatkan. Pada Jam 7 malam New dinyatakan meninggal oleh doker, membuat Oma dan bibi menangis histeris. Oma dan bibi tidak menerima kepergian New, bagaimana bisa New pergi meninggalkan pluem, dia berjuang mengandung pluem tapi perjuangannya sia-sia. Walau pluem lahir dengan selamat kedunia tetapi tidak dengan keselamatan New.
-TAMAT-
Bohong denggggggg, wkwkkwkwkwk serius amat tenang tenang masih ada lanjutannya kok. Maaf part ini New harus meninggal aku juga sedih pas ngetiknya woiiii tapi aku akan membuat suatu keajaiban, tunggu part selanjutnya jangan lupa share, comment and rate,jubjub🙏💙