- GERAL - 33

339 24 2
                                    

"Orang terdekat adalah orang yang paling berpotensi untuk menusuk kita dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang terdekat adalah orang yang paling berpotensi untuk menusuk kita dari belakang."

- Someone -

***

"Naura?"

Reva hanya mematung dan menatap tak percaya saat melihat Naura-lah orang yang dimaksud oleh Erlan. Jantung Reva sudah berdebar kencang, ia mematap Erlan dengan pandangan tak percaya.

"Lo bercanda, Lan? Mana mungkin Naura! Gue nggak percaya!" bantahnya tak terima. Karena memang, Naura adalah sahabatnya yang paling pendiam dan polos di antara mereka berempat—dirinya, Naura, Aurel, juga Alsya. Tidak mungkin jika Naura melakukan hal itu kepadanya.

"Gue tahu lo nggak bakal percaya, Rev. Tapi maaf, gue punya buktinya." Erlan menatap Naura dengan tajam, tangannya ia sodorkan ke hadapan Naura. "Mana?" tanyanya penuh arti.

Naura yang sedari tadi hanya tertunduk, dengan ragu memberikan ponsel miliknya kepada Erlan. Erlan menerima dengan senang hati, ia langsung memberikan ponsel itu kepada Reva.

Mata Reva berkaca saat di layar ponsel Naura menampilkan isi chatting Naura dan seseorang yang sangat ia kenali.

Kak Gardian

Naura Send a video

Naura nemuin hp Erlan di taman belakang sklh dan nggak sengaja liat video itu kak

Kk Gardian boleh minta tolong sama Naura?

Boleh
Dengan senang hati

Sebarin video itu

Kak Gardian...
Kenapa?

Kk Gardian minta tolong Nau
Naura tahu apa yang buat kk Gardian ngelakuin itu
Tolong ya...

Iya kak

Makasih Nau
Kkk sayang kamu

Nau juga sayang kak Gardian
Lov u

"Naura ... ini ... apa?" Suara Reva bergetar, matanya sudah basah tanpa bisa ia cegah. Ia mendongak, menatap Naura dengan tatapan kecewa yang berusaha keras ia samarkan.

"Hubungan lo sama Gardian ... apa? Kenapa lo lakuin ini, Nau?" tanya Reva beruntun.

Naura yang ditanya hanya bisa menangis dalam diam. Ia tahu ia salah, tapi ... ia tak bisa menolak.

Erlan yang melihat itu jadi tersenyum miring, pandangannya tak lepas dari Naura yang saat ini masih tak mau mengangkat kepalanya.

"Kalau aja gue nggak mergokin mereka yang berduaan dalam mobil di depan gerbang sekolah, gue nggak bakal punya inisiatif buat meriksa ponsel Naura," jelas Erlan.

Erlan menghela napasnya, pandangannya beralih ke arah Geral yang masih tertidur pulas di sana. "Gue hampir salah paham sama bang Geral. Ternyata setelah gue cari tahu ... Dia bukan bang Geral, melainkan kembaran bang Geral."

Pandangan Erlan kembali beralih ke Naura. "Dan cewek ini, udah buat nama baik bang Geral tercemar di sekolah ini. Sok polos! Padahal apa?! Cuma cewek yang nggak tahu malu!"

"ERLAN! CUKUP!" Reva berteriak marah, ia meraih tubuh Naura yang bergetar hebat karena ketakutan. "Naura emang salah, tapi lo nggak harus bicara kasar kayak gitu!"

Erlan tertawa keras dan menggelengkan kepalanya tak percaya. "Lo emang terlalu baik jadi cewek, Rev. Dia udah khianatin lo, tapi masih lo bela. Sekarang terserah lo mau apa, yang terpenting di sini gue udah nepati janji gue."

"Ah, satu lagi. Gue minta maaf, seharusnya gue nggak ngerekam apa yang seharusnya nggak boleh direkam. Gue cabut!"

Setelah mengatakan itu Erlan berlalu pergi dengan membanting pintu rooftop dengan keras.

Reva menarik napasnya dalam-dalam, menghilang rasa sesak yang ia rasakan. Ia mengusap lembut kepala Naura, "Udah, gapapa. Erlan udah pergi kok, Naura tenang ya ..." ucapnya berusaha menenangkan. Memang, selama ini ia sudah menganggap Naura seperti adiknya sendiri karena sifat polos dan lugu Naura.

"Ma-maafin Naura, Rev ... hiks, Na-Naura terpaksa ngelakuin itu ... Naura—"

"Sstt! Udah, gapapa, udah Reva maafin kok. Naura tenang dulu, baru nanti cerita, ok!"

***

Di dalam mobil yang terparkir tak jauh dari gerbang sekolah SMA Braga Jaya, pandangan Geral menatap lurus ke arah mobil yang baru saja berhenti di depan gerbang sekolah.

Dari sana ia bisa melihat keberadaan Gardian yang ada dalam mobil, tak lama Naura terlihat dan memasuki mobil itu.

Memang, Geral mendengar semuanya. Awalnya ia memang tertidur karena rasa nyamannya bersama Reva. Namun, saat mendengar keributan, ia terbangun, hanya saja ia memilih untuk menjadi pendengar dan berpura-pura tak tahu apapun.

"Reva ... Sebenarnya Kak Gardian itu kakaknya Naura."

"Dua tahun lalu Papa Naura ngangkat Kak Gardian jadi anaknya. Tapi Kak Gardian pernah cerita ke Naura, kalau Papa ngelarang Kak Gardian buat cerita ke dua saudara Kak Gardian, yaitu Geral sama Gisha. Sebagai gantinya, Papa yang biayain kehidupan Geral sama Gisha melalui Kak Gardian."

"Kak Gardian baik, ramah, dan ceria. Dia sayang banget sama Geral dan Gisha, sama Naura juga. Tapi setelah Gisha meninggal, Kak Gardian berubah. Kak Gardian jadi pendiam, jarang senyum, dan kadang dingin. Kak Gardian juga sering nggak pulang ke rumah."

"Naura pernah sekali ngikutin Kak Gardian, ternyata Kak Gardian ke rumahnya sendiri. Tapi yang Naura liat, Kak Gardian malah berantem sama Geral. Dan nggak lama setelah itu, Naura nggak sengaja nemuin flashdisk di meja belajar Kak Gardian. Karena penasaran, Naura liat isi flashdisk itu. Ada satu video yang ada di sana, dan video itu ngejawab semua rasa penasaran Naura atas perubahan sikap Kak Gardian dan penyebab pertengkaran antara Kak Gardian sama Geral."

"Ma-maafin Naura, Reva. Naura cuma bisa cerita itu aja, Naura takut Kak Gardian nanti marah kalau Naura cerita semua."

Cerita Naura di rooftop tadi terngiang dan saling bersahutan di kepala Geral. Jadi, selama ini Gardian membohonginya dan Gisha? Memang, dulu, setiap hari Gardian selalu membawa uang banyak saat pulang ke rumah. Jika ditanya dari mana uang itu, Gardian selalu menjawab bahwa uang itu merupakan hasil kerjanya.

Dan untuk flashdisk yang Naura maksud ... apakah ada hubungannya dengan kepergian Gisha?

Geral menghela napasnya kasar. "Ada berapa banyak lagi hal yang lo sembunyiin dari gue, Gardian?"

Ia menatap dirinya sendiri dari spion mobil. "Lo buat gue jadi kakak yang nggak berguna," ucapnya sambil tersenyum kecut.

=================================================

Nah loh😌! Dahlah🔥
Btw, untuk masalah ini bakal nyambung sama cerita "ERLAN" nanti (masih lama, nunggu "GERAL" selesai dulu, terus lanjut "JEVON").

Di cerita ini nggak bakal dijelasin secara detail bagaimana dan kenapa hp Erlan bisa ada di taman belakang dan kenapa Erlan sampai marah sebegitunya sama Naura. Karena kalau dijelasin nanti bisa-bisa tokoh utamanya berubah lagi😌 Anggap aja ini cuma spoiler kecil buat cerita "ERLAN" yang akan datang—kapan-kapan, hehe😅

Udah ah, bye🔥

See you next chapter 👋
Moga suka yak, jan lupa votment-nya 😊

Follow my IG : @alungputri_06

♥HAPPY READING♥

GERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang