"Kenapa, San?" Tanya Jungkook khawatir berjongkok di hadapan Jeongsan.
"Anu San sakit, Appa.. Kejepit.." Lirih Jeongsan wajahnya sudah memerah kesakitan.
Jungkook ingin tertawa mendengar ucapan Jeongsan. Tapi, melihat anaknya yang kesakitan membuatnya merasa kasihan. "Duduk tegak! Tarik nafas.." Jeongsan mengikuti instruksi Jungkook. "Buang.."
"Huftttt..."
"Gimana?" Tanya Jungkook memegang bahu Jeongsan.
"Eum, maaf ganggu, nih.. Bisa bantuin Omi dulu nggak? Be-berat semennya." Celetuk Jeongmi masih duduk di atas motor memangku semen.
Jungkook dan Jeongsan menoleh, lalu dengan gerakan cepat Jungkook bangkit mengambil semen itu dan menurunkan Jeongmi. "Jangan di lepas, Appa." Cegah Jeongmi kala Jungkook ingin melepas pegangannya.
"Kenapa?" Tanya Jungkook bingung dengan apa yang terjadi.
"Kaki Omi mati rasa." Ucapnya memeluk Jungkook.
Jungkook menghela nafas pelan. Jungkook menggendong Jeongmi ala koala, membawanya ke halaman belakang agar Hyera memijat kaki Jeongmi.
"San, bisa jalan?" Tanya Jungkook sebelum pergi.
Jeongsan tak menjawab, ia malah naik ke punggung Jungkook, membuat Jungkook yang belum siap itu oleng kebelakang. Peka, Jeongsan langsung menurunkan kakinya agar Appa-nya tak jatuh. Setelah merasa aman, Jeongsan kembali naik dengan sedikit berhati-hati. Jeongmi ia gendong di depan, dan Jeongsan di belakang. Dasar anak tak tau diri!Untung Jungkook kuat, masih bisa mengangkat beban seberat Jeongmi Jeongsan.
"Nyeri, Appa." Sendu Jeongsan.
"Ilihhh, alasan!" Kesal Jungkook berjalan ke taman belakang sembari menggendong dua anak tuyul.
Setelah sampai, Jeongsan turun berlari kearah Hyera yang sedang memotong daun penghalang pandangan bunga kesayangannya. Jungkook yang melihat itu melotot geram. Ia di permainkan oleh anaknya sendiri.
"EOMMA!" Jeongsan menepuk kuat bahu Hyera dari belakang.
Ctak
"Omaigatttt! Maap, Eomma..." Sesal Jeongsan kala melihat Hyera memotong bunga mawar nya karena terkejut.
Hyera menoleh kebelakang dengan wajah merah padam dan nafas naik turun. "JEONG-SAN!!!!!" Teriak Hyera yang langsung memukul Jeongsan membabi buta menggunakan sapu lidi.
"Awwww! Ampun, Eomma.. Nggak sengaja.." Pekik Jeongsan terus berlari menghindari Hyera.
"Ini namanya daun, ini bunga, ini tanah--"
"Awas aja ya, Appa, Omii!" Marah Jeongsan melihat Jungkook dan Jeongmi sengaja mengalihkan perhatiannya seolah tak melihat apa-apa.
Jeongmi Jungkook terkekeh pelan. "Kenapa bunga Eomma banyak uletnya? Makan-makan bunga Eomma lagi. Nakal banget!" Ucap Jeongmi menunjuk ulat yang sedang makan daun bunga.
"Uletnya natalan, ya?" Goda Jungkook.
"Ih! Jangan ungkit masa lalu! Masa lalu Omi tu paitttttt, banget. Ngomong apa, dengernya apa." Kesal Jeongmi.
"Siapa suruh cadel! Mana lama banget cadelnya. Sampai umur tujuh tahun masih nggak jelas ngomong apa." Ejek Jungkook.
Dulu Jungkook sempat takut karena Jeongmi tak bisa berbicara dengan jelas sampai umur tujuh tahun. Jungkook membawa Jeongmi ke dokter takut kalau ternyata Jeongmi tidak bisa berbicara jelas karena lidahnya yang pendek. Kalau di bawa ke dokter kan bisa minta sambungin lidah agar panjang. Batin Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Appa ~JJK [On Going]
Humor[Squel The Perfect Husband] 'Sekarang bukan hanya istriku yang menjadi prioritasku. Tapi, sekarang kedua anakku juga menjadi prioritasku. Keluarga kecil yang begitu sempurna setelah hadirnya putra dan putri kecilku.' Jjk • "Itu, Oppa! Ulet na natal...