CHAPTER 1

890 7 0
                                    

    Gemerlap malam itu tak menyurutkan gerakan sang lelaki diatas tubuh indah wanita yang ia bayar. Tubuh kokohnya sangat menggoda, bahkan wanita itu rela tak dibayar untuk kepuasan duniawi ini.

"Ahhh-" desah sang wanita.

Seketika gerakan lelaki itu semakin kasar, wajahnya mengeras dan sorot matanya semakin tajam. Wanita itu baru saja mendesah, hal yang paling lelaki itu benci.

"Kau melanggar janjimu," ucap lelaki itu pada wanita dibawahnya.

"Ma-maaf," suara wanita itu tersendat karena gairah dan bagian bawahnya yang seakan robek karena kerasnya lelaki itu bergerak.

Waktu berjalan terasa lama untuk dua anak adam yang sedang berlomba untuk dosa itu. Sampai pelepasan yang mereka harapkan teraih juga pada akhirnya.

Lelaki itu segera membersihkan tubuhnya dan membuang kondom bekas pakai. Segera ia memakai kembali bajunya dan menaruh cek di nakas.

Lelaki itu mendekati si wanita dan membuka mulutnya, menaruh pil di mulut itu dan memberinya air putih yang tersedia di nakas yang sama tempat ia menaruh cek.

Lelaki itu hanya ingin main aman, ia tak mau tiba - tiba seorang wanita datang padanya dengan anak. Wanita adalah hal merepotkan untuknya.

Tanpa ucapan terimakasih, lelaki itu pergi. Keluar dari pintu VVIP diikuti pengawalnya yang sejak tadi berjaga di dekat kamar itu. Ia merapikan jas mahalnya dan berjalan dengan angkuhnya.

Tak ada senyum, tak ada wajah lembut, hanya sorot mata setajam elang dengan wajah tegas dan tubuh berotot. Rupawan tetapi mematikan, begitu julukan yang ia dapatkan

Aldebaran Bumi Wardhana. Nama itu ia dapatkan dari ibu dan ayah angkatnya. Nama baru yang merubah kehidupan kelamnya.

Bara, sapaan yang ia dapatkan. Lelaki 30 tahun itu adalah seorang pebisnis yang namanya bisa diperhitungkan di asia. Bisnis yang ia tekuni seperti hotel, resto, dan club malam selalu menjadi primadona kelas atas. Dan saat ini ia akan merambat ke bisnis dunia teknologi bekerja sama dengan billioner asal Jerman.

Sejak 2 jam lalu ia datang untuk rapat di salah satu clubnya ini, kemudian usai dan ia bertemu dengan wanita muda yang tadi ia tiduri. Bahkan wanita antri untuk tidur dengannya.

Langkahnya terhenti ketika menemukan pemandangan seorang gadis yang tengah memecahkan tiga botol minuman mahal yang diimpornya langsung dari prancis.

Bara mendatangi gadis bertubuh sexy dengan rambut yang diikat memperlihatkan leher jenjangnya. Seketika wajah marah Bara terpampang nyata didepan gadis itu.

Gadis itu tahu siapa Bara, bos besar pemilik tunggal club malam ini dan semua yang tersebar hampir di setiap kota besar di negara ini.

"Ma-maafkan saya, tuan. Saya kurang fokus," ucap gadis itu pelan.

"Siapa namamu?" Ucap Bara dengan tenang.

"Jangan pecat saya, tuan. Saya akan mengganti dengan mencicilnya," ucap gadis itu yang masih menunduk karena takut.

"Siapa namamu?" Ucap Bara yang langkahnya semakin mendekat pada tubuh gadis itu yang menunduk dan gemetar.

"Cinta, tuan," ucap gadis itu lirih.

"Kau ikut aku," ucap Bara.

Tiba - tiba seorang wanita dengan wajah yang cantik dengan tubuh indahnya mendekat. Wanita dewasa itu menatap khawatir pada kekacauan yang putrinya buat.

"Maaf tuan ada apa ini?" Tanya wanita itu lembut.

"Aku hanya berpikir mungkin gadis ini bisa bekerja dirumahku," ucap Bara dengan tenang.

The Devil PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang